Tingkat Pengembalian Hasil
Setiap bentuk investasi yang baik selalu memberikan hasil atau keuntungan. Biasanya dinyatakan dalam hitungan persen per tahun. Lebih lazim disebut dengan tingkat pengembalian hasil atau rate of return / ROR. Biasa juga disebut dengan Return of Investment (ROI). Tapi ROR ini bukan IRR (Internal Rate of Return) karena itu merupakan 2 hal yang berbeda. Cara perhitungannya cukup sederhana : ( hasil yang diperoleh / modal awal ) x 100%. Misalnya kamu mendepostikan uangmu sebesar Rp10 juta selama setahun. Pada akhir tahun tersebut ternyata uangmu telah bertambah menjadi Rp11 juta. Maka itu artinya ROR deposito sebesar 10% (Rp1 juta). Hasil ini diperoleh dari bunga deposito.Kebetulan saya pernah berinvestasi di sukuk ijarah dengan tingkat bagi hasil sebesar 12% per tahun, dimana hasilnya dibayarkan setiap bulannya. Di saham, saya pernah menikmati pembagian dividen dari INCO dan UNVR (saya tak ingat berapa persentasenya). Jadi, lain instrumennya, lain pula sumber ROR-nya. Namun cara perhitungan ROR-nya tetap sama. Di sini dibutuhkan kejelianmu untuk memilih instrumen investasi dengan ROR tertinggi. Grafik ROR diharapkan itu seperti yang terlihat di gambar atas. Naik seiring waktu, karena adanya kegiatanya re-investasi dari profit yang dihasilkan, sehingga ROR-nya akan semakin meningkat dari tahun ke tahun. Tentang ROR ini, rata-rata orang sangat menyukai investasi di bidang properti dengan alasan ROR tinggi dan lebih terjamin, padahal jika ditelaah benar-benar tidak begitu adanya. Saham masih menempati instrumen investasi dengan ROR tertinggi.
Seberapa tinggi ROR saham? ROR saham itu dikategorikan tinggi jika bisa mencapai 75-200% per tahun. Secara rata-rata asalkan bisa melampaui ROR IHSG per tahun, itu sudah cukup bagus. Misalnya saham SMGR berhasil naik 25% dalam setahun, sedangkan IHSG hanya naik 15%, berarti performa SMGR mengalahkan IHSG. Sedangkan ROR properti berkisar 12-18% per tahun.(Ada yang bilang bisa 100% per tahun, tapi ini butuh di-crosscheck kebenarannya. Kalaupun benar, biasanya ada penyebab langka yang membuatnya seperti itu.) Selanjutnya soal investasi yang lebih terjamin, saya lebih merekomendasikan sukuk ijarah, mengingat sukuk ini diterbitkan setelah ada jaminan aset dan kemampuan membayar. Jangan heran kalau sukuk ijarah negara selalu ludes diborong investor karena relatif sangat aman akibat dijamin oleh aset negara dan APBN. Sedangkan properti biasanya harus dipastikan apakah bukan area sengketa, surat-surat yang valid, dan tentunya harus diurus dan dijaga.
Walaupun saham menempati posisi sebagai instrumen dengan ROR tertinggi, saham juga menempati instrumen investasi dengan keragaman terbanyak. Saat ini di BEI ada lebih dari 500 macam saham yang bisa dipilih buat investasi. Mana kira-kira yang bisa memberikan ROR 100% per tahun? Kamu harus mencarinya sendiri. Tak semua saham di BEI itu bagus. Banyak juga yang busuk. Hati-hatilah dalam menjatuhkan pilihan agar tak menyesal nantinya. Semakin tinggi ROR sebuah investasi, maka semakin baik untuk dipilih. Namun pastinya itu semua tergantung dari kemampuanmu memprediksi hasilnya nanti. Jika besar ROR di deposito dan sukuk ijarah itu sudah pasti diketahui, maka di saham tak begitu. ROR di saham hanya sebatas prediksi dan itu sarat dengan kemampuan analisismu. Persis seperti orang yang hendak memilih ikan terbaik dan segar di antara ribuan tumpukan ikan di pasar.
Ingatlah satu hal. Karena prediksi ROR ini membutuhkan kemampuan analisis yang mumpuni, maka kamu harus siap kalau ternyata ROR saham yang kamu peroleh hanya 10% per tahun atau bahkan minus. Untuk mengantisipasi hal itu, kamu kudu harus membandingkan ROR saham (sesuai tingkat kemampuan analisismu saat ini) dengan investasi di bidang lain. Misalnya kamu hanya bisa menghasilkan rata-rata 25% per tahun dari saham. Jika dengan ROR yang lebih tinggi bisa kamu dapatkan dari usaha lain, seperti catering, agribisnis, dan sebagainya, kamu kudu mengkombinasikan 2 macam investasi ini (financial investment + riil investment). Agak merepotkan memang, tapi begitulah cara mengantisipasi terbaik agar bisa tetap nyaman memperdalam ilmu analisismu tanpa merasa was-was nantinya.
(Bersambung)
Post a Comment