Di bursa saham itu banyak terdiri dari ritel perorangan, grup ritel, investor individual s/d grup, hingga grup bandar. Tujuannya sama, yaitu sama-sama ingin untung dari saham. Sebagai seorang trader kecil, kita tentunya tidak memiliki power yang cukup buat menggerakkan harga. Karena itu berbagai analisa kita lakukan agar bisa memilih saham dengan sebaik-baiknya. Harapan kita tentunya pasar juga menyukai apa yang kita pilih itu. Tapi sialnya di luar sana ada grup-grup berandalan yang gemar mengoper-oper saham dari satu sekuritas ke sekuritas lain dengan tujuan untuk menciptakan blunder. Cara yang paling sering digunakan adalah dia tercatat sebagai top buyer, tapi dia juga top seller-nya. Sebagai contoh : tanggal 08 September 2014 saya melihat aksi yang 'tak lazim' ini di saham SMGR. (Saya memberikan tanda kutip pada kata tak lazim, karena sebenarnya aksi seperti ini sudah sangat sering terlihat sehari-harinya di pasar saham.)
Aneh, kan? Saya tahu aksi seperti ini tidak bisa dituntut oleh BEI, karena akun yang digunakan untuk trading adalah berbeda. Tapi secara logika awam saya, yang bisa melakukan hal ini adalah orang-orang yang berada dalam satu tim bola air seperti yang saya jelaskan di atas. Kerjanya cuma melempar saham ke keranjang temannya. Lalu temannya akan melempar kembali. Hal itu dilakukan berulang-ulang hingga SMGR susah naik pada hari itu. Tertahan pada level 16325 dan ditutup pada harga 16300. Pertanyaannya : apakah ini ilusi fear atau bukan? Karena dari pengamatan saya, cara yang persis sama dilakukan ketika saham beranjak mau rally. Inilah yang saya sebut blunder. Dengan hanya mengamati aksi seperti ini, kita tidak akan tahu apakah SMGR akan dibawa kemana selanjutnya. Mungkin atas dasar itu juga banyak trader-trader yang memutuskan buat menampung tumpahan 'air' tersebut.
Sekarang, coba lihat apa yang terjadi pada SMGR pasca 08 September 2014? SMGR ambruk -5.92% dalam waktu 4 hari. Apakah kinerjanya jelek? Tidak, walaupun secara valuasi memang sudah agak kemahalan, tapi mestinya tidak menjadi masalah. Dan karena hampir semua saham ambruk, jelas ini bukan soal fundamental perusahaan, tapi soal makro.
Karena dari pengamatan saya, cara yang persis sama dilakukan ketika saham beranjak mau rally. Inilah yang saya sebut blunder.
Buat yang sangat suka mencermati aksi seperti ini, mungkin tak banyak petunjuk yang bisa kita dapatkan selain blunder dan blunder lagi. Terkadang hati kita tergerak untuk menampung lemparan air ke dalam ember tersebut, tanpa kita tahu apakah yang dilempar tersebut 'air bersih' atau 'air kotor'.
"What people think, they do the opposite. Just be careful"
Post a Comment