Gambar di atas menjelaskan bahwa IHSG sudah menyelesaikan Minor Wave 3 of Intermediate Wave (3) of Primary Wave ((3)) of Cycle Wave V dan kini tengah menyelesaikan Minor Wave 4 of Intermediate Wave (3) of Primary Wave ((3)) of Cycle Wave V. Sebelumnya saya menuliskan di artikel ini bahwa pola koreksi akan berbentuk landai 2-3 minggu, sehingga sangat dimungkinkan untuk bertrading ria jangka pendek. Idealnya pada rentang waktu yang ditandai dalam kotak merah dengan target 5325. Apakah target support bisa lebih rendah? Ya tentu saja bisa. Kalau kamu melihat ada 3 garis (hitam, biru, dan merah), maka itu bisa menjadi target-target support IHSG. Dengan kata lain, jangan terlalu terburu-buru untuk mengambil posisi sekarang ini, terutama untuk tujuan jangka panjang, karena sangat mungkin IHSG belum mencapai level support yang ideal. Pun setelah mencapai level support nanti harus dinilai dulu apakah situasi dan kondisi sudah / belum mendukung untuk berbalik arah. Jadi masih banyak faktor yang harus diperhatikan. Kenapa jadi ribet begini? Karena ini sudah menyangkut problem makro.
Saya menandai 3 kondisi indecision pada gambar di atas. Indecision merupakan istilah yang saya gunakan untuk menandai dimana pola-pola punya potensi menghasilkan 2 arah. Pertama, dari posisi candlestick. Hari Kamis kemaren, IHSG sempat rebound, tapi tak banyak kelanjutan di hari Jum'at, sehingga membentuk Piercing Candle. Pola candle seperti ini punya makna bearish, tapi karena letaknya di bawah, maka pola ini tak ada artinya. Pasar menunggu konfirmasi. Kedua, dari stochastic. Nilainya saat ini adalah 23. Saya memberi tanda 20 untuk posisi extreme oversold, sehingga masih terbuka peluang stochastic ini masih akan bergerak turun ke arah tersebut. Apakah harus seperti itu? Tidak harus seperti itu. Karena itulah saya menandainya sebagai indecision kedua. Ketiga, dari volume. Volume makin lama makin menurun memberi kesan bahwa tekanan jual sudah turun banyak. Apakah ini akan menjadi petanda IHSG akan segera rebound? Jangan buru-buru menyimpulkan ke situ. Kita mesti pertimbangkan kemungkinan yang lain. Perhatikan gambar di bawah ini.
Candle volume tertinggi berada posisi flat dengan candle volume terrendah. Artinya dalam seminggu ini melulu pasar dalam kondisi indecison, flat dan tak kemana-mana. Ini bisa diartikan dengan tekanan jual yang kecil, atau memang tekanan beli yang belum besar. Lalu perhatikan posisi candle sekarang sejajar dengan candle tanggal 25 Februari 2015, dimana ada 2 candle yang letaknya overlapping. Lalu lihat volumenya. (Saya tak menandainya di gambar, tapi itu bisa terlihat dengan jelas). Setelah itu selama 5 hari berturut-turut, volume transaksinya cukup besar. Artinya penurunan volume yang terlihat sekarang ini bisa bukan karena tekanan jual yang mengecil, tapi memang tekanan beli yang belum besar. Berhati-hatilah. Ini merupakan 3 kondisi indecision yang saya tandai di grafik IHSG.
Nilai tukar rupiah terus melemah terhadap USD, tapi ternyata ini terjadi pada hampir semua mata uang utama. Apalagi, adanya wacana penurunan suku bunga AS menjadi pemicu yang dinilai besar. Dari cnnindonesia.com, Pemerintah akan menjalankan 8 (delapan) paket kebijakan moneter untuk memperkuat nilai tukar rupiah sbb :
- Pemerintah akan mengeluarkan Peraturan Menteri Keuangan (PMK) mengenai pengenaan bea masuk anti dumping dan bea masuk pengamanan sementara (safeguard) untuk produk-produk impor yang terindikasi dumping.
- Insentif pajak bagi perusahaan Indonesia yang produknya minimal 30 persen untuk pasar ekspor.
- Penyelesaian Peraturan Pemerintah (PP) untuk galangan kapal nasional. Nantinya industri galangan kapal nasional tidak dipungut Pajak Pertambahan Nilai (PPN).
- Meningkatkan komponen Bahan Bakar Nabati (BBN) agar impor minyak dan Bahan Bakar Minyak (BBM) bisa dikurangi.
- Insentif pajak bagi perusahaan asing yang berinvestasi di Indonesia yang tidak mengirimkan dividen tahunan sebesar 100% ke perusahaan induk di negara asal.
- Kementerian Keuangan, Kementerian Perhubungan, dan Asosiasi Pemilik Kapal Nasional Indonesia (INSA) akan menentukan formulasi pembayaran pajak pemilik atau perusahaan pelayaran asing.
- Mendorong BUMN untuk membentuk reasuransi.
- Kementerian Keuangan dan Bank Indonesia (BI) akan mendorong dan memaksa proses transaksi di Indonesia memakai mata uang rupiah.
Grafik FNBS IHSG di atas mencatat bahwa dalam seminggu ini asing terus menerus membukukan aksi jual bersih. Semakin turun IHSG, maka semakin bertambah volume jual asing ini. Dua hari yang lalu, volume jual ini turun tajam, lalu kembali mulai bertambah sedikit kemaren. Seolah-olah setelah melakukan aksi jual besar-besaran, mereka beristirahat sejenak. Lalu apa? Lagi-lagi indecision. Disclaimer on.
Post a Comment