Pergerakan pasar sering kali tak terduga. Analis harus berjuang lebih keras untuk menemukan solusi demi mengantisipasi itu. Lebih disukai solusi yang mudah dan sederhana. Solusi semacam itu disebut sebagai trik. Beragam metode bermunculan. Alhasil ada begitu banyak trik. Lebih kurang trik-trik tersebut membahas seputar membaca candlestick lebih detil, menggunakan oscillator dengan tepat, menarik garis trend yang lebih baik, dan sebagainya. Semuanya itu sudah sangat lazim dibahas oleh para teknikalis. Kita nyaris tak melihat ilmu baru apapun di situ. Ada juga yang memberikan trik soal manajemen uang, manajemen resiko, dan lain-lain. Beberapa memberikan trik soal momentum, seperti waktu terbaik membeli sekitar jam 13.30 s/d 15.00, setiap tanggal 18-22 setiap bulannya, tidak aman memegang saham di hari Jum'at, yang kesemuanya itu berdasarkan penilaian subjektif yang sangat diragukan kebenarannya. Saya sendiri pernah mencoba melakukan pendekatan analisis terhadap pemilihan jam, hari, hingga tanggal, tapi itu semua tak menjawab apapun. Pasar berhasil melampaui segala prediksi yang berbau-bau waktu seperti itu. Salah-salah malah terjebak ke dalam mitos.
Bug terparah di bursa saham adalah salah meletakkan order. Mulai tahun 2000 s/d 2013 sering terjadi flash crash. Ini ditenggarai oleh salah memasukkan order oleh sekuritas. Dalam 3 tahun belakangan ini, flash crash hampir tak ditemui lagi. Artinya pasar akan terus berusaha memperbaiki segala bug. Dan secara logika, jika setiap celah sudah berhasil diperbaiki, maka trik apa yang kita harapkan? Trik yang seperti apa yang kita inginkan? Trik baru akan selalu ada, tapi berharap pada trik dari kesalahan sistem, maka trik seperti itu sudah tidak ada lagi. Karena itu, untuk bisa sukses di bursa saham hanya ada 2 cara, yaitu : 1. murni keahlian; atau 2. murni kebetulan.
Lupakan soal cracker yang hobinya membobol sistem dengan memanfaatkan celah yang ada. Saya tak berbicara soal itu. Saya berbicara soal logika trading dengan mengikuti dinamika pasar yang ada. Antara membobol sistem dengan mengikuti sistem merupakan 2 hal yang berbeda. Sistem disusun agar semua pelaku pasar mendapatkan hak yang sama tanpa khawatir dipengaruhi aksi manipulatif dari pihak-pihak lain yang tak bertanggung jawab. Trading harus dilakukan secara adil. Begitulah aturannya dan begitulah yang harus dijalankan. Saya berharap ke depannya aksi-aksi perbandaran yang sering membuat resah akan hilang sedikit demi sedikit. Karena pada akhirnya antara bandar dan bukan bandar, nasibnya akan sama saja. (Baca juga : Saya dan Bandar. Bandar dan kita. Saya, Bandar, dan Kita.)
Saya berkeyakinan bahwa pasar saham berjalan dengan algoritma yang sangat rapi dan teliti. Memang saya tidak begitu tahu persisnya seperti apa. Jangankan saya yang bukan programmer, yang jelas-jelas programmer seperti para quant tak menjamin mengerti 100% soal cara kerja pasar ini sebenarnya. Ini seperti mencari korelasi antara pencipta mobil dengan pembalap mobil. Untuk benar-benar bisa menguasai pergerakan mobil, sedikit banyak si pembalap harus belajar cara kerja sistem mobil tesebut, kendatipun ia tidak bakalan tahu persis seperti si penciptanya sendiri. Sebaliknya, jika kita bertanya pada si pencipta mobil bagaimana caranya agar menjadi pembalap terbaik, maka kita sedang bertanya pada orang yang salah. Kamu harus melakukan analisis sendiri dan ujicoba sendiri. Ketika kita mempelajari analisa fundamental, kita diharapkan memahami apa saja yang menjadi faktor pergerakan harga saham. Ketika kita mempelajari analisa teknikal, kita diharapkan bisa mengenali momentum terbaik sebuah saham.
Dengan tingkat kesulitan yang luar biasa tinggi, banyak yang akhirnya berasumsi mudah saja, yaitu pasar ini lebih cenderung digerakkan oleh faktor psikologis. Asumsi seperti itu tidak saya tolak, tapi tidak pula saya telan mentah-mentah. Bukan apa-apa. Sangat sulit menganalisis psikologis, apalagi jika sampai pada saat pengambilan keputusan. Contoh : saat melihat bullish harami, psikologisnya apa? Apakah artinya harga akan naik karena pasar sudah jenuh jual, atau tekanan beli sudah mulai besar, atau kebetulan sentimen politik dan ekonomi yang kian membaik? Ada terlalu banyak pertimbangan psikologis, bukan? Mudah dibuat, tapi mudah pula dipatahkan. Karena itu analisis psikologis tak bisa terlalu diandalkan. Lagipula dalam banyak kesempatan, satu-satunya analisis psikologis yang dipake hanyalah menilai indeks Dow, Hangseng, dan Nikkei. (Hayo ngaku saja.) Jika kamu bisa trading tanpa harus repot melihat-lihat kondisi indeks, berarti kamu sudah semakin memahami bagaimana cara kerja pasar saham ini.
Semua 'rahasia' sudah telanjang di grafik dan laporan keuangan yang bisa dapatkan secara gratis itu. Sekarang terserah padamu, apakah mau sukses dengan murni keahlian atau murni kebetulan. Pasar sudah melakukan tugasnya. Selebihnya, terserah kamu. Mau belajar bersungguh-sungguh atau bermalas-malasan.
Semoga berhasil!
Post a Comment