Politik Indonesia yang memanas semenjak bulan Maret 2014 sampai hari ini membuat pasar saham sering kali bergerak 'aneh'. Ini seperti air yang tenang tapi mendadak muncul riak-riak kecil. Riak-riak itu sendiri tidak menggambarkan kondisi air yang sebenarnya, karena riak yang muncul BUKAN dari dalam air, tapi sesuatu yang berasal dari luar.
Dalam prakteknya munculnya riak ini tidak bisa diprediksikan. Buat yang rajin menilai aliran uang di pasar, maka riak-riak akibat suhu politik bergerak tidak mengikuti aliran uang tersebut. Dia bergerak sesuka hati. Jika suhunya sejuk, maka harga saham bisa terbang tinggi sesuka hati. Sebaliknya jika suhu memanas, maka harga saham akan turun sesuka hati pula. Bukan karena pengaruh fundamental, bukan pula teknikal. Dengan kata lain, apabila riak-riak pasar saham muncul akibat pengaruh politik, maka buang jauh-jauh pemikiran saat itu bahwa naik turunnya harga saham karena faktor fundamental atau teknikal.

Lantas, bagaimana cara membedakan riak yang diakibatkan oleh pengaruh politik dengan yang tidak? Kita bisa dengan mudah membedakannya karena biasanya informasi-informasi seputar politik beredar dengan sangat cepat. Mulai dari capres dari partai tertentu, gugatan pemilu, menunggu hasil keputusan pengadilan, dan sebagainya akan jadi perbincangan hangat di kalangan pelaku pasar. Memang terdengar agak 'aneh' jika pelaku pasar terlalu nurut dengan suhu politik, padahal kita bisa saja berdalih bahwa "selama fundamental tidak berubah, maka tidak ada yang perlu dikhawatirkan", tapi bukan itu yang dimaksudkan di sini. Coba kita fikirkan, saat suhu politik dinilai kurang kondusif, terlepas apakah itu penilaian yang salah atau benar, sebenarnya pelaku pasar itu sedang mengantisipasi apa? Maka jawabnya jelas, tidak ada! Kenapa begitu? Lha iya, riak akibat pengaruh politik itu sifatnya
palsu. Ia akan menciptakan
ilusi pasar bahwa pasar sedang bergejolak, rawan koreksi dan sebagainya, padahal riaknya tidak terbentuk dari dalam.
Dalam pengamatan saya sendiri, beberapa pengaruh luar yang benar-benar bikin bursa kacau balau adalah :
- Perang. Perang merupakan implementasi dari suhu politik yang sudah kelewat panas.
- Bencana alam. Beban perekonomian naik tajam akibat rusaknya infrastruktur mengakibatkan membengkaknya pengeluaran untuk perbaikan.
- Krisis ekonomi. Beban hutang yang tinggi dan tidak teratasi menyebabkan likuiditas menjadi macet, padahal tanpa likuiditas pasar akan kering kerontang.
Apa yang harus dilakukan ketika muncul riak-riak palsu itu? Cek kembali sinyal saham yang bersangkutan sebelum riak itu muncul, karena ketika riak selesai, sangat mungkin saham akan kembali melanjutkan sinyal awal yang tertunda itu. Ini cuma pendapat pribadi. Semoga bermanfaat.
Related Post
Belajar Saham- Belajar Trading Saham Buat Mahasiswa
- 7 Pintu Masuk Analisis Saham
- Berburu Jawaban Di Balik Misteri Support dan Resisten
- Analisis Fiksi vs Analisis Prediksi
- Gerilya Diversifikasi, Antisipasi Yang Tak Terprediksi
- Menulis Jurnal Trading Sendiri
- Membuat Trading Plan Sendiri
- Membuat Sistem Yang Tradable
- Multitafsir Analisa Teknikal
- Jalan Terjal Para Penikmat Hoax
- Konsep Lain Dari Akumulasi Dan Distribusi - Bagian 2
- Konsep Lain Dari Akumulasi Dan Distribusi - Bagian 1
- Menentukan Pilihan, Antara Teknikal Dan Fundamental
- Spekulasi vs Judi, Dunia Yang Berbeda - Bagian 4 (Selesai)
- Spekulasi vs Judi, Dunia Yang Berbeda - Bagian 3
- Spekulasi vs Judi, Dunia Yang Berbeda - Bagian 2
- Spekulasi vs Judi, Dunia Yang Berbeda - Bagian 1
- Dewa Turun Dari Kahyangan Saat Makanan Berlimpah
- Tape Reading, Menghadapi Jurus Double Standard - Bagian 2
- Tape Reading, Menghadapi Jurus Double Standard - Bagian 1
- StockList, Cerita Di Baliknya
- Berharap Pada Informasi Yang Selalu Datang Terlambat
- Memprediksi Saham, Mewujudkan Mimpi Yang Sempurna - Bagian 2 (Selesai)
- Memprediksi Saham, Mewujudkan Mimpi Yang Sempurna
- Sistem Trading : Cocok Buat Saya atau Cocok Buat Pasar?
Post a Comment