Di situ ada ruangan informasi seperti perpustakaan. Saya masuk dan bilang bahwa saya ingin bertanya-tanya soal investasi saham. Pegawainya meminta saya menunggu sebentar sambil menyilahkan saya duduk. Lalu datanglah seorang pria separuh baya. Dari sambutannya ia tampak sangat senang melihat saya yang masih muda begitu antusias investasi di saham. Karena kebanyakan anak muda yang dikenalnya terlalu fokus menjadi pegawai, mengejar gaji besar, dan sebagainya.
Oh ya, sebelumnya saya sudah mempersiapkan diri dengan materi-materi saham seadanya. Jangan biarkan diri kita kosong. Kalau ingin menggali ilmu dari seseorang, sedikit banyak kamu harus sudah kenal dengan ilmu yang hendak digali itu. Hingga tiba di wacana seputar informasi saham. Waktu itu saya berkeyakinan agar bisa berinvestasi dengan sukses, maka harus menggunakan informasi yang valid. Lalu si bapak sambil tertawa bertanya balik ke saya, "Yang dikatakan informasi yang valid itu seperti apa? Dan carinya dimana?" Saya terdiam. Saat itu saya kurang paham arah pertanyaannya dan kenapa ia sangat konsen soal itu. Ternyata memang ada sebab musababnya.
Gedung BEI |
Yang hendak digarisbawahi itu adalah tidak semua informasi itu valid. Jadi beliau ingin mengatakan buat menemukan hal yang demikian itu tidak mudah. Semua pelaku pasar memang memiliki kesempatan yang sama dalam mendapatkan informasi darimanapun dan dimanapun. Tapi tak ada yang bisa menjamin bahwa informasi itu valid. Jadi sebelum membahas soal informasi yang valid, pertanyaan awal bukanlah 'cari dimana', melainkan 'informasi yang valid itu seperti apa'. Informasi yang valid adalah informasi yang jelas sumbernya dan jelas siapa penyampai informasinya. Dengan begitu, informasi valid itu tentunya informasi yang disampaikan oleh emiten itu sendiri, entah itu melalui RUPS, laporan bulanan s/d tahunan, pengumuman-pengumuman lain, dan sebagainya. Informasi tersebut bisa diakses di situs idx.co.id ataupun di website resmi emiten bersangkutan.
Setelah tahu apa itu informasi valid dan dimana mencarinya, apakah selesai masalah? Belum. Pertanyaan selanjutnya adalah informasi apa yang ingin kamu cari? Peraturan dari BEI memang mewajibkan para emiten untuk menginformasikan sebanyak-banyaknya kepada investor perihal perusahaannya. Ini sebagai salah satu cara buat menarik perhatian investor. Beberapa jurnalis juga senang mengutip dan memuatnya di media mereka untuk dipublikasikan secara meluas. Siapa sih yang tidak kenal dengan Grup Astra? Siapa sih yang tidak kenal dengan Grup Sinarmas? Siapa sih yang tidak tahu dengan Unilever? Itu berkat media yang gencar mempublikasikan kinerja perusahan-perusahaan tersebut. Semakin populer sebuah perusahaan, maka semakin menarik buat investor. Perusahaan yang sudah populer itu menjadi media lover dan kerap diberitakan saban harinya. Alhasil, untuk perusahaan-perusahaan yang baru tumbuh akan luput dari pemberitaan.
Di forum-forum saham sering diingatkan untuk mengamati saham-saham yang jarang atau bahkan tidak pernah diberitakan oleh media. Jadi, jangan terlalu berharap media akan mengulas soal emiten tersebut. Mungkin sesekali ada pemberitaan, tapi lebih banyak tidak. Untuk kasus seperti ini, mau tidak mau kita harus cek langsung ke idx.co.id ataupun website resminya. Ya jurus yang sama seperti yang saya jelaskan di paragraf keempat di atas.
