Buat analisis teknikal, biasanya ada banyak pendapat miring seputar ini. Analisis teknikal tidak memiliki metode buat menganalisis valuasi saham. Asumsi pergerakan saham semata-mata disandarkan pada psikologis fear and greedy. Fear menciptakan supplai, dimana orang berlomba-lomba buat jualan, sedangkan greedy menciptakan demand, dimana orang berlomba-lomba buat beli. Nilai psikologis itu diformulasikan ke dalam oscillator yang nantinya akan menandai zona psikologis overbought (terlalu tamak) dan oversold (terlalu takut). Itu jelas bukanlah valuasi saham. Dengan analisis sarat dengan penilaian subjektif seperti itu, apa sebenarnya alasan penting buat mempelajari analisis teknikal?
Pertanyaan ini sebenarnya sudah pernah saya jawab di tulisan-tulisan sebelumnya. Secara garis besar analisis fundamental tak mungkin bisa menangkap pergerakan-pergerakan kecil, sehingga mestinya ada analisis lain yang dimungkinkan untuk melakukan itu. Analisis teknikal jelas jawaban yang paling pas.
Lebih jelasnya, lihat gambar di bawah ini.
Terlihat koreksi tajam bisa muncul sewaktu-waktu tanpa diduga. Padahal sebelumnya trader sudah menikmati floating profit dari hasil rally, namun semua mimpi indah itu harus kandas karena harga bergerak turun tajam melampaui harga beli sebelumnya. Sudahlah membuang-buang waktu menunggu, eh hasilnya malah nol, bahkan minus. Fenomena seperti ini hampir merata terjadi di setiap saham. Jika hal ini terjadi berulang-ulang kali, maka mood trading akan menurun drastis. Kejadian seperti itulah yang hendak diantisipasi dengan analisis teknikal.
Sobat, jika kerugian dikarenakan karena kita terlalu gegabah mengambil posisi beli, maka itu bisa dimaklumi. Tapi, jika kerugian karena kita terlalu sabar menonton harga saham yang semakin turun dari hari ke hari, padahal sebelumnya floating profit, maka insting trader manapun akan berontak. Kita merasa dibodohi oleh pasar, bukan? Jika posisi menunggu pun menjadi suatu kesalahan, lantas apa yang tersisa dari pasar ini buat kita? Apa kita harus berhenti saja? Eitt... tidak perlu merasa pesimis tidak karuan seperti itu. Jawabannya ada di analisis teknikal. Kamu bisa kombinasikan dengan analisis fundamental untuk mendapatkan pilihan saham yang terbaik. Tetap fokus pada saham incaranmu itu dan jangan terlalu cepat tergoda dengan saham-saham lain. Jelasnya, jangan ambil posisi apapun sebelum kamu melakukan analisis yang cukup buat saham tersebut. Lakon seperti itu saya jalankan terus hingga ini hari.
Analisis teknikal jelas bukan sekedar ilmu membaca oscillator. Ia merupakan seni buat membaca pergerakan harga dengan timeframe yang pendek. Sudah pasti banyak studi teknikal yang dikembangkan oleh para pelaku pasar. Semakin objektif sebuah analisis, maka semakin akurat hasilnya.
Bagi saya, analisis teknikal merupakan perangkat wajib buat trading. Saya meyakini bahwa pasar dengan cerdik bergerak dalam area aman yang satu menuju area aman yang lain. Pe er kita adalah menemukan area aman tersebut lewat analisis teknikal. Tanpa analisis teknikal, kita hanya melihat pergerakan harga yang acak. Kenyataannya, di dalam pergerakan yang paling acak sekalipun, ada keteraturan di dalamnya. Apakah kamu bisa melihat keteraturan itu?
Semoga bermanfaat.
Post a Comment