Hari-hari selanjutnya, jadilah saya rutin mengutak-atik Amibroker. Programnya ringan dan sangat user friendly, namun tampilan grafiknya terlalu sederhana. Saya membayangkan software seperti ini bisa menampilkan grafik candlestick 3D yang keren. (Hehe..) Juga, kendati disediakan banyak indikator-indikator teknikal, di Amibroker tidak banyak disediakan built-in Explorer. Ini berbeda dengan Metastock yang justru sudah menyediakan banyak built-in Explorer di dalamnya
Ada satu perbedaan mencolok di Amibroker ketimbang software sejenis, yaitu fitur multitabs. Amibroker memungkinkan penggunanya menggunakan banyak tab sekaligus untuk menganalisis 1 macam saham. Saya bertanya dalam hati, buat apa fitur semacam ini? Andai saya menggunakan indikator MA 5x20, MACD, dan RSI, kesemuanya itu cukup menggunakan 1 tab saja, tidak perlu 2-3 tab. Kesan mubazir seperti ini sempat membuat saya tak begitu tertarik menggunakan Amibroker. Saya menyukai sesuatu yang simpel, dan multitabs seperti ini jelas jauh dari kesan simpel.
Kurang menarik, itulah kesan pertama saya. Seperti yang saya katakan di atas, saya cenderung defensif memang. Tidak puas dengan segala indikator yang standard, saya coba browsing tentang indikator teknikal buat Amibroker. Dari situ saya tahu website Amibroker Library dan Wisestocktrader yang memuat ratusan atau mungkin ribuan indikator-indikator teknikal. Wow! Rasanya seperti menemukan gudang harta karun.
Saya tahu bahwa tak ada jaminan indikator-indikator itu akan memberikan hasil trading terbaik, tapi setidaknya saya punya peluang buat mengeksplorasi indikator-indikator siluman tersebut. Ketekunan itulah yang akhirnya membuat saya bisa membuat indikator yang saya sukai dan sesuai dengan apa yang saya inginkan. Adapun fitur multitabs ternyata amat berguna. Saya memasukkkan indikator berbeda di setiap tab, hanya untuk membandingkan indikator mana yang terbaik menurut saya.
Tomasz Janeczko |
Amibroker versi gratisan tidak bisa digunakan buat real-time data. Inilah kiranya mendorong saya buat membeli softwarenya ini secara online, selain karena harganya relatif terjangkau. (Harganya sekitar Rp1,5 juta di tahun 2013.) Setelah membelinya, saya coba berlangganan real-time data feed, dimana pergerakan candlestick per tick, per 1 menit, per 5 menit, dan sebagainya, bisa disaksikan dengan jelas. Walaupun masih dalam tahap coba-coba, rasanya benar-benar seperti trader profesional saja. (Haha..) Yang penting koneksi internet harus lancar. Yang jelas, saya bisa lakukan day trading, swing trading, position trading, dengan menggunakan indikator yang saya suka pada timeframe yang pendek.
Jadi, kalau ada yang bertanya apa kelebihan utama Amibroker yang membuatnya sangat digemari oleh trader, maka jawabnya terletak pada Amibroker Formula Language-nya (disingkat AFL), ringan, dan kaya akan fitur-fitur. Banyak sekali fiturnya yang belum saya coba. Semua memang diperuntukkan buat mereka yang tengah menyusun sistem trading yang handal. Tak bosan-bosannya saya mengulang-ulang. Mindset yang benar akan melahirkan logika yang benar. Logika yang benar akan melahirkan sistem yang benar. Jika sudah menemukan sistem seperti apa yang hendak dibangun, maka tinggal menyusun AFL-nya. Selesai. Langkah selanjutnya, tinggal mengkoreksi hingga merevisi kalau masih ditemukan kekeliruan. Sejauh ini, Amibroker secara nyata sudah memfasilitasi sistem yang saya inginkan.
Salam trader!
Thank you, Tomasz. Thank you, Amibroker.
Post a Comment