Powered by Blogger.
===================================================================
Assalamualaikum Sobat Saham Ceria,
Salam sejahtera bagi kita semua,

Untuk meningkatkan kemampuan menulis sobat, silahkan tulis artikel mengenai pasar atau saham, cara kamu memahaminya, suka duka, awal mula, cita-cita, harapan, kesalahan hingga cara memperbaikinya, bedah buku / tulisan trader lain, mitos, dan sebagainya. Ada banyak sekali hal yang bisa kamu tuliskan.

Lebih disukai yang berisikan pengalaman ataupun paparan yang sarat dengan logika dan argumen yang kuat, sehingga sobat lain bisa belajar dari pengalamanmu itu.

Kirimkan tulisan kamu ke sahamceria1@gmail.com dengan format :

Nama penulis : boleh nama pena ataupun nama asli
Email :
Link Blog : (kalau ada)
Judul :
Uraian :
Referensi : (kalau ada)

Panjang tulisan antara 4000-5000 karakter. Tulisan yang menarik akan saya posting di blog ini. Dulu saya memulai untuk memahami pasar ini lewat menulis. Siapa tahu kamu pun juga begitu.

Semoga sukses dan salam trader!
===================================================================

Bagaimana Cara Menganalisa Sebuah Berita?

Posted by Saham Ceria

Bagaimana Cara Menganalisa Sebuah Berita?
Membaca berita akan menjadi kegiatan harian para pelaku pasar. Walaupun memang tidak selalu dikhususkan untuk mencari momentum beli dan jual, membaca menjadi penting untuk memperluas wawasan dan mencari data pendukung analisis. Misalnya saat menganalisa grafik saham dan menemukan saham yang terlihat tak pernah keluar dari trend turunnya selama berbulan-bulan. Terbersit rasa ingin tahu apa yang sedang terjadi di emiten saham ini. Lalu bergegas kita mencari tahu lewat media online. Nah, saat kita berburu informasi seperti ini, ada 2 hal yang mungkin terjadi, yaitu kita mendapatkan informasi yang benar atau kita justru mendapatkan informasi yang menyesatkan. Sangat sulit membedakan keduanya, karena biasanya masing-masing sumber pun menyatakan punya data-data pendukung juga.

Suzanne Pitner (pengajar dan aktivis media) pernah menulis artikel berjudul “How to Analyze the News“. Ia memberikan beberapa tips untuk menganalisis berita yang disingkat sbg COPS (Context, Opinion, Perspektif, dan Source).

Konteks (Context)
Ini memuat tentang informasi yang dibutuhkan. Kalau memang mencari saham-saham yang berpotensi tumbuh, maka seharusnya yang dicari adalah informasi mengenai kinerja saham tersebut. Jangan melulu hanya menunggu ada media yang menulis dengan judul "Emiten AAAA membukukan kenaikan laba bersih Rp200 milyar, atau naik 100% dari tahun sebelumnya", tapi ternyata setelah dicek kenaikan laba karena penjualan aset, bukan dari kegiatan operasional perusahaan.

Kalau ada perusahaan berencana menerbitkan saham baru (right issue), cari tahu untuk apa dana RI tersebut. Kalau buat bayar hutang, lupakan saham itu. Cari saham yang emitennya memang benar-benar berkomitmen untuk memajukan perusahaan. Konteks ini tidak melulu soal membahas emiten bersangkutan. Cobalah melihat dari cakupan yang lebih luas. Produknya, pangsa pasarnya, kelebihannya, kekurangannya, dan sebagainya. Sebagai contoh, untuk perusahaan yang memproduksi semen, mungkin kita harus mencari tahu tingkat inflasi, asset turn over, tarif dasar listrik (TDL), dan kebutuhan semen di dalam negeri. Tidak pun mendetil, asalkan banyak sentimen positif di situ, sudah menjadi indikasi bahwa ini saham yang layak diperhitungkan. Bahkan kalau bisa, cari tahu siapa direktur utama dan siapa pemegang saham mayoritasnya supaya kita bisa mendapatkan gambaran bagaimana reputasi manajemen, visi dan misi buat ke depannya.

Opini (Opinion)
Pendapat atau opini sering diselipkan di antara informasi-informasi tersebut. Misalnya emiten AAAA optimis tahun depan bisa meraih pertumbuhan laba 30%. Nilai 30% ini didasarkan prediksi si emiten, tapi tidak bisa dijadikan dasar pengambilan keputusan. Bisa dikatakan masih nilai iming-iming. Ketika ada 3-4 media yang memuat berita yang lebih kurang sama, investor bisa tergoda untuk mengamini bahwa memang tahun depan optimis peraihan laba bisa 30%. Berhati-hatilah dalam menyikapi ini. Jika ada tulisan yang memuat soal opini ini, sebagai pembaca kita harus melihat apa dasar opini tersebut. Kalau memang emiten AAAA optimis tahun depan bisa meraih pertumbuhan laba 30%, dasarnya apa? Apakah akan ada peningkatan produksi tahun depan? Apakah ada akuisisi aset? Opini juga sering digunakan pada saat menganalisa makro-ekonomi dan analisa teknikal dengan tingkat subjektivitas yang tinggi.

