IHSG masih berada di trend konsolidasinya menuju area support 4643-4662. Dalam seminggu ini target tersebut belum disentuh. Saya mengharapkan koreksi minor ini berlangsung landai sebelum nantinya dilanjutkan dengan rally IHSG ke target yang belum bisa diukur sekarang ini. Area support tersebut secara kebetulan bersinggungan dengan titik breakout konsolidasi sebelumnya (garis ungu). Fenomena ini biasa disebut sebagai re-test untuk menilai apakah titik support harga cukup kuat atau tidak. Apakah fenomena re-test itu hanya fenomena kebetulan semata-mata atau memang ada kesengajaan dari aksi pasar, saya tidak tahu. Dalam teknikal saya seringkali lebih fokus mengambil kesimpulan dari apa yang terukur di grafik, ketimbang menebak-nebak bagaimana hal itu bisa terjadi. That's what I do now and that's what I do next.
Asing membukukan volume jual bersih hari Jum'at kemaren. Posisi stochastic masih nanggung. Kemungkinan jika minggu ini IHSG melanjutkan koreksi minornya, kita bisa berharap stochastic akan masuk ke area extreme oversold-nya. Secara bersamaan indeks volume ternyata sudah menembus area positif sejak hari Rabu lalu dan cenderung menguat. Nilai sekarang ini adalah 0.14, merupakan yang tertinggi sejak April 2015. JIka perhitungan ini tepat adanya, maka IHSG sudah memasuki posisi long (hold buat jangka panjang).
Penurunan suku bunga BI sebesar 25 basis poin menjadi 7% tentunya layak diapresiasi. Dengan posisi dollar yang masih di atas Rp13.000,-, BI ternyata berani mengambil langkah anomali dengan menurunkan BI rate, berlawanan dengan Fed rate. Yang menjadi penilaian BI adalah inflasi yang cukup terkendali dan ekonomi dalam negeri yang cukup kondusif, sehingga perlu mendorong perbankan untuk semakin aktif menyalurkan kredit, terutama buat usaha kecil dan menengah. Apakah BI tidak takut rupiah malah melemah dan dollar menguat akibat penurunan BI rate tersebut? Apakah koreksi di IHSG ini dalam rangka merespon penurunan BI rate tersebut? Apakah investor tidak setuju BI rate diturunkan?
Tak usah berasumsi yang tidak-tidak. Pertama, kemungkinan BI pun tak tahu dollar bisa ke berapa. Tak cuma BI, bahkan sekaliber The Fed pun tak tahu dollar bisa ke berapa. Ia hanya mengantisipasi tanpa mengeliminasi bahwa kemungkinan terburuk tetap bisa terjadi. Tapi keputusan terbaik harus tetap diambil dan harus tetap dijadikan prioritas. Kalau BI terus dihantui ketakutan Fed rate akan naik, mau sampai kapan merasa takut? Keberanian BI menurunkan rate justru akan membuat rupiah semakin berotot karena memberi pesan kuat bahwa kita berani melawan kekuatan dollar. Rupiah yang terlihat sempoyongan ini ternyata tidak selemah yang dibayangkan dan menuju stabil. Justru dollar lah yang harus merasa kuatir sekarang.
Kedua, koreksi IHSG ini bukan dalam rangka merespon penurunan BI rate, tapi karena memang alur pergerakannya membuatnya seperti itu. Tak ada yang perlu diherankan, dan tak ada yang perlu diperdebatkan di situ. Ketiga, investor akan selalu menyetujui segala kebijakan yang bertujuan untuk meningkatkan ketahanan ekonomi dan investasi. Cuma investor gila yang tak setuju soal itu. Kalau memang investor setuju, lantas kenapa justru asing membukukan aksi jual bersih 1 hari pasca diumumkannya BI rate? Kamu mau tahu jawabannya? Tanyakanlah kepada investor asing tentang fenomena IHSG ini, dan saya yakin mereka pun akan sama bingungnya dengan dirimu, juga tak tahu asing mana yang melakukan hal itu. Aneh, ya? Tak perlu aneh. Lain waktu akan saya jabarkan panjang lebar, kalau saya sempat menuliskannya.
Disclaimer on.
Post a Comment