Ilmu itu akan bertambah jika berniat membantu orang lain, terlepas apakah itu dibayar atau tidak. Ada banyak trader yang menolak untuk membagi sedikit pengetahuannya di pasar modal dengan alasan karena ia memperolehnya dengan bersusah payah. Tapi pada saat yang bersamaan berharap bahwa pasar akan ramai dengan investor saham yang membludak (Ingat, investor saham Indonesia baru 400ribu :( http://finance.detik.com/read/2014/04/02/175006/2543590/6/investor-lokal-pasar-modal-indonesia-baru-400000-orang). Padahal kalau ditelaah benar-benar alasan utama sedikitnya peminat dari masyarakat Indonesia di pasar modal ini adalah kurangnya edukasi.
Sedikit sekali pemain pasar modal Indonesia yang bersedia menyumbangkan ide, saran, tips dan trik buat membantu para pemain-pemain muda, dengan harapan bisa menarik minat masyarakat lebih banyak lagi di bidang ini. Kita punya harapan yang sama. Lantas, kenapa kita tidak mencoba membagi sedikit pengetahuan buat masyarakat Indonesia tentang saham ini? Apalagi yang notabene pemain profesional. Apa takut ilmunya dicuri gitu? Ilmu mana yang dicuri? Terkadang trader yang mengaku profesional bersikap kelewat protektif dan berlebihan saat disinggung soal ilmu sahamnya, sampai-sampai saya kebetulan pernah membaca komentar "Maaf, saya posting bukan buat materi belajar/mengajar." Maka saya cuma bisa bilang, Wow! Mau niat pamer rupanya.
Sedikit sekali pemain pasar modal Indonesia yang bersedia menyumbangkan ide, saran, tips dan trik buat membantu para pemain-pemain muda, dengan harapan bisa menarik minat masyarakat lebih banyak lagi di bidang ini. Kita punya harapan yang sama. Lantas, kenapa kita tidak mencoba membagi sedikit pengetahuan buat masyarakat Indonesia tentang saham ini? Apalagi yang notabene pemain profesional. Apa takut ilmunya dicuri gitu? Ilmu mana yang dicuri? Terkadang trader yang mengaku profesional bersikap kelewat protektif dan berlebihan saat disinggung soal ilmu sahamnya, sampai-sampai saya kebetulan pernah membaca komentar "Maaf, saya posting bukan buat materi belajar/mengajar." Maka saya cuma bisa bilang, Wow! Mau niat pamer rupanya.
Saya mau bercerita sedikit. Tahun 2009-2012, pasar saat itu bullish. Tapi saya justru membukukan net loss. Katakanlah mungkin saya sial, tapi lebih tepatnya saya bodoh. Itu berlangsung terus hingga tahun 2013. Saya merasa sudah melakukan segala macam cara untuk bisa benar-benar memahami dinamika pasar, mulai dari TA, FA, hingga konsep-konsep perbandaran, tapi semua itu hanya berakhir di tong sampah. Saya bisa menganalisa, ya tentu saja, tapi hasil analisa saya tidak memuaskan. Belum cukup bagus buat mendongkrak ekuitas saya yang banyak tergerus. Dalam kebuntuan seperti itu, saya kebetulan membaca sebuah tulisan seorang user di salah satu forum saham. Dia mengatakan sudah 7 tahun bergelut di dunia saham, tapi dia justru melemparkan pertanyaan-pertanyaan yang sangat awam sekali, seolah-olah dia baru 3 hari mengenal saham. Contoh pertanyaannya antara lain "batasan uptrend dan downtrend apa?", "kalau jebol support sekian, selanjutnya akan ke berapa?", dan sebagainya. Buat orang yang sudah 7 tahun di pasar modal, maka pertanyaan-pertanyaan ini terdengar aneh buat saya. Lebih mengherankan lagi, ternyata user ini sudah pernah ikut macam-macam seminar, mencoba macam-macam rekomendasi, gabung di berbagai forum, tapi hasilnya masih nol besar. Bahkan ada sebuah pemandu seminar yang tak segan-segan menyebutnya "Anda bodoh sekali!" di hadapan banyak orang, karena user ini sudah 3 kali ikut seminar yang sama tapi masih belum paham juga. Wah, ternyata ada yang lebih parah lagi dari saya.