Cara Pandang (Perspektive)
Nah, ini yang rada sulit. Perspektif atau cara pandang dimaknai sebagai cara seorang penulis menjelaskan isi fikirannya. Di sini harus dinilai apakah tingkat objektivitasnya lebih tinggi atau justru tingkat subjektivitasnya. Semakin banyak data yang diberikan dan akurat, maka semakin baik penilaiannya. Tidak hanya itu, semakin terbukti prediksinya, maka semakin terpercaya analisanya. Selain itu, perspektif hanya menghasilkan bias saja. Di sini dibutukan ketelitian.

Saya mengibaratkan perspektif ini sebagai "presentasi dari hasil penelitian". Di sini penulis akan beradu data satu sama lain. Ada 2 hal yang sering terjadi, yaitu penulis menggunakan data untuk mendukung pendapatnya (tipe follower), atau si penulis menggunakan data untuk menarik kesimpulan darinya (tipe hunter). Saya pribadi adalah tipe hunter, karena ketika saya membaca berita, sering sekali saya tak tahu itu akan mengarah kemana. Lalu saya mulai mengumpulkan data-data. Katakanlah kesimpulannya mengarah ke 'Kanan', saya tidak serta merta menerima itu. Yang harus saya uji selanjutnya itu adalah membuktikan apakah 'Kiri' itu benar salah. Kalau 'Kiri' memang terbukti salah, maka tak syak lagi pilihan yang benar itu adalah 'Kanan'. Tapi kalau 'Kiri' ternyata yang benar, maka 'Kanan' menjadi meragukan. Kalau kedua-duanya benar, berarti saya yang salah menyimpulkan. Cara pandang terbalik seperti ini memang membuat pekerjaan ekstra, tapi memberikan nilai tambah agar kesimpulan apapun yang dihasilkan nanti tidak lagi menyisakan keragu-raguan di dalamnya.

Sumber (Source)
Baik isu-isu ekonomi maupun politik, saya selalu mencari informasi pro dan kontra. Saat The FED memutuskan untuk melanjutkan QE (Quantitative Easing) pada tahun 2012 lalu, banyak pendapat yang simpang siur soal dampak positif dan negatifnya. Bagaimana dengan sumber-sumber berita yang terpercaya? Ada 2 sumber berita yang terpercaya itu, yaitu : pertama laporan keuangan, kedua, grafik saham. Selain dari itu, sumber berita sekaliber Bloomberg pun masih bisa 'berbohong'.

Dalam hal mencari informasi, selalulah punya prinsip bahwa kita bukan sedang mencari pembenaran atau mencari dukungan. Kita juga tidak sedang mencari ada berapa banyak media yang mendukung A dan berapa yang menentang. Bukan itu. Informasi terbaik tetap berada pada data. Ini seperti mengumpulkan pecahan puzzle, menyusunnya sedikit demi sedikit sehingga bisa ditebak apa gambar yang muncul nanti. Semakin lengkap data yang terkumpul, maka semakin detail informasi yang bisa diperoleh nantinya, dengan atau tanpa media meletakkannya sebagai judul besar. Be a hunter, not follower.

Berhati-hatilah selalu dalam mengelola informasi. Problem di dunia investasi ini bukanlah karena kekurangan informasi, tapi karena terlalu banyak informasi, sehingga sulit mengelolanya. Belum lagi antara informasi yang satu tidak sejalan dengan informasi lain. Bukan rahasia umum lagi ketika orang-orang berteriak krisis, tapi nyatanya krisis sudah usai. Saat berteriak-teriak bullish, tapi ternyata justru krisis baru saja dimulai.

Semoga bermanfaat.

Referensi :
http://paperzz.com/doc/1591294/how-to-analyze-the-news--cops-strategy-develops---comcast...

Related Post



Unknown said...

Saya tertarik membaca artikel Anda ini dan berminat untuk menyebarkannya di web yang kita buat agar bisa memberi pencerahan banyak pembaca. Di artikel kelak (karena belum launching) akan saya sebutkan nama Anda berikut link blognya.

Demikian pemberitahuan dan terima kasih sudah berbagi pengetahuannya.
Oh iya saya nyampai di blog ini berkat link Anda dalam salah satu komentar di salah satu artikel blog saya.

Salam.

Tech Gear said...

Terima kasih Pak Stefanus sudah berkunjung ke sini dan ngasi backlink. Semoga sukses juga buat blognya Pak. :D

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...