Di artikel ini saya menuliskan sbb :
Breakout offer tebal, lalu harga naik 3 tick. Esoknya harga malah turun sedikit di bawah harga offer tebal kemaren. Apakah itu penurunan yang sementara sebelum naik lebih tinggi? Ini akan membuatmu berfikir bahwa bandar yang melakukan breakout offer kemaren tentunya tidak akan membiarkan harga turun begitu saja karena ia bisa nyangkut. Tapi yang terjadi harga bisa lanjut turun dan meninggalkanmu dalam keheranan tanpa pernah tahu apa yang terjadi pada bandar yang kamu bilang nyangkut itu.
Di sini saya hendak menegaskan bahwa breakout baik bid tebal maupun offer tebal tak menjamin harga akan melanjutkan ke arah breakout tersebut, walaupun breakout itu dilakukan oleh sekuritas ternama sekalipun. Malah semakin ternama sekuritas itu, semakin besar peluangnya buat melakukan breakout palsu. Celakanya, secara kebetulan level-level antrian bid-offer yang cukup tebal itu terletak tepat pada posisi-posisi breakout harga di grafik, sehingga trader semakin diyakinkan bahwa apabila level tersebut berhasil dilewati, maka besar peluang untuk melanjutkan arah. Apakah tehnik penafsiran seperti ini salah? Tidak salah, karena dalam beberapa kasus tehnik seperti ini bisa berhasil dengan baik. Namun, kalau ditanya dari pengalaman saya menyaksikan aksi-aksi semacam ini, breakout bid-offer tebal itu tak lebih tak kurang seperti melihat cahaya tanpa tahu arah yang jelas. Seperti berjalan di dalam kabut, kan? Breakout memang memberikan kita petunjuk bahwa itu merupakan arah yang dimaksud, tapi sayangnya skenario lanjutannya bisa yang mana saja, meninggalkan trader dalam kegalauan tanpa akhir. Kalau ternyata benar terjadi kelanjutan arah, itu hanya faktor kebetulan semata-mata. Kalau ternyata malah berbalik arah, itu juga faktor kebetulan semata-mata yang tak ada hubungannya dengan breakout tidaknya bid-offer.
Yang sebenarnya menilai validitas breakout dari TR itu sangat sukar. Saya tidak tahu apakah ada yang bisa melakukan itu, tapi yang jelas saya pribadi tidak bisa, walaupun sudah sekian lama trading dan mengamati TR. TR memang membuat saya lebih memahami perilaku pasar (atau tepatnya kegilaan pasar), tapi TR tak banyak berguna buat menaikkan performa trading saya. Aksi-aksi borongan dan guyuran yang bisa terjadi dalam sekejap mata sangat sulit buat diikuti. Jika profit harus diraih dengan cara mempelototi layar monitor setiap detiknya setiap hari, hmmm... saya pikir ada yang salah dengan cara ini. Mungkin ada trader lain yang memang hobi melakukan itu, tapi yang jelas saya tak merasa nyaman dengan gaya demikian. Ini bukan soal keahlian, tapi ini soal idealisme trading. Saya menganut paham bahwa dari semula bursa saham itu tidak didesain untuk trading jangka pendek, melainkan jangka panjang. Itu sebabnya mempelototi live trade dari pagi sampai sore bukanlah ide yang menarik buat saya, terkecuali masih dalam tahap belajar. Dan seiring waktu saya bisa membuktikan pada diri saya sendiri bahwa profit spektakuler bisa diraih tanpa mempelototi layar sekalipun. Smart money memang meletakkan uangnya di suatu tempat dan itu tak akan terdeteksi dari TR, sebagus apapun analisamu soal itu.
Lalu kembali kepada kutipan di atas, apa yang terjadi pada sekuritas yang memborong saham tersebut? Apakah dia nyangkut? Ya sudah pasti, tapi kita tidak pernah tahu exit strategy masing-masing pelaku pasar, kan? Bisa saja setelah memborong banyak, itu justru digunakannya buat melakukan shortsell dengan jumlah 2-3x lebih banyak. Tidak harus dari sekuritas yang sama, karena transfer saham bisa dilakukan dengan begitu mudahnya. Masuk dari sekuritas A, lalu keluar dari sekuritas B, itu merupakan hal yang biasa saja. Atau bisa juga menambah posisi dan setelah sebulan lamanya harga benar-benar rally lebih tinggi dari posisi belinya terdahulu, sekaligus membebaskannya dari posisi nyangkut. Skenario mana saja bisa terjadi.
Sobat, TR itu seperti kilatan cahaya yang terpantul dari ujung mata pedang. Janganlah sampai kamu terlalu silau akan cahayanya. Belajarlah untuk bisa melihat ujung mata pedang itu, agar kamu tahu apa yang berada di pangkal pedangnya. Tak perlu tahu siapa yang memegang, asalkan kamu tahu kemana arah yang dituju oleh pedang itu, itu sudah lebih dari cukup buatmu untuk mengambil keputusan dan hampir dipastikan posisi kamu nantinya akan sama persis dengan pasar. Tapi kalau kamu memang berminat sekali terhadap TR, ya silahkan saja kamu coba mencari tahu soal ini asalkan kamu memahami benar-benar konsep entry dan exit strategy dari masing-masing skenario, aturan-aturan yang berlaku di bursa saham beserta bug-nya, dan memahami tujuan dijalankannya aksi-aksi demikian, agar kamu paham bahwa sekalipun aksi-aksi tersebut terlihat aneh dan sinting, itu jelas punya tujuan tersendiri dan tetap bisa dilakukan tanpa khawatir akan melanggar aturan. Semoga bermanfaat.
Saya pemirsa setia blog ini..artikel ini adalah salah satu yg terbaik :)
okey
Trims kunjungannya sob. walah, kl dibilang salah satu yg terbaik, kok rasanya belum pantas lah. pembahasan TR ga akan selesai lewat 3-4 artikel. Mengingat fokus trader ini berbeda2 satu sama lain, jgn sampai ada kesan bhw satu2nya cara buat berhasil itu hrs menguasai TR. Masih byk kok cara lain. Bgitupun kl memang ada skill TR, ya tentu saja sangat bagus. sbnrnya itu saja fokus dari tulisan ini. Byk yg bisa diceritakan soal ini. Lihat ntar deh, kalau sikonnya pas, saya akan bahas lagi. Salam trader!
Post a Comment