Arus modal masuk di IHSG terus menanjak. Namun ini bukan sesuatu yang mengejutkan karena sejak minggu lalu arus modal terus masuk ke pasar walaupun saat itu IHSG sedang terkoreksi. Dengan kata lain, kendatipun tidak ada kenaikan rate dari S&P terhadap IHSG, pergerakan IHSG diperkirakan akan tetap naik ke atas. Yang berbeda hanya cara pasar menyikapinya. Dengan adanya kenaikan rating, IHSG naik dengan cepat, dan tanpa kenaikan rating, IHSG naik dengan lebih perlahan. Hari Jum'at kemaren IHSG membentuk white marobozu dengan rally +2,6% dalam satu hari dan secara kebetulan berhenti di area resisten 5781-5878. Stochastic masih di area oversold, sehingga mengindikasikan masih terbuka peluang lebar untuk melanjutkan rally. Area resisten selanjutnya akan berada di 5971-6019.
Yang perlu dicermati di sini adalah IHSG sudah memasuki terminal wave, namun target puncak IHSG belum bisa diukur saat ini. White marobozu kemaren mengisyaratkan IHSG masuk ke fase akselerasi. Fase ini ditandai dengan rally masif, kuat, dan berkesempatan mencapai target puncak yang tinggi. Tapi akhir dari fase akselerasi itu adalah koreksi masif pula yang kemunculannya sering kali tak terprediksi. Hal seperti itulah yang hendak kita antisipasi nantinya. Semoga kalkulasi saya bisa mengenali pola-pola puncak tersebut untuk saya posting lewat IHSG review. Ya semoga saja. Apa yang menjadi kekhawatiran bahwa IHSG sudah naik terlalu tinggi? Saya belum tahu. Kita lihat saja sinyal-sinyalnya nanti karena hal semacam itu tak bisa dikarang-karang, direkayasa, apalagi dibuat-buat. Yang jelas buat saat ini, IHSG masih berpeluang untuk rally lebih tinggi sambil memastikan bahwa di bawah pemerintahan JKW-JK ini IHSG mencetak kinerja terbaik sepanjang sejarah bursa saham Indonesia.
Disclaimer on.
Post a Comment