Powered by Blogger.
===================================================================
Assalamualaikum Sobat Saham Ceria,
Salam sejahtera bagi kita semua,

Untuk meningkatkan kemampuan menulis sobat, silahkan tulis artikel mengenai pasar atau saham, cara kamu memahaminya, suka duka, awal mula, cita-cita, harapan, kesalahan hingga cara memperbaikinya, bedah buku / tulisan trader lain, mitos, dan sebagainya. Ada banyak sekali hal yang bisa kamu tuliskan.

Lebih disukai yang berisikan pengalaman ataupun paparan yang sarat dengan logika dan argumen yang kuat, sehingga sobat lain bisa belajar dari pengalamanmu itu.

Kirimkan tulisan kamu ke sahamceria1@gmail.com dengan format :

Nama penulis : boleh nama pena ataupun nama asli
Email :
Link Blog : (kalau ada)
Judul :
Uraian :
Referensi : (kalau ada)

Panjang tulisan antara 4000-5000 karakter. Tulisan yang menarik akan saya posting di blog ini. Dulu saya memulai untuk memahami pasar ini lewat menulis. Siapa tahu kamu pun juga begitu.

Semoga sukses dan salam trader!
===================================================================

Safety Precaution Dalam Trading Saham

Posted by Saham Ceria

Safety Precaution Deddy Corbuzier
Deddy Corbuzier, seorang mentalist asal Indonesia, pernah menyampaikan nasehat pada peserta di acara The Next Mentalist yang digelar di Trans7, bahwa safety precaution di permainan apapun harus dipersiapkan. Nasehat itu ia berikan setelah ia merasa sangat kecewa dengan penampilan Ardi Miller, yang tangannya tertembus paku yang ditembakkan dari nail gun saat melakukan aksi sulap di atas panggung. Tampaknya rencana awal adalah menembakkan paku ke tangan seorang sukarelawan, Marisa. Dan jika aksi tersebut berhasil, tentu akan jadi prestasi gemilang buat Ardi. Tapi entah kenapa rencana berubah dan ia menembakkan paku itu ke tangannya sendiri... membawa petaka buat dirinya sendiri.

Deddy menanyakan alasan gagalnya aksi tersebut ke Ardi. Ardi menjawab, bahwa sebenarnya tidak ada trik apapun di situ. Ia hanya harus menghafal dimana slot paku yang kosong, tapi celakanya ia lupa, sehingga saat ia menembakkan paku tersebut ke tangannya, itu benar-benar aksi untung-untungan. Dan tangannya pun tertembus paku.

Indro Warkop, salah satu juri di situ menyesalkan keputusan Ardi yang menggunakan sukarelawan dalam aksinya. Bagaimana jika tangan Marisa yang tertembus paku itu? Belum cukup kaget, Deddy justru memberitahukan bahwa ada ritual rutin yang selalu dilakukan Ardi di sesi terakhir pertunjukan tersebut yaitu menembakkan paku tersebut ke lehernya. Dan jika itu terjadi di saat Ardi lupa dimana letak slot pakunya, maka... selesai sudah. Menurut Deddy, dimana-mana bisa terjadi kekeliruan, walaupun dilakukan oleh pesulap paling mahir sekalipun. Karena itu nasehat yang disampaikannya adalah safety precaution di permainan apapun harus dipersiapkan. "Saya bisa menjamin permainan yang saya mainkan itu 100%.... 1000% aman! Ketika saya mengundang orang ke atas panggung, 1000% orang tersebut aman (dalam permainan tersebut).", kata Deddy.

Bursa saham itu seyogyanya adalah panggung sulap para big player ataupun bandar ataupun berandalan saham yang menginginkan profit dalam waktu singkat dengan trik-trik yang sangat sukar dipahami oleh awam. Para pesulap ini meletakkan rahasia-rahasia trading yang kadang tidak dimengerti oleh trader profesional sekalipun. Tapi seberbahaya apapun aksi tersebut, mereka selalu mempersiapkan safety precaution-nya terlebih dahulu, buat jaga-jaga siapa tahu aksinya gagal di tengah jalan nanti.