Maka saya memberanikan diri untuk membantunya. Membantu apa? Membantunya buat mengajari apa yang saya tahu. Nah, saat itulah saya menyadari bahwa saya ini banyak kekurangannya. Dia tidak tahu kalau saya ini sebenarnya dalam kondisi yang merugi parah juga. :D Sengaja saya tidak beritahu karena kalau saya beritahu, nanti dia akan patah semangat. Ya memang saya rada 'gendeng' nekad mengajari orang, padahal diri sendiri saja belum beres. Tapi itulah saya. Namanya pun trader ceria, nyaris gila. :)
Bulan demi bulan saya coba ajari, dia mulai paham sedikit sedikit. Ya memang agak susah, karena saya mengajarinya via online. pakai TeamViewer. Selebihnya chating biasa. Saya termotivasi untuk belajar lebih giat, supaya nanti kalau ditanya tidak malu-maluin. Saya tidak peduli apakah saya dibayar atau tidak. Yang dalam pikiran saya waktu itu, saya bisa bantu atau tidak. Kalau memang bisa, ya bantu. Kalau tidak bisa, ya mau bagaimana lagi. Sebenarnya saya tidak tahu persis apakah dia benar-benar memahami materi yang saya sampaikan atau tidak, tapi yang sangat jelas saya rasakan pemahaman saya di pasar saham ini mendadak menjadi sangat baik. Banyak hal-hal yang dulunya kabur kini terlihat terang benderang. Awalnya saya tidak begitu yakin, tapi waktu momentum itu tiba dan saya bisa merasakan bahwa inilah saatnya, saya benamkan semua modal saya ke 2 macam saham. Waktu itu ASRI dan SSIA di akhir Desember 2013 dan awal Januari 2014, lalu menyimpannya selama 3 bulan hingga rilis LK Kuartal I 2014. Bingo! Portofolio saya tumbuh >60%! Tidak jelek buat trader abal-abal seperti saya ini. Hehee..
Selanjutnya apakah saya berhenti sampai di situ saja? Tidak. Saya tetap mengajarinya pelan-pelan. Tentu saja ada pasang surut yang saya alami, tapi pengalaman-pengalaman buruk dulu mudah-mudahan tidak pernah terulang lagi. Kebetulan saya mengajarkan bagaimana cara meminimalisir resiko. Sambil mengajari, sebenarnya saya juga belajar alias nekad mencoba. Kalau ternyata salah, bagaimana? Ya saya minta maaf. Malu? Sudah pasti. Itu tidak perlu ditanyakan lagi. Jurus tebal muka ini memang harus kudu dipersiapkan jauh-jauh hari. Saya tidak bakalan heran kalau ternyata dia merasa muak atau marah dengan saya. Itu resiko yang harus saya terima. Untungnya, saya kan tidak minta bayaran. #ngeles_tingkat_dewa
Biasanya kalau sudah memahami konsep investasi, itu sudah selangkah lagi memahami konsep trading. Cuma memang butuh trik sedikit dan tidak bisa dibilang mudah. Seiring waktu, karena tetap semangat mengajar, saya jadi mengerti sendiri konsep trading. Dan ketika momentumnya ada, saya kembali bisa merasakan itu. Saya benamkan lagi modal saya ke satu saham berturut-turut di INTP (04 Juli 2014) dan PTPP (15 Juli 2014). Bingo! Porto saya tumbuh 30%! Cukup lumayan dan menambah rasa percaya diri saya.
Saya sangat yakin, mereka yang bersikap pelid ilmu dan tidak mau berbagi cuma akan berakhir kepada kebuntuannya sendiri. Sebagaimana ia tak pernah mencerahkan orang lain, maka dia pun tak akan tercerahkan pula. Ini seperti memetik apa yang ditanam, menuai apa yang ditabur. Bukan berarti harus mengajari orang lain dengan semua apa yang diketahui. Bukan itu maksudnya. Tapi memberikan inspirasi, tips, trik, hingga saran agar trading menjadi lebih baik lagi dan lagi, itu sudah menjadi bantuan yang amat berharga. Berikan pancing, bukan ikannya. Tapi kalau pancing pun tak bisa kamu berikan, padahal mengaku trader profesional, maka mungkin memang itulah kamu dengan kehidupanmu, sendiri dalam keterasinganmu. Kelak jika pasar saham ini ramai, itu berkat banyak orang yang telah mengambil manfaat dari mereka yang rela memberikan sumbangsih pengetahuannya tentang saham buat masyarakat, bukan karena bisumu itu.
Kalau kamu tidak paham tentang sesuatu hal, maka mengajarlah. Dari situ kamu akan belajar. Jika kamu sudah mengetahuinya, maka bantulah orang lain, walaupun dulunya tidak ada orang yang menolongmu. Ada banyak orang yang nasibnya tak seindahmu, maka bantulah mereka. Itu saja. Tidak susah jika kamu punya hati yang ikhlas dan keyakinan yang kuat. Rezeki itu bukan datang dari bandar, bukan datang dari asing, tapi dari Allah SWT yang menghendakimu memilikinya. Insya Allah.
This email is free from viruses and malware because avast! Antivirus protection is active.
|
waw..wow..terimakasih saudara tech gear..sy tergoda mengajar jg..jadiny..walau accnt msh cent+bleeding gak karuan..(harapanmanteb@yahoo.com)
siip bro.. semangat!!
Minat d ajari dong
silahkan baca2 tulisan di blog ini pak ilham. mudah2an bs membantu.
Post a Comment