Pelemahan rupiah beberapa hari belakangan ini membuat IHSG terseok-seok. Alih-alih rally ke 53xx, IHSG malah nyungsep 4987 atau -2.19% dari titik puncak terdekatnya di 5103. Capital inflow yang begitu besar ternyata tidak cukup kuat buat mengerek naik IHSG lebih tinggi. Ini bisa dipahami karena ada 2 isu negatif yang hendak diantisipasi investor, yaitu :
- Ancaman inflasi pasca kenaikan BBM nanti, dan
- Defisit neraca perdagangan yang membuat pembangunan infrastruktur terseok-seok.
Saya merasa kesulitan melanjutkan urutan pembacaan wave terakhir. Semula saya berharap bahwa subwave (1) akan berlanjut ke subwave (2) dan seterusnya dengan mudah, tapi ternyata pola yang terbentuk terlihat 'memaksa' untuk memecah subwave (1) menjadi 5 subwave lagi, yang mana ini saya coba hindari. Seperti yang pernah saya tuliskan dulu, hitungan wave yang dilibatkan hanya 3 saja, yaitu subminor (sering saya singkat jadi sub), minor, dan mayor. Sedapat-dapatnya saya akan coba hindari yang lebih kecil dari sub, karena dikhawatirkan hitungannya akan jadi kurang tepat. Sehingga saya putuskan lebih baik mengorbankan subwave yang lebih kecil ketimbang wave mayor. Karena itu saya lakukan perhitungan ulang.
Perbedaan utama hitungan sekarang dengan sebelumnya adalah pada menandai puncak dari wave III mayor. Saat ini yang terbentuk 127.2% dari wave I. Jika puncak wave III berada pada range 100-127.2% dari wave I, maka ada indikasi bahwa wave yang terpanjang nanti adalah wave V, bukan wave III. Pada perhitungan ulang terlihat saat ini berada di dalam pola koreksi dari wave IV.
Namun yang agak sulit dipercayai sebenarnya adalah target dari wave V ternyata 6325. Saya katakan sulit dipercayai karena sekarang ini data-data makro belum begitu mendukung, mulai dari rupiah yang masih loyo, defisit neraca perdagangan, dan sebagainya. Bahkan Agustus 2014 lalu, SBY sempat memberikan isyarat bahwa tahun 2015 nanti APBN masih akan defisit -Rp259 T. Apa iya IHSG bisa mencapai 6325 tahun depan? Saya tidak tahu, karena memang secara teknikal, tidak bisa memprediksi kapan itu akan terjadi. Teknikal hanya memprediksi kecenderungan arah. Pendapat saya pribadi, IHSG belum akan mencapai target tersebut tahun depan, tapi mungkin di kuartal I 2016 nanti. Wallahu a'lam.
Dari grafik FNBS di atas ini terlihat bahwa penurunan IHSG memang diikuti oleh aksi jual bersih oleh asing. Tidak banyak yang bisa diceritakan dari grafik FNBS saat ini. Tapi mungkin kita bisa mulai berhati-hati kalau nanti F net sell sudah melebihi 200 juta lembar. Disclaimer on.
Post a Comment