Di saham setidaknya ada 3 tahapan safety precaution ini, yaitu :
  1. Aman sebelum membeli saham.
    Cek fundamental emiten yang bersangkutan. Jika itu harus membuat kamu mengubek-ubek laporan keuangannya, maka lakukan. Buffet mengibaratkan menganalisa fundamental perusahaan itu seperti menganalisa kekuatan jembatan yang akan dilalui oleh truk bermuatan 100 ton. Untuk itu ia harus memastikan apakah jembatan itu kuat atau tidak.

    Apakah fundamental adalah satu-satunya cara untuk melakukan ini? Teknikal pun bisa, hanya saja timeframe buat teknikal itu lebih pendek ketimbang fundamental. Jika analisa fundamental bisa memprediksi kekuatan jembatan untuk jangka 3 bulan s/d 1 tahun, maka analisa teknikal biasanya hanya bisa memprediksi kekuatan jembatan 3 hari s/d 1 minggu saja. Maka fundamentalist akan lebih jarang mengecek pasar, sedangkan teknikalis justru harus lebih sering.
  2.  
  3. Aman saat membeli saham.
    Yang dimaksudkan dengan aman saat membeli saham adalah membeli saham dimana potensi resikonya sudah sangat kecil. Semakin kecil resikonya, semakin baik. Setelah itu barulah pilih saham dengan nilai pasar yang berada di bawah nilai wajarnya, karena selisihnya akan menjadi potensial gain nantinya. Itu secara fundamental.

    Kalau secara teknikal, maka agak repot. Potensi resiko biasanya diukur dengan mengetahui titik support dan resisten dan umumnya bersifat sangat subjektif di masing-masing trader. Juga melibatkan pembacaan pola yang benar, volume, current buyer & seller, trend, FNBS, dan tetek bengek lain yang tak bisa saya tuliskan satu per satu di sini.
  4.  
  5. Aman saat memegang saham
    Keputusan hold saham selalu menjadi keputusan spekulatif tidak hanya bagi trader, tapi juga bagi investor. Terkecuali kamu benar-benar mengetahui visi misi dan rencana perusahaan ke depannya, maka tak ada cara apapun yang bisa digunakan untuk memastikan apakah keputusan memegang saham itu benar atau tidak. Cuma waktu yang bisa membuktikannya.

    Buat trader, pastikan untuk selalu memantau titik stop loss / trailing stop harga. Jika saham yang baru dibeli malah berbalik arah turun dalam waktu singkat, maka jangan segan-segan untuk lakukan eksekusi jual saat itu juga. Keputusan jual akan cukup mudah buat trader, tapi tidak demikian halnya dengan investor. Menjual saham itu seperti menjual setengah dari hatinya, terutama sekali jika ia memang telah melakukan riset yang mendalam dan mengetahui berapa nilai perusahaan tersebut yang sebenarnya. Karena itu banyak investor yang tetap bersikukuh memegang saham tertentu walaupun ia harus menelan pil pahit menyaksikan harga saham tersebut turun dahsyat. Keyakinannya pada hasil analisanya sendiri benar-benar menjadi pertaruhan besar.

    Dari pengalaman saya sendiri, saya bisa menyaksikan betapa pasar dengan sangat baik mengantisipasi laporan keuangan yang jelek bahkan sebelum laporan keuangan tersebut resmi dirilis. Maksudnya sudah ada aksi guyur lebih dulu padahal LK belum rilis. Setelah rilis, barulah ketahuan hasilnya jelek. Darimana mereka tahu? Apakah karena ada insider? Belum tentu insider. Tampaknya para smart money punya cara khusus mendeteksi hal itu walaupun LK emiten yang bersangkutan belum dirilis.

Seorang trader disebut amatir karena sering bersikap ceroboh, bukan karena bodoh. Seperti intermezzo di paragraf pertama, pesulap yang tak mempersiapkan safety precaution-nya beresiko jatuh pada situasi yang sangat berbahaya, bahkan mengancam jiwanya, hanya karena ia terlalu fokus pada mengejar ambisi dan ingin dianggap hebat oleh orang lain. Banyak kisah-kisah sulap ini yang berakhir tragis dan mengerikan, yang disebabkan lalai mempersiapkan safety precaution secara baik dan benar. Kita para trader dan investor mungkin tidak sama seperti pesulap tersebut, tapi tanpa persiapan yang matang lebih dahulu tidak tertutup kemungkinan kita pun bisa bernasib sama seperti mereka. Wallahu a'lam bissawab.

"Pikir itu pelita hati. Sesal kemudian, tiada berguna." 

Related Post



Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...