Barangkali banyak di antara kita yang pernah terpesona dengan bahasan seorang investor yang sangat detil mengorek informasi seputar perusahaan, mulai dari pemegang saham, GCG (Good Corporate Governance), rencana dan target perusahaan, dan sebagainya. Bisa-bisa kita berfikir bahwa informasi semacam itu merupakan informasi tertutup yang disebarkan lewat forum-forum khusus saja. Ternyata tidak begitu. Informasi yang disampaikan itu sebenarnya informasi terbuka. Hanya saja media tak meliputnya.
Buat mengolah informasi yang demikian, kamu butuh 3 hal, yaitu :
- Analisis Fundamental.
Pastikan kamu sudah menganalisis fundamental emiten sebelum mencari informasi seputar emiten tersebut. Misalnya, kamu mendapati laba perusahaan lebih banyak karena penjualan aset. Kamu kudu cek di halaman penjelasan laporan keuangan alasan emiten melepaskan asetnya.
Atau kamu mendapati perusahaan mengeluarkan laporan eksplorasi beserta kebutuhan biayanya. Kamu kudu cek kemampuan kas perusahaan, beban hutang, dan sebagainya, lalu ambil kesimpulan apakah perusahaan layak melanjutkan eksplorasi atau menundanya. Selain dari laporan yang diterbitkan perusahaan, informasi demikian juga sering muncul di RUPS. Jadi jangan sungkan-sungkan untuk hadir di RUPS.
Tanpa mengetahui analisis fundamental, kemungkinan kamu akan kesulitan memahami informasi-informasi yang demikian. - Nama-nama.
Nama memiliki pengaruh penting bagi GCG tidaknya sebuah perusahaan. Memang soal ini rada debatable, tapi cukup logis diterapkan untuk pendekatan quick analyze. Jika kamu mengetahui bahwa mayoritas saham dipegang oleh grup tertentu yang dipimpin oleh seseorang yang punya reputasi bagus, maka kansmu sangat besar untuk meraup keuntungan dari saham itu.
Dan sudah bukan rahasia lagi kalau antar emiten sering punya ikatan keluarga, entah itu dari anak, keponakan, mertua, ipar, kakek, nenek, cucu, dan sebagainya. Dengan mengecek nama-nama tersebut, kamu mungkin bisa menemukan petunjuk kenapa manajemen menunjuk perusahaan tertentu sebagai partnernya. Ingat, ini hanya buat quick analyze saja. Buat detilnya, tentu harus dianalisis lebih mendalam.
Setiap bulannya emiten selalu mempublikasikan nama-nama pemegang saham mayoritas. Perhatikan apakah ada perubahan kepemilikan atau tidak. Jika ternyata ada, kamu kudu cek apa penyebabnya. - Regulasi.
Semua usaha harus taat pada aturan. Aturan dibuat tidak hanya untuk melindungi kepentingan investor, tapi juga melindungi masa depan usaha tersebut. Silahkan baca UU Nomor 8/1995 tentang Pasar Modal. Filenya bisa didownload di sini. Emiten yang taat pada aturan mencerminkan GCG.
Dalam mengolah informasi, selalulah bersikap hati-hati dan jangan sampai mengambil kesimpulan yang berlebih-lebihan, apalagi bersikap lebay dan tidak masuk akal. Jangan sekedar modal percaya kepada janji-janji manis manajemen perusahaan, padahal realisasinya nol besar. Boro-boro mengolah informasi, yang cuma right issue dengan tujuan penggunaan tidak jelas pun, masih banyak investor yang percaya. Pihak manajemen selalu saja memberikan jawaban yang enak didengar, padahal bisa jadi situasi yang dihadapi tidak seenak yang dikatakannya itu. Kamu kudu jeli dan itu semua bisa dilakukan dengan baik dan benar asalkan kamu memahami 3 poin yang saya jelaskan di atas.
Be Smart, bro. Semoga bermanfaat.
Post a Comment