Saham-saham fundamental itu cocok buat trading ASALKAN likuiditasnya besar. Likuditas yang besar ini akan membuat volatilitas yang besar pula. Tehnik trading yang paling cocok adalah swing trading jangka pendek s/d menengah. Berbeda dengan saham-saham fundamental yang likuiditasnya kecil, dimana investor lebih suka menyimpannya untuk jangka waktu lama karena jika dijual, maka susah untuk mendapatkannya di harga yang menarik. Ya tentu saja, likuditasnya kecil membuat saham tersebut menjadi barang langka.
Kesulitan utama pada saham-saham fundamental yang likuid itu terletak pada penilaian valuasinya. Kebanyakan memenuhi syarat sebagai saham yang matur ketimbang yang tumbuh. Padahal fundamentalist lebih suka memburu saham-saham yang tumbuh karena potensi gain yang bisa dihasilkannya lebih besar, dan biasanya lebih disukai yang kurang likuid. Jadi keputusan trading ataupun investing benar-benar tergantung besar kecilnya likuiditas saham tersebut. Biasanya yang belum terbiasa dengan metode seperti ini ataupun belum pernah mencoba akan merasa ngeri untuk menanam duit di saham yang tidak likuid. Alasan klasik yang sering diutarakan : "Takut diguyur". Apakah investor itu tidak takut sahamnya diguyur? Apakah tidak khawatir? Ya tentu saja rasa khawatir itu tetap ada. Untuk itulah ada analisa fundamental.
Bagaimana dengan saham yang likuid? Sebenarnya perlakuannya sama saja dengan saham yang tidak likuid. Bedanya, likuiditas yang tinggi akan membuat saham tersebut lebih volatil. Itu sebabnya pada saham-saham likuid yang berfundamental bagus, saya cenderung melakukan swing trading di situ. Tujuan dari swing trading di saham-saham seperti itu untuk menaikkan potensi gain yang bisa diperoleh. Misalnya, SMGR setelah dihitung valuasi wajarnya adalah 17000. Harga saat itu adalah 15000 atau masih terdiskon 11%. Kalau dinilai dari potensi gain yang hanya 11%, tentunya tak begitu menarik, kan? Tapi karena likuiditas SMGR tergolong besar, maka pasar bisa menaikkan potensi gain melalui volatilitas. Illustrasinya kira-kira sbb :
15000 | 15700 | +4.7% |
15400 | 16000 | +3.9% |
15550 | 16700 | +7.4% |
16500 | 16600 | +0.6% |
16500 | 16900 | +2.4% |
16800 | 17000 | +1.2% |
Total | +20.2% |
Illustrasi di atas dibuat hanya dengan memperhitungkan potensi profit, dan tidak memasukkan potensi loss karena menggunakan asumsi jika nyangkut, maka saham tersebut tetap layak disimpan, bukan dijual rugi.
Dari tabel tersebut bisa dilihat bahwa walaupun potensi gain berdasarkan valuasinya hanya 11%, tapi dengan swing trading hasilnya bisa naik hampir 2x lipat. Tapi dalam prakteknya tentu tak semudah yang dibayangkan, karena potensi lossnya juga lumayan, tapi hal itu relatif bisa diukur karena sudah dilakukan antisipasi dengan menghitung valuasi saham tersebut sebelumnya, sehingga apabila nyangkut, peluang untuk pulih dengan cepat akan terbuka lebar.Semoga bermanfaat dan tetap semangat!!
Bro, tabel ilustrasi buy n sell pd SMGR seperti diatas makin meyakinkan saya bahwa trading 1-2 saham dan saham yg dimainkan itu2 saja profitnya dapat dg mudah mengalahkan pasar (IHSG)....tentu saja sebelum memilih harus dilakukan back test se-tidak2nya dari data 3 bulan terakhir. Kekeliruan saya selama ini adalah saat menjual lalu segera tergoda beralih ke saham lain yg justru dpt merusak kinerja. Oleh karena itu sejak awal 2015 strategi saya adalah terus menguntit volatilitas saham yg itu2 aja gak ganti2 tapi saya yakini dapat memberi profit yg konsisten tiap bulan. Dengan cara tsb take profit bisa minimal 2 kali/bulan....mungkin ini salah satu cara "how to win the market..." u/ para trader yg modalnya imut.
Memang bisa Pak Indra Yana. Ini sebenarnya melulu soal valuasi dan swing. Hanya saja kebiasaan trader yg suka dgn cepat pindah ke lain hati, pdhl bisa jadi saham tsb belum mencapai target valuasi wajarnya. Kl bisa konsisten menerapkan tehnik ini, mudah2an bisa mengalahkan performa pasar nantinya.
Post a Comment