Overshoot yang terjadi pada IHSG beberapa hari yang lalu mengambil support di sekitar 5126. Sebelumnya saya mengharapkan titik support cukup di 5155 (support 1) dari 3 kemungkinan support yang akan dipilih pasar. Tapi pilihan saya meleset karena pasar memilih support 2. Secara hitungan EW, tidak berubah. Secara teknikal memang tidak dimungkinan untuk memastikan mana titik support yang akan dipilih pasar, tapi dimungkinkan untuk menghitung dimana kemungkinan support-supportnya. Sebenarnya seberapa penting menghitung titik support dan resisten IHSG ini? Sedikit saya jelaskan bagaimana mengambil posisi berdasarkan hitungan support IHSG ini.
Misalkan saat IHSG turun tajam, seorang analis mengatakan bahwa support IHSG berada di 4800. Lantas apa yang akan kamu lakukan? Menunggu IHSG turun menyentuh 4800 sebelum mengambil posisi, atau tetap mengambil posisi tak peduli IHSG mau turun atau naik? Sewaktu IHSG turun -1% tanggal 14 Januari 2015 lalu, banyak yang memprediksikan IHSG akan turun ke 4800, bahkan 4500. Logikanya kita tentu harus menunggu IHSG turun menyentuh support yang dimaksud sebelum mengambil posisi. Saya katakan jangan lakukan tehnik yang demikian.
Sebenarnya titik-titik support resisten itu merupakan titik dimana IHSG harus mendapatkan perhatian lebih. Soal mau ambil posisi atau tidak, itu tidak ada hubungannya dengan IHSG, melainkan dengan masing-masing saham. Dari pengalaman saya sendiri, kegunaan menghitung support dan resisten ini semata-mata untuk menilai kecenderungan arah. Ini persis seperti menilai kapan sebuah bola yang dilemparkan ke atas mulai bergerak ke bawah. Jawabannya ada 2 yaitu : pertama, ketika momentum naiknya sudah mulai melambat; kedua, ketika ia membentur langit-langit. Hal yang berlaku persis sama dengan IHSG. Ketika momentum melambat, atau IHSG membentur resisten kuatnya, serta merta pasar akan mengganti pilihan saham-sahamnya dan menyesuaikannya dengan keadaan yang akan terjadi. Rotasi tersebut terjadi begitu cepat, ramai, dan hiruk pikuk, sehingga sangat sulit dideteksi oleh pelaku pasar, kecuali mereka yang kebetulan tahu 'map' IHSG. Maka jika kamu keliru menghitung support dan resisten IHSG, kamu akan keliru memprediksikan arahnya, yang pada gilirannya kamu keliru mengambil pilihan saham yang cocok pada kondisi yang tengah berlangsung. Inilah sebabnya buat sebagian orang, analisa IHSG seperti ini sangat penting buat mengambil keputusan apakah pilihan sahamnya benar atau keliru, tapi bagi sebagian yang lain tidak penting.
Dilihat dari grafik IHSG di atas, saat ini IHSG sedang membentuk Intermediate Wave (3) of Primary Wave ((3)) of Cycle Wave V. Mungkin saja masih ada Minor wave di bawah Intermediate Wave (3) ini nantinya, tapi saat ini saya belum melihat itu. Lagipula Minor Wave tidak selalu terbentuk dan tidak harus. Tergantung situasi dan kondisi pasar yang tengah berlaku. Idealnya target Intermediate Wave (3) ini adalah 5514. Berhubung ada pola kenaikan tajam sebelumnya, maka kemungkinan akan ada koreksi kecil nantinya sebelum melanjutkan ke target idealnya.
Selanjutnya kita menilai grafik FNBS IHSG. Bullish divergence yang saya maksudkan minggu lalu berlanjut dengan rally kuat IHSG hingga membentuk all time high. Aksi jual bersih oleh asing perlahan tapi pasti berubah menjadi aksi beli bersih. Biasanya untuk konfirmasi bullish, saya menggunakan total FNBS dalam sebulan yang bisa dilihat di rangkuman pasar. Jika nilainya positif, diprediksikan akan bullish. Jika nilainya negatif, diprediksikan akan bearish. Saat ini nilainya masih negatif, tapi sudah banyak mengecil ketimbang minggu lalu. Bull is on the way. Kali ini banteng tampaknya sudah mulai ramai keluar kandang, lapar dan butuh makan. Manfaatkan momentum ini sebaik-baiknya. Satu-satunya problem adalah masalah valuasi saham yang kebanyakan sudah pada kemahalan. Apa yang harus dilakukan? Berfikirlah di luar kotak. Kamu pasti tahu jawabannya. Salam trader!
Post a Comment