Portofolio adalah kumpulan investasi yang dimiliki oleh seseorang atau institusi. Konsep dasar portofolio ini adalah memininalisir risiko kerugian investasi dan mengoptimalkan hasil. Maka metode yang digunakan adalah memecah modal yang ada untuk dimasukkan ke dalam berbagai instrumen. Misalnya saham 40%, obligasi 35%, dan sisanya reksadana. Atau saham 20%, obligasi 60%, emas 10%, dollar 10%. Persentase masing-masing investasi ini berbeda-beda pada masing-masing orang karena tergantung kemampuan seseorang memenej risiko investasi tersebut, sebagaimana tujuan awal dari penyusunan portofolio ini. Don't put all your eggs in one basket. Dengan demikian, jika salah satu dari pilihan investasimu gagal (merugi), maka masih ada investasi di instrumen lain yang mungkin bisa menutupi kerugian tersebut. Benjamin Graham selalu merekomendasikan untuk berinvestasi di saham sekaligus obligasi, tapi tidak terlalu merekomendasikan emas.
Prinsip portofolio ini selain untuk meminimalisir risiko, juga untuk memaksimalkan hasil, tapi saya lebih suka menggunakan kata 'mengoptimalkan' ketimbang 'memaksimalkan'. Logikanya, setiap modal yang dipecah-pecah ke dalam beberapa instrumen, maka sangat sulit untuk memaksimalkan hasilnya. Berbeda jika modal tersebut berada pada satu instrumen sehingga potensi hasilnya benar-benar maksimal, namun sebanding dengan potensi ruginya. Jika modal dipecah, maka tujuannya untuk mengoptimalkan hasil. Yang dimaksud dengan hasil yang optimal adalah hasil terbaik yang bisa dicapai dari sebuah portofolio. Kalau kebetulan pilihan investasinya hanya saham, maka portofolio itu membagi modal ke dalam beberapa saham untuk mengoptimalkan hasilnya.
Maka demi mengoptimalkan hasilnya, kamu kudu melakukan studi komparatif antara satu instrumen dengan instrumen lainnya, lalu kamu susun ke dalam sebuah tabel untuk melihat mana investasi yang memberikan hasil terbesar dan terkecil, dan mana investasi yang memberikan resiko terbesar dan terkecil. Lalu kamu sesuaikan dengan tingkat kemampuan analisismu untuk mengeset berapa persen modalmu buat ditanam di investasi A, investasi B, investasi C, dan seterusnya.
Dengan kata lain portofolio ini sekumpulan aset yang diharapkan bisa memberikan hasil buat yang memilikinya. Jadi bukanlah portofolio kalau isinya itu mobil Fortuner, tas Hermes, jam tangan Rolex, dan sebagainya, yang sifatnya hanya menonjolkan sisi konsumeris ketimbang investasi. Terkecuali semua barang itu bisa menghasilkan uang, maka tak ada yang bisa diharapkan darinya selain sebuah merk dagang.
Tak ada yang lebih sulit di dunia investasi ini selain meluruskan mindset yang keliru. Pahamilah kalimat berikut ini. Hal yang pertama yang mesti kamu miliki untuk bisa berhasil di pasar modal adalah dengan memiliki mindset yang benar dan membuang jauh-jauh mindset yang keliru. Jangan dengarkan mereka yang memberikan saran dan tips yang ngawur. Abaikan saja komentar-komentar sinis para pecundang. Dengan begitu, perlahan-lahan kamu akan menemukan keahlian yang tepat. Memang butuh waktu untuk mempelajari seluruhnya. Prosesnya memang sangat lambat dan memberi tekanan psikologis yang amat sangat, namun kamu harus yakinkan dirimu bahwa kegigihanmu itu nanti akan membuahkan hasil.
Yang sebenarnya investor itu bukanlah sekedar profesi, melainkan perwujudan watak. Menjadi trader pun demikian.
Semoga bermanfaat."Berinvestasi di pasar saham akan menyikapi hubungan Anda yang sebenarnya dengan uang. Ini adalah guru yang keras, dingin, lincah, dan kejam dari karakter manusia. Setiap ketamakan yang kamu tunjukkan dengan cepat akan dikoreksi oleh kerugian di pasar. Setiap keraguan dengan cepat akan dihancurkan oleh hilangnya kesempatan. Setiap kesalahan dan penilaian akan dengan cepat diperbesar. Disiplin dan kemampuan memprediksi merupakan kunci permainan ini." Petter Spann - Wealth Magic.
Referensi :
Ali Arifin, Membaca Saham, ANDI Yogyakarta, Yogyakarta, 2001.
Post a Comment