Awal wave 1 akan selalu meragukan karena sulit untuk dikonfirmasi. Juga seberapa tinggi rebound wave 1 sukar untuk diketahui. Jika kita membaca dari literatur Elliot Wave yang ada, jarang sekali yang menyebutkan berapa panjang wave 1. Biasanya buku-buku hanya sekedar menuliskan perbandingan panjang wave 1 dengan wave 3 dan 5, tapi untuk wave 1 sendiri tak ada tolok ukur yang jelas. Tapi bukan berarti tidak bisa diukur sama sekali. Tetap bisa, hanya saja hasilnya sangat beragam. Dibandingkan dengan wave lain, wave 1 menjadi wave dengan hasil pengukuran paling beragam. Saat ini IHSG sudah terkonfirmasi sedang membentuk Minor Wave 1 of Intermediate Wave (5) of Primary Wave ((3)) of Cycle Wave V dengan target terdekat 5237 dan terjaduh 5460. Menimbang bahwa ini dalam pembentukan Intermediate Wave 5, ada kemungkinan Minor Wave 1 ini akan lebih panjang, sehingga saya menilai target ideal wave kali ini adalah 5460.
Saya mengapresiasi langkah pemerintah untuk menjaga nilai tukar rupiah dengan cara intervensi dari BI, walaupun itu berarti terpaksa menggerus cadangan devisa. Tanpa itu, mungkin rupiah akan terpuruk hingga Rp14.000 per USD. Tidak penting harus menguat tajam, asalkan cukup stabil bertahan di level Rp13000-13100 sudah menjadi sinyal bahwa kondisi ekonomi kita kuat. Ini penting untuk meningkatkan kepercayaan investor. Minggu lalu saya menuliskan bahwa meskipun terjadi arus modal keluar, arus modal itu tidak kemana-mana. Dan dalam minggu ini terlihat arus modal dengan cepat masuk ke pasar dan siap membanjiri pasar saham dengan likuiditas. Ini tentu menjadi kesempatan bagus buat kita. Sayangnya sinyal yang tampak masih sebatas sinyal rebound, dan bukan sinyal long buat 2-3 bulan. Ini juga menjadi catatan bagi saya bahwa tiap kali rupiah terpuruk, tidak harus serta merta pasar kehilangan momentumnya. Momentum bisa tetap terjaga, namun cenderung lebih pendek dari biasa akibat setiap pelaku pasar lebih suka mengantisipasinya di awal. Maka buat yang memprediksi IHSG akan ke 4500 atau lebih rendah lagi, sebaiknya mulailah perbaiki cara menganalisamu.
Di sini saya mengkritik analis-analis yang dengan sengaja melontarkan pendapat-pendapat miring soal pemerintahan sekarang ini. Ada yang terang-terangan mengatakan bahwa ekonomi semakin terpuruk. Baiklah. Mari kita luruskan soal ini sejenak. Saya tidak melihat bahwa analis-analis pasar modal lebih memahami situasi ekonomi dan politik ketimbang pelaku bisnis itu sendiri. Jadi tepatnya analis-analis itu hanya mengamati dan berkomentar, dan bukan melakukannya sendiri. Untuk itu saya merasa perlu mencari tahu bagaimana pendapat pelaku usaha dengan situasi ekonomi sekarang ini. Saya selalu mendapat pernyataan-pernyataan yang optimis, sangat optimis malah. Saya jadi ingat sekitar tahun 2013 lalu ketika pengusaha-pengusaha berkumpul dalam sebuah acara TV, mereka terang-terangan mengatakan bahwa jika Indonesia ingin maju, maka majukan dulu sektor pertanian dan perikanan. Karena 2 sektor ini yang akan jadi tulang punggung ekonomi. Inflasi tidak akan menjadi momok menakutkan lagi jika swasembada pangan tercapai. Maka ketika program pemerintah mempercepat pembangunan infrastruktur, subsidi sektor pertanian dan perikanan, mempercepat izin usaha untuk pengusaha, itu sudah menjadi sinyal utama bahwa ekonomi Indonesia akan tumbuh sangat signifikan di tahun-tahun mendatang. Itu sebabnya siapapun pelaku usaha selalu berkomentar positif. Mereka tak peduli kurs rupiah terpuruk ke Rp15.000 sekalipun, karena yang harus mereka lakukan sekarang ini adalah bertahan setidaknya 1-2 tahun lagi melewati situasi sulit sekarang ini. That's it and that's the target!
Apakah saya terlalu optimis soal itu? Tidak. Saya cukup mengkonfirmasinya dengan grafik dan grafik pun ternyata mengkonfirmasi itu. Dan saya sama sekali tidak tahu apakah analis-analis itu bisa baca grafik IHSG atau tidak. Bukan rahasia umum kalau analis hanya sekedar menyandang titel tapi sebenarnya pengetahuan teknikalnya biasa-biasa saja. Mereka memang sangat piawai di makro, tapi tak tahu cara menerjemahkannya ke dalam grafik. Jika kamu kebetulan seorang analis yang membaca tulisan saya ini, catatlah dan jadikan sebagai kritik yang membangun. Sudah jadi rahasia umum kalau para analis berteriak bahwa ekonomi makin hancur, kondisi akan semakin memburuk, indeks saham akan kolaps, yang terjadi justru kebalikannya. Ini seperti rekaman kaset rusak yang diulang-ulang setiap tahunnya.
Setelah melewati periode bottoming, baru terlihat aksi borong saham dengan volume yang fantastis oleh asing. Mungkin beberapa di antaranya adalah analis-analis nyinyir mengkritik pemerintah tapi merekomendasikan borong saham. Lho, pesimis kok malah borong saham? Mau prediksi ekonomi pulih nih? Enough for that bullsh*t! Lebih baik diam ketimbang memaksakan diri membuat omong kosong. I call for the bull. Enjoy the ride!
Rangkuman Pasar 11-15 Mei 2015 | |||||
11 | 12 | 13 | 14 | 15 | |
IHSG | 5172.48 | 5205.61 | 5246.13 | LIBUR | 5227.1 |
Net FNBS (lembar) | -37.465.727 | -134.949.978 | -110.068.146 | - | 328.078.803 |
Total Net FNBS dlm sebulan | -2.080.452.296 | -2.333.363.662 | -2.379.712.988 | - | -2.149.435.524 |
Rp/USD | Rp13.116,- | Rp13.203,- | Rp13.188,- | - | Rp13.090,- |
*Saham-ceria.blogspot.com |
Post a Comment