Sementara ini saya menandai IHSG berada di Minor Wave 1 of Intermediate Wave (5) of Primary Wave ((3)) of Cycle Wave V. Saya katakan 'sementara' karena sangat sulit mengkonfirmasi titik awal wave 1. Bisa saja titik ini wave ini, tapi bisa juga bukan wave 1. Jika ini wave 1, maka target resisten terdekatnya adalah 5237. Tapi kalau bukan wave 1, maka ini masih bagian dari wave koreksi, apalagi terlihat masih terjadi capital outflow (lihat garis merah). Sayangnya arus modal saat ini tidak begitu handal digunakan untuk memprediksikan arah pasar, karena kondisi pasar agak berbeda dari sebelumnya. Maka kita sering melihat adanya anomali di pasar dimana arus modal terlihat keluar dari pasar tapi beberapa saham malah mencetak rebound yang fantastis, seperti yang lazim ditemukan pada kondisi bullish. Kenapa hal ini terjadi? Karena meskipun terjadi arus modal keluar, arus modal itu tidak benar-benar keluar (tidak berpindah ke pasar lain), melainkan tidak kemana-mana. Andai arus modal itu benar-benar keluar, maka rupiah tidak akan bertahan di area Rp13050-13100, melainkan anjlok ke Rp14000 atau lebih. Apa yang menahan investor untuk tidak memindahkan uangnya ke tempat lain?
Dari BI dicatat tingkat inflasi bulan April 2015 adalah 6.78%. Secara rata-rata tingkat inflasi di tahun 2015 ini selalu di bawah 7%. Ini menunjukkan kondisi makro ekonomi Indonesia cukup stabil, padahal kita mengetahui kenaikan BBM merupakan penyumbang utama inflasi. Untuk bulan Mei 2015 diprediksikan juga tak berbeda dari bulan April. APBN 2015 yang baru berjalan mulai awal Mei 2015 ini merupakan titik awal pembangunan infrastruktur secara agresif. Ini merupakan alasan kenapa investor memilih untuk tidak kemana-mana, selain menunggu momentum yang tepat untuk masuk kembali.
Menteri Keuangan Bambang P.S. Brodjonegoro menerbitkan aturan terbaru mengenai pajak penghasilan (PPh) atas barang sangat mewah senilai minimal Rp5 miliar (rumah beserta tanah, apartemen, kondominium, dan sejenisnya) yang diberi nomor 90/PMK.03/2015. Peraturan ini memberi sentimen negatif buat saham-saham sektor properti, tapi hal ini hanya berlangsung sementara. Pemerintah memang sedang getol-getolnya menggenjot penerimaan negara dari pajak. Jika infrastruktur berhasil dibangun, maka sektor properti merupakan sektor yang paling pertama diuntungkan karena cakupan wilayahnya akan bertambah besar seiring mudahnya sarana dan prasarana transportasi.
Pemerintah juga didorong untuk menyerap produksi batubara dalam negeri. Target 35.000 MW dimana sebagian besarnya menggunakan PLTU yang bersumber dari batubara diharapkan mampu memulihkan industri batubara yang sudah beberapa tahun ini lesu seperti kekurangan darah. Indonesia merupakan eksportir batubara terbesar di dunia. Jika Indonesia bisa mengerem volume ekspor batubara, maka supplai akan berkurang yang dengan otomatis mengerek harga jual batubara di pasar internasional. Memang hal itu tidak bisa spontan terjadi, tapi sedikit demi sedikit diharapkan ada peningkatan pendapatan di sektor ini nantinya. Kementerian ESDM membatasi produksi batu bara maksimal 425 juta ton per tahun yang akan dimasukkan dalam peta jalan produksi batu bara nasional periode 2015-2030. Sekretaris Ditjen Mineral dan Batu Bara Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Paul Lubis mengatakan pembuatan peta jalan (roadmap) itu bertujuan mengendalikan produksi batu agar tidak mengalami kelebihan produksi. Pemerintah juga tengah mengkaji dua skenario alternatif, yaitu produksi dipatok naik 1% per tahun, kemudian konsumsi lokal diasumsikan naik 8% per tahun dan cadangan dipatok tidak mengalami kenaikan. Skenario kedua, produksi batu bara dibatasi di angka 425 juta ton per tahun, konsumsi lokal diasumsikan naik 8% per tahun dan cadangan batu bara diasumsikan naik 1% per tahun.
Dari grafik FNBS kita bisa melihat bahwa jumlah volume jual oleh asing ini sudah cukup besar. Tapi volume ini masih kurang. Setidaknya masih dibutuhkan volume jual sebesar 1-2x 600 ribu lembar lagi yang mudah-mudahan akan tercapai dalam minggu ini. Situasi macam apa yang kamu harapkan saat indeks saham menyentuh dasar? Apakah situasinya santai, nyaman, dan tak mengkhawatirkan? Justru sebaliknya. Kondisi yang biasa terlihat adalah panik, aksi pamer guyuran semakin menjadi-jadi, hingga kamu tidak akan bisa membedakan apakah ini saatnya akumulasi atau justru mengosongkan portofolio. Saran saya, abaikan itu. Manuver-manuver seperti itu saban tahun selalu terjadi. Biasakanlah dirimu dengannya. Tapi sebagus apapun manuver tersebut, tidak akan mengubah emas menjadi tembaga. Fokus dan sabar adalah kuncinya.
Rangkuman Pasar 04-08 Mei 2015 | |||||
04 | 05 | 06 | 07 | 08 | |
IHSG | 5141.14 | 5160.31 | 5184.95 | 5150.49 | 5182.21 |
Net FNBS (lembar) | +12.341.142 | +196.934.786 | -483.553.656 | -59.566.487 | -549.633 |
Total Net FNBS dlm sebulan | -990.290.747 | -1.215.253.905 | -1.799.726.364 | -1.797.328.449 | -1.929.325.642 |
Rp/USD | Rp13.021,- | Rp12.993,- | Rp13.040,- | Rp13.065,- | Rp13.177,- |
*Saham-ceria.blogspot.com |
Disclaimer on.
Post a Comment