* Updated tanggal 18 Desember 2014 : Mohon maaf, karena postingan ini harus saya update. Banyak koreksi yang dilakukan terutama menghitung 'sedikit' kekeliruan dalam valuasi harga wajar sebelum dan sesudah terdilusi akibat penerbitan saham baru. Terima kasih.
Karena lagi pada heboh membahas soal BWPT yang katanya dipegang oleh grup Rajawali, grup yang pernah melambungkan saham SMMT sampai ke langit 7, maka banyak investor berkeyakinan bahwa selama grup Rajawali yang bermain, tidak usah cemas, karena pasti BWPT akan kembali terangkat, minimal 1-2 tahun ke depan. Saya sendiri tidak pernah menganalisa grup mana yang sedang pegang, karena pergantian grup ini seperti berganti jubah saja. So easy. So simple. Suatu saat jika Rajawali mengurangi kepemilikannya di BWPT, apakah lantas kita bisa protes? Tidak, kan? Makanya jangan pernah menggantungkan keputusan pada bandar. Keputusan ada di tangan kita sendiri.
Baiklah. Saya yang bodoh ini cuma bisa menganalisa secara fundamental abal-abal dan teknikal abal-abal. Karena semuanya serba abal-abal, saya pun masih terseok-seok hingga sekarang. Bukan karena analisanya, tapi karena saya kurang sabaran. :D
Ini dia tabel valuasi BWPT berdasarkan LK kuartal II 2014 lalu. Tadaaaa...!!
BWPT | |||
Q2 2013 | Q1 2014 | Q2 2014 | |
KWLU (dlm thn) | 12.7 | 7.7 | 9.4 |
LUAN (dlm %) | 385 | 873 | 815 |
LUAH (dlm %) | 6 | 10 | 8 |
VALUASI | |||
Future EPS | Rp57.76,- | ||
Terendah | Tertinggi | ||
Rata-rata P/E (dlm x) | 18.23 | 29.94 | |
Harga wajar | Rp1053,- | Rp1730,- | |
Ext. Undervalued s/d Overvalued | Rp810,- | Rp2249,- | |
Harga saat ini | Rp540,- |
Apa yang kamu lihat? Apa yang saya lihat? Kinerjanya menurun. KWLU-nya di atas 8. Kalau dirata-ratakan, nilai KWLU-nya adalah 9,9. Ini pasti perusahaan sedang sakit. Lalu perhatikan LUAN dan LUAH-nya. Rationya berbeda jauh, kan? LUAN-nya terlalu besar, sedangkan LUAH-nya terlalu kecil. Itu karena banyak aset yang mubazir. Aset tersebut tidak memberikan hasil yang signifikan. Untuk menghasilkan laba yang optimal, aset-aset ini harus digunakan secara optimal pula. Dan tampaknya optimalisasi aset ini menjadi kendala BWPT selama bertahun-tahun. Benar lahannya luas, tapi kalau tidak banyak menghasilkan, lantas buat apa?
Saat menyampaikan LK kuartal II tanggal 25 September 2014 kemaren, harga saham BWPT bertengger di Rp540 akibat right issue yang dilangsungkan pada harga Rp400 per lembar dengan ratio 1 : 6. Kita belum bisa hitung berapa harga BWPT setelah delusi pasca RI ini, tapi anggaplah harga sebelum RI adalah 955 (harga saat suspend), maka secara teoritis harga baru akan menjadi :
(955 x 1) + (400 x 6 ) / (1 + 6) = Rp470-488,-
Bagaimana dengan valuasinya? Right Issue tidak merubah valuasi. Sama halnya dengan stock split, reverse stock split, saham bonus, dan sebagainya. Semua aksi-aksi korporasi yang mempengaruhi jumlah saham itu tidak akan merubah valuasi. Satu-satunya yang merubah valuasi adalah kinerjanya. Namun, ada penambahan jumlah saham ini akan membuat harganya terdilusi, sehingga valuasinya pun mungkin juga ikut terdilusi. Maka kemungkinan harga wajar BWPT nantinya adalah [(1 x Rp1053-1730) + (6 x Rp400)] / (1 + 6) = Rp493 - 590, sehingga area extremely undervaluednya akan berada di Rp379 dan extremely overvaluednya di Rp767
Juga penting mencari tahu dana hasil RI ini mau dibikin apa. Menurut berita yang bisa kita googling, dana RI sebesar Rp11 trilliun akan digunakan untuk mengakuisisi perusahaan kelapa sawit Green Eagle sebesar Rp10,53 T. Sedangkan sisanya akan digunakan buat modal kerja BWPT sebesar Rp500 miliar. Ini cukup masuk akal buat saya dengan 2 alasan :
- Lahan BWPT yang sekarang ini tidak produktif. Ia mengakuisisi lahan baru yang lebih produktif adalah langkah yang cukup strategis. Nah, apakah Green Eagle ini benar-benar produktif atau tidak, ini yang akan jadi pe-er buat investor dan tentunya BWPT sebagai pihak pengakuisisinya.
- Kas dan setara BWPT itu cuma Rp50 miliar. Dengan adanya tambahan modal kerja Rp500 miliar, tentunya memberikan angin segar buat BWPT.
Kita tidak tergantung pada keputusan grup Rajawali, karena kita harus memutuskannya untuk diri kita sendiri. Cuma corat-coret. Jangan ditelan mentah-mentah.
Post a Comment