Filosofi ini mengajarkan bahwa apa-apa yang nanti dirampas dari musuhmu lebih baik dimanfaatkan ketimbang dihancurkan. Targetmu adalah menguasai saham dengan detil yang sempurna, agar pergerakannya nanti bisa dipahami. Biarkan pelaku pasar merilis isu dan rumor. Biarkan analis menulis analisa yang 'keliru' atau bahkan abal-abal. Biarkan trader-trader membuat testimoni sendiri, interpretasi sendiri, yang bakalan menjebak diri mereka sendiri dan orang lain yang membacanya. Tak usah dibantah. Sangat mungkin mereka pun telah membaca data yang sama denganmu, tapi mereka memberikan pemahaman yang jauh berseberangan darimu, dan tak jarang yang kelewat melenceng. Mereka tak pernah mau belajar, apalagi mengoreksi, karena mereka terlalu sibuk untuk berkomentar dan pamer. Biarkan saja. Tak perlu dibantah. Itulah 'musuh-musuhmu'. Tak usah dihancurkan, karena lebih baik kamu diam saja dan membiarkan pasar bergerak sesuai prediksimu tanpa diketahui oleh siapapun. Samalah itu dengan memanfaatkan kekuatan lawan untuk memperoleh kemenangan sejati. Keberadaan mereka justru membuatmu semakin kuat dan tak tersentuh, karena opini publik sudah bergeser ke mayoritas yang keliru (crowded), sedangkan kamu kokoh sebagai minoritas yang cerdas (smart money). Ketika nanti semua mata mengarah padamu, kamu pun tetap tak tersentuh karena tak ada cara lain untuk mempelajari strategimu sebelum mereka menghancurkan strategi mereka sendiri dan memulai semua dari nol kembali... sesuatu yang hampir mustahil akan mereka lakukan.
Dalam praktek pasar modal yang sesungguhnya, semua berlakon mirip sekali dengan kerumunan kerbau buta. Semua bergerak ke satu arah secara bergerombolan, lalu berbalik arah secara bergerombolan pula. Mereka yang tak tahu apa yang sedang terjadi hanya bisa mengikuti fluktuasi gerakan tersebut saban hari tanpa bisa melakukan antisipasi apapun. Mereka ini akan menjadi pihak yang terjebak di tengah-tengah tanpa tahu harus berbuat apa, serba salah dan serba membingungkan. Musuh-musuh sudah menghembuskan isu, rumor, bahkan analisa tingkat dewa, baik sengaja maupun tidak sengaja, yang bisa mempengaruhi sentimen publik. Hal semacam ini sudah seperti habit yang tak bisa dihilangkan, dan semakin hari semakin berlebihan hingga sudah dirasakan keterlaluan, tapi tak ada cara apapun untuk menghentikan itu.
Kamu akan menemukan 'musuh-musuh' ini di sepanjang hari-harimu. Saya berikan tanda kutip pada kata musuh, karena mereka bukanlah benar-benar musuh di dunia nyata, melainkan akibat cara pendekatan yang dilakukannya, sudut pandangnya, sehingga ia membuat opini-opini yang keliru, sudah memenuhi syarat bahwa dia akan menjadi musuhmu di pasar modal. Terima atau tidak, kamu harus hadapi itu. Tapi ingat, tak perlu capek-capek meluruskan pendapatnya, karena akan banyak gunanya nanti. Biarkan saja seperti itu. Kalau ia ingin meluruskan pendapatnya, ia harus melakukannya sendiri.
Dalam situasi perang yang sesungguhnya, kamu harus punya tolok ukur yang jelas dan bisa dipertanggungjawabkan. Katakan lurus, kalau memang lurus. Katakan bengkok, kalau memang bengkok. Janganlah lurus dibilang bengkok, dan bengkok dibilang lurus. Profesi ini menjadi sulit karena tak ada yang memberitahu tolok ukur yang jelas. Semuanya harus dicari sendiri, dicoba sendiri, untung sendiri, rugi sendiri. Dengan tolok ukur ini nantinya kamu bisa mengeset target terbaik untuk investasimu.
'Taktik yang paling lihai adalah merusak rencana musuh' bisa diartikan bahwa kamu harus berani mengambil posisi kontrarian, walaupun banyak yang tak setuju denganmu. Selanjutnya 'taktik terbaik adalah menyerang laskar musuh' diartikan bahwa kamu harus berani mengambil posisi lebih dulu sebelum pasar. Kegiatan ini disebut spekulasi. Maka kamu harus memiliki strategi yang cukup matang untuk mendapatkan hasil yang akurat dari spekulasi tersebut. Tanpa itu, kamu akan jatuh dalam situasi gambling, yaitu situasi yang sangat tidak diinginkan dalam kondisi apapun dan dimanapun, karena jika sedang berhadapan dengan pasar, kamu hampir bisa dipastikan akan terlibas. Don't even think to gamble with the market.
Kata "spekulasi" berasal dari bahasa Latin speculatus, yang merupakan bentuk kalimat lampau dari speculari , yang artinya "melihat kedepan" , mengamati, dan menelaah. Kata speculari itu sendiri merupakan turunan dari kata specula, yang berasal dari specere yang artinya "untuk melihat", yang merupakan serdadu Roma yang bertugas mengawasi perkampungan serdadu yang disebut castrum. Dalam kata ini ditemukan persamaan etimologik dari kalimat kontemporer yang menunjukkan pada suatu aktivitas "memandang dari jauh" di angkasa dan juga di dalam waktu.Susunlah baik-baik rencana tradingmu. Jika memang rencana itu masih 1/2 matang, lebih baik jangan dulu buru-buru untuk terjun. Selesaikan dulu pe-er yang terbengkalai. Bukan cerita baru kalau banyak trader yang kehilangan modalnya hanya karena tidak sabar. Memang untuk memahami dinamika pasar saham ini butuh waktu yang tak sedikit. Kamu harus sabar. Memang begitulah adanya, tanpa ditambahi dan dikurangi. Andai saja ada cara untuk mempercepat proses belajar saham ini, tentulah tak perlu menunggu lebih lama. Jangan sampai buru-buru ingin menguasai 'kota yang dibentengi tembok'. Saham itu seperti kota yang dibentengi tembok yang tak kelihatan. Lakukan analisa yang mendalam agar saat menyerang nanti, kamu tidak akan kecewa.
Post a Comment