IHSG berhasil keluar dari zona konsolidasinya dan ini bisa diartikan bahwa pasukan banteng sedang memegang kendali. Adapun target harga yang bisa dituju adalah 4862-4881. Biasanya rally IHSG lebih didominasi oleh saham-saham berkapitalisasi besar buat menggerakkan indeks. Bukan berarti saya merekomendasikan saham-saham berkapitalisasi besar buat trading karena saham-saham berkapitalisasi kecil pun tak kalah buat mencetak profit bagus. Ini hanya soal sudut pandang seorang trader dalam menyikapi aksi borongan ataupun guyuran di indeks saham, yang memang biasanya hanya didominasi oleh saham-saham penggerak indeks. Sedangkan saham lainnya akan menyusul setelahnya. Ibarat kereta api, lajunya selalu dimulai dari lokomotif, lalu disusul oleh gerbong-gerbong di belakangnya. Artinya investor confidence harus dibangunkan lebih dulu sebelum memulai aksi-aksi kecil lainnya. Dalam banyak hal, tiap kali indeks naik lebih tinggi, maka di situlah akan ada banyak investor yang mulai merasa cemas, karena menganggap bahwa kenaikan ini sudah tak wajar. Terlepas apakah itu prediksi ataupun sebatas firasat, saya sarankan agar tetap 'Trade what you see and see what you trade'. Lebih masuk akal ketimbang harus capek-capek memprediksi dan berfirasat. Market is smarter than you think.
Rupiah semakin perkasa. Tak cuma rupiah, mata uang lain pun mencetak penguatan terhadap dollar. Banyak yang mulai pesimis terhadap dollar. Gonjang ganjing di nilai mata uang Paman Sam ini membuktikan bahwa perekonomian negara tersebut telah dikelola dengan cara yang keliru. The Fed memainkan peran yang kelewat sentral, bahkan lebih sentral ketimbang pemerintahnya sendiri. Ini bukan saja membahayakan, tapi juga bisa berakibat fatal. Sebagai negara dengan kapitalisasi pasar terbesar di dunia, pasar US akan sangat mempengaruhi kondisi pasar-pasar lainnya. Rata-rata pelaku pasar berfikir seperti berikut, kalau US resesi, maka sekalipun rupiah menguat, pasti Indonesia pun akan terseret masuk ke resesi juga. Silahkan saja kalau memang mau berpendapat demikian, tapi saya punya pandangan lain. Lagi-lagi saya harus menyimpan sejenak topik ini sambil tetap mengumpulkan bahan agar bisa saya tuliskan di blog ini nanti.
Dari grafik, selain target, tak banyak yang bisa diceritakan oleh indikator lainnnya. FNBS memperlihatkan net buy yang mulai meningkat, tapi berbarengan dengan candle putih yang panjang. Net buy baru segitu saja sudah bikin IHSG +2,9%. Ya tentu saja penilaian seperti ini tak bisa dijadikan tolok ukur, karena IHSG tetap bisa rally walaupun net sell sekalipun. Hanya saja rally dengan net sell akan membuat investor confidence menjadi rendah. Indeks tidak bisa naik lebih tinggi kecuali pasar bisa diyakinkan lebih dulu. Stochastic yang overbought kali ini harus disikapi hati-hati, karena rawan aksi profit taking.
Pemerintah memainkan peranan cukup apik di sini. Langkah buat mempercepat pertumbuhan ekonomi akan mendorong BI buat menurunkan suku bunga. Di saat The Fed sibuk memikirkan mau menaikkan rate atau tidak, BI justru sibuk memikirkan mau menurunkan rate atau tidak. Padahal kita fikir, dengan Fed rate yang naik, tentunya akan menaikkan BI rate, tapi ternyata itu keliru besar. Diinfokan sekitar 48% investor Eropa sangat berminat berinvestasi ke Indonesia. Kesempatan ini hendaknya dimanfaatkan sebaik-baiknya. Jangan lagi seperti tahun 2008 silam, dimana hot money sudah berjibun masuk ke Indonesia, tapi Indonesia tak bisa mengimbanginya - karena sarana dan prasarana yang jauh dari kata-kata memadai - sehingga hanya menciptakan sebuah pertumbuhan ekonomi yang palsu. Seorang Jenderal tidak akan bisa berhasil kalau tidak didukung oleh titah sang Raja. Maka seperti itu pula lah investor - trader terhadap Pemerintah. Semoga.
Disclaimer on.
Post a Comment