Powered by Blogger.
===================================================================
Assalamualaikum Sobat Saham Ceria,
Salam sejahtera bagi kita semua,

Untuk meningkatkan kemampuan menulis sobat, silahkan tulis artikel mengenai pasar atau saham, cara kamu memahaminya, suka duka, awal mula, cita-cita, harapan, kesalahan hingga cara memperbaikinya, bedah buku / tulisan trader lain, mitos, dan sebagainya. Ada banyak sekali hal yang bisa kamu tuliskan.

Lebih disukai yang berisikan pengalaman ataupun paparan yang sarat dengan logika dan argumen yang kuat, sehingga sobat lain bisa belajar dari pengalamanmu itu.

Kirimkan tulisan kamu ke sahamceria1@gmail.com dengan format :

Nama penulis : boleh nama pena ataupun nama asli
Email :
Link Blog : (kalau ada)
Judul :
Uraian :
Referensi : (kalau ada)

Panjang tulisan antara 4000-5000 karakter. Tulisan yang menarik akan saya posting di blog ini. Dulu saya memulai untuk memahami pasar ini lewat menulis. Siapa tahu kamu pun juga begitu.

Semoga sukses dan salam trader!
===================================================================

Analisis Top Down dan Bottom Up

Posted by Saham Ceria

Analisa Top Down dan Bottom Up
Ada lebih dari 492 saham di BEI, kira-kira mana yang akan kita pilih sebagai portofolio? Pastinya kita selalu ingin memilih yang terbaik. Nah, yang terbaik itu biasanya memiliki 2 ciri yaitu berfundamental bagus dan berteknikal bagus. Namun, sebelum sampai ke soal fundamental-teknikal, lebih dulu ada metode analisis yang lazim diamalkan oleh pelaku pasar yaitu analisis top down dan bottom up.

Analisis Top Down (Atas ke Bawah)
Yaitu analisis dari makro ke mikro. Situasi ekonomi global dan domestik lebih dulu dinilai sebelum menentukan sektor apa yang bakalan memiliki prospek lebih cerah ketimbang sektor lainnya. Contoh : saat China sedang getol-getolnya memborong batubara, maka harga batubara terkerek naik. Pelaku pasar langsung melirik saham-saham sektor ini sebagai incaran, mengecek fundamental dan teknikalnya, dan sebagainya.

Analisis Bottom Up (Bawah ke Atas)
Yaitu analisis dari mikro ke makro. Lebih dulu mengecek kondisi fundamental dan teknikal, lalu mempertimbangkan pengaruh inflasi, suku bunga, permintaan pasar, dan sebagainya yang diperkirakan punya pengaruh langsung terhadap kinerja perusahaan.

Baik analisis Top Down dan Bottom Up bertujuan untuk menemukan keselarasan antara makro ekonomi dan mikro ekonomi. Ini dilakukan untuk memperkecil resiko investasi/trading. Semakin bagus prospek sebuah perusahaan, maka semakin bagus pula harga sahamnya nanti. Selain itu, ini dilakukan untuk mengantisipasi sulitnya memprediksi waktu. Harga saham bisa naik dan turun sewaktu-waktu. Dengan analisis makro yang baik, pelaku pasar akan lebih yakin memegang saham lebih lama (saat bullish) atau sabar menunggu di luar pasar (saat bearish).

Memahami konsep ini sebenarnya tak begitu sulit. Yang sulit hanyalah soal mengeset sudut pandang dan menjaga netralitas. Melakukan analisis itu jangan sampai berat sebelah. Secara umum keinginan pelaku pasar itu sama, yaitu sama-sama ingin kondisi pasar yang nyaman, ingin situasi ekonomi global yang kondusi, ingin situasi politik yang aman. Uang akan mengalir dari pasar yang kurang menarik ke pasar yang menarik. Misalnya, semenarik apapun sebuah saham, kalau tingkat inflasi tinggi, maka dengan sendirinya valuasi saham akan tergerus. Berapa lama inflasi akan berlangsung, itu sangat bergantung kepada kepiawaian pemerintah negara tersebut. Pada titik ini pelaku pasar tidak bisa melakukan apapun untuk mengintervensi kebijakan pemerintah, selain dari wait and see. Jadi perhatikan saja, apakah kebijakan tersebut bagus buat pasar atau justru tidak, itu akan menjadi masukan yang penting.

Hati-hati, analisis ini sering kali berakhir blunder saat masuk ke ranah politik, walaupun sebenarnya analisis ekonomi sama beratnya dengan analisis politik. Hanya saja di politik banyak pihak-pihak yang berkepentingan, sehingga membuatnya sulit untuk diprediksi. Tidak seperti analisis ekonomi yang menggunakan kalkulasi yang jelas, analisis politik justru lebih banyak menggunakan kalkulasi psikologis perang yang sulit dinilai output akhirnya.

Dalam melakukan analisis apapun, jangan sampai melupakan kekuatan logika. Jika kita dihadapkan pada soal 1 + 1 = berapa, maka jawabannya pasti 2, tapi bukan itu masalahnya. Coba cari tahu darimana angka 1 itu berasal dan kenapa si pemberi soal dengan yakin mengarahkan kita pada soal 1 + 1 dan bukan 1 + 2 atau 43 + 17 , dan sebagainya. Jika alasan dibalik munculnya angka-angka itu bisa diketahui, maka analisis selanjutnya akan menjadi lebih mudah. Ingatlah, tak ada standard abadi di bursa saham. Kamu harus menemukan standard untuk dirimu sendiri. Pasar itu hanya rumah besar dengan beragam persoalan di dalamnya, yang harus kamu jelajahi dan pecahkan sendiri.

Analisis Top Down lebih memfokuskan untuk mengatasi masalah-masalah yang besar dulu. Seperti rumah yang besar, lebih fokus kepada lokasi, suhu dan kelembaban, curah hujan, dan kondisi sekitar pemukiman tersebut. Kelebihannya, cara ini lebih praktis dan cepat, biasa digunakan bagi mereka yang suka solusi yang instan. Kekurangannya butuh biaya besar. Bayangkan kalau rumah sudah dibangun, tapi ternyata belakangan tahu bahwa daerah setempat sering kebanjiran, maka pilihan terbaik adalah rumah tersebut harus dibongkar dan disesuaikan dengan kondisi daerah yang sering kebanjiran, atau memilih untuk pindah ke tempat lain yang lebih baik.

Sebaliknya, analisis Bottom Up lebih memfokuskan untuk mengatasi masalah-masalah yang kecil dulu. Kalau atap bocor, perbaiki atap dulu. Kalau got yang mampet, lancarkan dulu. Kalau kebetulan berada di lokasi banjir, maka simpan barang-barang penting di tempat yang aman agar lebih siap menghadapi banjir. Konsep ini mengedepankan bahwa sebelum mengatasi hal-hal yang lebih besar, maka hal-hal yang kecil harus sudah beres lebih dulu. Dengan membereskan hal-hal yang kecil, maka persoalan terbesar utama akan ketahuan dengan sendirinya. Kelebihan cara ini, lebih detil dan biaya lebih rendah. Kekurangannya, biasanya butuh waktu lebih lama untuk menganalisis problem utama, terutama kalau problem kecil-kecil yang mau dibereskan itu banyak sekali. Terlebih lagi, tak semua orang yang menguasai permasalahan dengan sangat detil.

Perluaslah wawasanmu. Maka kamu bisa memilih metode mana saja yang kamu suka. Semoga bermanfaat.

Related Post



Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...