Saya teringat sebuah serial film silat berjudul
The Legend of The Golden Lion. Julukan Singa Emas diberikan karena pendekar tersebut memiliki rambut pirang seperti singa. Ia memiliki jurus-jurus yang tangguh. Salah satu pamungkasnya adalah jurus perusak jantung. Tehnik dilakukan dengan cara menghantamkan balok besar ke dadanya sendiri sehingga ia merasakan nyeri yang luar biasa. Rasa nyeri itu pula yang akan dirasakan oleh lawannya. Itulah hebatnya jurus ini. Tapi sebagai konsekuensinya, dia pun harus siap-siap cedera parah. Walaupun begitu, ia tentu sudah mempersiapkan diri sebelumnya untuk mengatasi kemungkinan fatal akibat jurus 'ngeyel' ini. Tapi lawannya yang tidak mempersiapkan apapun bisa ditebak apa yang terjadi. Jurus tersebut bisa membawa kematian bagi musuhnya. Nah, apa hubungannya jurus ini dengan saham? Kita simak sama-sama.
Sebut saja saham AADC dikerek naik dari harga 2500 s/d 2975 (+19%). Setelah harga mencapai area resisten, terlihat tekanan beli menurun, tapi anehnya setiap kali ada yang jualan di 2925, maka ada yang nampung terus menerus. Tidak tanggung-tanggung dalam jumlah cukup besar. Seberapa besar? Biasanya mendominasi 50% dari volume pada hari itu. Pembeli misterius dari sekuritas XX ini memborong dengan cara yang rada pamer, yaitu tiap kali antrian bid 2925 habis, maka dia pun akan secepatnya mengisi kembali, sehingga menimbulkan kesan bahwa pembeli cukup besar dan kuat. Kehadirannya membuat pembeli lain ikut membantu mengganjal antrian bid di level 2925. Dan mungkin sekali ada pembeli lain yang tertarik ikut membeli dengan jumlah besar juga karena yakin ada pemain besar yang sedang memborong saham. Pasti harga mau dibawa naik, begitu pikirnya. Harga bisa ditutup turun sedikit atau naik sedikit pada hari itu. Tapi apa yang terjadi keesokan harinya? Harga ambruk! Dan pemborong dari sekuritas XX itu terlihat melepas saham AADC di harga 2875 (cut loss??) dengan jumlah yang sama, atau lebih besar.
Apakah ini kebetulan saja? Kemungkinan tidak, karena saya kebetulan memperhatikan sekuritas yang sama telah melakukan manuver seperti itu berulang-ulang kali pada saham yang sama. Umumnya pilihannya blue chip. Yang jadi catatan di sini adalah :
- Ia memborong dengan jumlah besar dan aksi ganjal bid yang rada pamer, tapi keesokan harinya harga ambruk
- Ia membuang di harga bawah. Cutloss?? Sebodoh itukah dia?
Menarik mengikuti aksi-aksi rada ngeyel seperti ini di pasar saham. Kita asumsikan si pembeli misterius itu tidak sembarangan mengambil posisi. Tebakan saya keputusan cutloss yang dilakukannya itu memang sudah bagian dari trading plannya. Dia beli justru karena dia tau akan turun. Aneh, kan? Lalu dia cutloss. Tambah aneh, bukan? Mungkin dalam benak kita ketika ada trader yang melakukan shortsell, maka yang nampung adalah trader ritel. Kenyataannya tidak. Yang nampung justru si pembeli misterius dengan kode sekuritas terkenal (biasanya dengan F, hehe) dalam jumlah besar. Siapapun yang berjualan pada hari itu pasti akan mengira harga akan dibawa naik besok. Maaf, tebakan kamu meleset. Harga justru ambruk.. bruk.. bruk.. Jengkel? Sudah pasti. Tapi daripada berlama-lama jengkel, mendingan simak apa kemungkinan yang terjadi sebenarnya.
(bersambung)
Post a Comment