Penguatan dollar membuat ketidakpastian di pasar saham. Mendadak semua mata tertuju pada dollar. Mendadak semua analisa disandarkan pada dollar. Saya tak bilang bahwa itu salah, hanya saja saya khawatir analisa yang berlebihan justru akan membuat kita lengah. IHSG bisa bergerak naik saaat dollar menguat, walaupun persentase kenaikannya hanya sedikit. Saat dollar melemah, IHSG justru bisa bergerak flat atau turun. Saya belum akan membahas soal itu sekarang. Tapi saya akan menuliskannya pada artikel lain. Saat ini kita cukup perhatikan saja grafik IHSG dan mencoba untuk memahami apa yang sedang diceritakan oleh pasar ini sebenarnya.
Setelah mencapai range target resisten 4399-4439, IHSG berpotensi terkoreksi. Nah, masalahnya berdasarkan posisi IHSG sekarang ini, saya belum bisa mengukur target supportnya nanti. Butuh 1-2 hari lagi untuk bisa mendapatkan data yang dibutuhkan. Namun buat target sementara dengan tingkat validitas yang masih dipertanyakan, mungkin ada target di sekitar 4293-4333 atau 4333-4374. Saya akan update target jika data IHSG sudah masuk nanti.
Secara teknikal saya lebih cenderung menilai bahwa IHSG akan bergerak flat ketimbang terkoreksi tajam. Penilaian ini mungkin akan bertentangan dengan analis lain yang melihat EIDO terkoreksi tajam -3.19% kemarin. Namun saya berkeyakinan kurang bijak membandingkan EIDO dengan IHSG sekarang ini. Dengan keputusan the Fed mempertahankan suku bunganya, itu sudah menjadi isyarat bahwa akan ada banyak anomali yang terjadi nanti antara IHSG dengan Dow dan IHSG dengan EIDO. Di grafik di atas terlihat ada capital inflow yang cukup besar. Masuknya arus modal yang cukup besar ini biasanya akan berdampak pada penguatan rupiah ke depannya. Ini akan mampu menahan laju penurunan IHSG nantinya. Jika capital inflow terus naik sedangkan IHSG bergerak turun, maka itu adalah bullish divergence. Pertanyaan yang tersisa, apakah sudah aman buat trading jangka panjang? Grafik di bawah ini mungkin bisa menjawabnya.
Seperti yang saya tuliskan di review minggu lalu, umumnya trading jangka panjang alias investing akan lebih aman dan nyaman apabila volume index sudah berada di area positif. Selama volume index masih berkutat di area negatif, maka trading jangka pendek akan selalu menjadi pilihan. Asing masih bisa memuntahkan volume jual sebanyak 1 milyar lembar lagi agar volume index berada pada posisi extreme oversold. Dengan capital inflow yang cukup besar ini, apa iya asing masih mau melakukan guyurannya secara masif? Kita lihatlah sama-sama nanti.
Disclaimer on.
Post a Comment