Powered by Blogger.
===================================================================
Assalamualaikum Sobat Saham Ceria,
Salam sejahtera bagi kita semua,

Untuk meningkatkan kemampuan menulis sobat, silahkan tulis artikel mengenai pasar atau saham, cara kamu memahaminya, suka duka, awal mula, cita-cita, harapan, kesalahan hingga cara memperbaikinya, bedah buku / tulisan trader lain, mitos, dan sebagainya. Ada banyak sekali hal yang bisa kamu tuliskan.

Lebih disukai yang berisikan pengalaman ataupun paparan yang sarat dengan logika dan argumen yang kuat, sehingga sobat lain bisa belajar dari pengalamanmu itu.

Kirimkan tulisan kamu ke sahamceria1@gmail.com dengan format :

Nama penulis : boleh nama pena ataupun nama asli
Email :
Link Blog : (kalau ada)
Judul :
Uraian :
Referensi : (kalau ada)

Panjang tulisan antara 4000-5000 karakter. Tulisan yang menarik akan saya posting di blog ini. Dulu saya memulai untuk memahami pasar ini lewat menulis. Siapa tahu kamu pun juga begitu.

Semoga sukses dan salam trader!
===================================================================

Prinsip-Prinsip Dasar Investasi - Bagian 1

Posted by Saham Ceria

Prinsip-Prinsip Dasar Investasi - Bagian 1
Walaupun dalam pengertian harfiahnya investasi itu dimaknai sebagai penanaman modal (yang sangat lazim dipahami oleh pasar riil), namun dalam praktek pasar finansial, investasi itu tak lebih dari sebuah instrumen. Ada banyak pilihan instrumen investasi ini yaitu tabungan, deposito, obligasi, sukuk, reksadana, dan saham. Dari instrumen ini, ada beberapa yang langsung terhubung dengan perusahaan yang bersangkutan, yaitu obligasi, sukuk, dan saham, dimana dana yang diperoleh dari penerbitan instrumen-instrumen ini digunakan oleh perusahaan yang bersangkutan untuk kemajuan usahanya.

Di pasar modal ada lebih dari 400 macam saham yang diperjual-belikan. Perusahan penerbit saham itu disebut emiten, dan setelah perusahaannya terdaftar di BEI, maka dengan sendirinya ia menjadi perusahaan terbuka (Tbk / go public), karena sahamnya kini bebas diperjual-belikan oleh investor publik. Di artikel Saham Menarik vs Saham Tidak Menarik, saya menuliskan ciri-ciri saham yang disukai oleh investor. Jadi tak perlu saya jelaskan lagi saham seperti apa yang layak diperhatikan. Di sini saya hendak menjelaskan apa yang menjadi prinsip-prinsip dasar seorang investor, bahkan sebelum muncul pemikiran tentang profit-loss dari bisnis ini.

Keterlibatan Pribadi Dan Modal Yang Diperlukan

Alih-alih memikirkan berapa profit yang bisa dihasilkan dari berbisnis saham, penilaian awal memilih sebuah instrumen investasi adalah keterlibatan pribadi di sana. Jika ada 2 jenis investasi yang nilainya sama, memberikan hasil yang sama, di mana yang pertama menuntut tanggung jawab dan keterlibatan kamu secara penuh dan kontinyu, sedangkan yang satunya lagi tidak, maka sangat dianjurkan untuk memilih jenis investasi yang kedua. Sehingga kamu akan memahami rata-rata investor memilih profesi ini karena ingin santai, tak terikat jam kerja, bisa dilakukan di mana saja, dan bertanggung jawab penuh kepada diri sendiri, bukan kepada orang lain.

Katakanlah kamu memiliki pengetahuan yang cukup tentang dunia komputer. Suatu hari seorang temanmu menawari kerjasama investasi untuk membuka bisnis komputer dan satunya lagi di agribisnis seperti tanaman sawit. Modal yang dibutuhkan untuk kedua jenis investasi ini adalah sama, katakanlah Rp100 juta. Tingkat keuntungan bersih yang dijanjikan adalah Rp10 juta per bulan. Satu-satunya perbedaan adalah temanmu yang menawari kerjasama di bisnis komputer menginginkanmu tak cuma menanam modal, tapi juga berpartisipasi berhubung kamu juga mahir di bidang komputer; sedangkan di agribisnis tidak begitu. Maka besar kemungkinan kamu akan memilih agribisnis sebagai tempat menanam modalmu. Bahkan sekalipun potensi keuntungan dari agribisnis ini lebih kecil, misalnya Rp5 juta per bulan, kamu mungkin akan tetap memilihnya ketimbang bisnis komputer, dengan alasan yang saya sebutkan di atas tadi : ingin santai, dan seterusnya. Dan kenyataannya memang dimana-mana tak ada investor yang ingin sibuk kerja, bekerja buat orang lain, terikat jam kerja dan sebagainya. Pahamilah prinsip dasar yang sederhana ini.

Selanjutnya, mengenai modal yang diperlukan itu didasarkan atas prinsip ekonomi, yaitu dengan modal sekecil-kecilnya bisa menghasilkan keuntungan sebesar-besarnya. Jika ternyata dibutuhkan modal yang sangat besar, maka dengan prinsip ekonomi ini keuntungan yang diharapkan itu tentunya akan jauh lebih besar lagi. Jika ternyata modal yang ada sangat kecil, maka tetap bisa berinvestasi, hanya saja pilihannya tak banyak dan terbatas. Ini seperti membandingkan apa yang bisa dilakukan dengan modal Rp100 juta dan apa yang bisa dilakukan dengan modal Rp10 juta. Sangat kontras sekali perbedaannya, kan? Yang kudu kamu pahami dalam prinsip ini adalah untuk memperbesar peluang meraih keuntungan sebesar-besarnya, maka langkah pertama yang harus dilakukan adalah perbanyak pilihannya, kedua, pilih dengan tepat. Yap, itu saja. Jangan pula mengira bahwa dengan modal besar maka jaminan sukses akan semakin besar pula, tapi tentu dengan modal besar, maka ragam pilihannya akan semakin banyak.

Jika contoh di atas dilanjutkan lagi, maka mestinya setelah pilihan bisnis komputer dan agribisnis, masih ada pilihan-pilihan yang lain. Misalnya bisnis catering, atau kursus bahasa asing, atau usaha kerajinan tangan yang unik, dan sebagainya. Semua itu punya nilai jual. Mana yang akan kamu pilih? Pilihan terbaik tentunya bisnis komputer karena cocok dengan latar belakang keahlianmu. Tapi dari sudut pandang investasi tak harus begitu. Di investasi yang penting itu adalah kamu memahami benar-benar bagaimana cara sebuah bisnis itu menghasilkan uang, sehinga sekalipun kamu punya keahlian komputer, kamu tetap bisa investasi di bidang lain yang non komputer dan tak ada yang perlu diherankan dari hal itu. Atau mungkin kamu seorang pedagang sayur dan berinvestasi di saham Astra International? Ya boleh-boleh saja. Seterusnya, setelah hal itu kamu pahami, maka kamu bisa menentukan berapa besar modalmu untuk dialokasikan ke bisnis tersebut sesuai dengan tingkat resiko yang bisa kamu tanggung.

Ingatlah selalu untuk berinvestasi dengan kemampuan kantongmu. Jangan berhutang. Seorang investor sejatinya adalah orang yang memodali orang lain. Maka jangan sampai investor itu pula yang berhutang.

(Bersambung)

Related Post



Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...