Setelah melewati periode koreksi minornya, IHSG berhasil rebound dengan baik sekali. Namun aksi rebound ini tak serta merta diikuti oleh capital inflow di pasar (garis merah). Dalam beberapa pengamatan, saya sering menemukan capital inflow bergerak lebih telat ketimbang IHSG. Kenapa begitu? Saya tidak tahu. Selanjutnya rally IHSG saat ini dimungkinkan untuk menuju target resisten 4793-4811. Target ini secara kebetulan berbenturan dengan level resisten sebelumnya (garis oranye). Posisi stochastic baru merangkak naik setelah sebelumnya terkapar di level extreme oversold. FNBS juga sudah mencatatkan volume beli walaupun tipis. Ini juga mengindikasikan banteng masih menyimpan cadangan kekuatan yang cukup banyak. Indeks volume terus bergerak naik hingga bertengger di level 0.27. Maka dengan data-data seperti ini saya berharap setelah IHSG membentuk level resisten, nantinya diikuti koreksi yang tak begitu jauh, sebelum akhirnya melanjutkan rally lebih tinggi lagi. Akan ke berapakah target koreksinya nanti, saya belum tahu. Ya tentu saja, saya bukan dukun. Jadi saya tak akan memaksakan diri buat memprediksi hal-hal yang belum bisa saya prediksi. This is an art of technical reading, not a fortune telling.
Kendatipun rupiah melanjutkan penguatannya - merupakan penguatan terbesar kedua setelah Yen Jepang - dan mengerek IHSG naik, namun ini belum cukup buat menunjukkan tanda-tanda pemulihan ekonomi dalam negeri. Masih banyak pe-er yang harus diselesaikan Pemerintah. Defisit transaksi berjalan (current account deficit) kuartal IV-2015 melebar menjadi $5,11 miliar atau 2,39% dari PDB dibandingkan kuartal sebelumnya yang hanya $4,2 miliar atau 1,94% dari PDB, sehingga secara rata-rata nilainya 2,06%. Melebarnya defisit transaksi berjalan pada kuartal IV-2015 dipicu oleh turunnya surplus non-migas dan tingginya peningkatan impor kelompok barang modal diikuti oleh kelompok barang konsumsi dan bahan baku akibat dari belanja modal pemerintah untuk infrastruktur. Begitupun nilai ini jauh lebih baik ketimbang tahun sebelumnya (yoy) dimana defisit mencapai 3,1%. Dari -3,1% menjadi -2,06%, wow! Dengan data makro yang sedemikian bagusnya, investor manapun akan melihat Indonesia seperti limpahan gula-gula yang belum banyak yang punya.
Sobat, manfaatkanlah momentum ini sebaik-baiknya dan sebanyak-banyaknya. Pilihlah saham dengan benar dan bersabarlah. Takkan lari gunung dikejar. Ok bull, let's ride!!
Disclaimer on.
Post a Comment