- Revisi sistem karena ingin mencocokkan swing trading ke day trading (scalping). Biasanya kita mengira bahwa day trading itu merupakan tipikal swing trading jangka pendek, padahal keduanya punya konsep yang berbeda. Swing trading itu punya konsep dan metode tersendiri yang sama sekali berbeda dengan day trading. Merevisi sistem swing trading untuk dijadikan day trading bukan ide yang bagus, bahkan nyaris fatal.
Ada banyak scalper yang menyebut dirinya sebagai swing trader. Ini salah kaprah. Day trader itu bukan swing trader. Swing trader yang sebenarnya membutuhkan rentang waktu yang lebih lebar, biasanya harian s/d mingguan, jarang dan hampir tidak pernah dalam hitungan menit atau jam. Karena itu yang dibutuhkannya adalah grafik harian s/d mingguan, bukan menitan atau jam-an. Ini berdasarkan pengalaman saya sendiri. Saya pernah memantau pergerakan harga per tick, menit, dan jam. Saat itu saya berfikir bahwa mungkin rahasia trading itu terletak pada pergerakan harga secara menitan. Grafik seperti itu memungkinan untuk memprediksi jangka sangat pendek, tapi tak bisa memprediksi kecenderungan arah besoknya. Semua prediksi itu terhenti ketika pasar tutup di sore hari. Jika besok open gap (up / down), maka itu semua akan di luar prediksi. Sejatinya day trading itu mengambil posisi di pagi hari dan melepasnya menjelang pasar tutup, tak peduli apakah oscillator sudah overbought atau masih oversold. Bahkan dalam banyak contoh, hal itu bisa dilakukan tanpa bantuan grafik sama sekali. Metode seperti ini tak memungkinan saya untuk mengambil posisi hold hingga esok hari. Butuh berbulan-bulan lamanya sampai akhirnya saya menyadari bukan itu yang saya cari. Day trading ya day trading. Swing trading ya swing trading. Selamanya tak akan bisa bercampur. - Revisi sistem karena sinyal belum muncul pada saat harga benar-benar akan naik atau turun saat itu. Biasanya sinyal yang dimaksud itu adalah breakout atau crossing. Breakout terhadap apa? Crossing terhadap apa? Ya terserah, terhadap apa saja bisa. Yang diharapkan itu semakin cepat sinyal muncul, maka semakin cepat trader mengambil posisi lebih awal. Tapi sayangnya kenyataan tak seindah mimpi. Problem utama yang sering terjadi adalah semakin cepat sinyal muncul, maka semakin banyak noise yang dihasilkannya. Sebagaimana cepatnya muncul sinyal beli, begitu juga cepatnya muncul sinyal jual. Artinya bisa jadi hari ini muncul sinyal jual, tapi besoknya harga malah naik. Itu noise namanya. Yang terpenting soal sinyal ini bukan seberapa cepat ia muncul, tapi seberapa kuat trend yang dihasilkan pasca munculnya sinyal itu. Karena itu sinyal tersebut harus dikonfirmasi dengan metode lain, tak cukup hanya sinyal saja. Jika sudah cukup memahami, maka kamu akan bisa mengambil posisi lebih awal kendatipun sinyal teknikal belum muncul.
- Revisi sistem karena sistem masih gagal memprediksikan mana saham yang akan naik dan turun besok. Ini seperti hendak menyusun voting saham. Misalnya, besok diprediksikan ASII naik, BBRI naik, CPIN flat, GGRM turun, SMGR turun. (Ini cuma contoh, bukan hasil analisa sesungguhnya, karena saya menulisnya secara acak saja.) Nah nanti akan dihitung berapa yang tepat dan berapa yang meleset. Sistem terus direvisi hingga diharapkan bisa memperoleh akurasi prediksi sebesar 90%. Alih-alih berhasil, biasanya justru hasil revisi menjadikannya tambah parah.
Menjadi trader itu banyak sedihnya. Inilah sebabnya trader itu selalu dijadikan bahan olok-olokan para investor dan market maker. Bukan apa-apa, trader selalu memimpikan bisa memprediksi mana saham yang akan naik dan turun besok. Tiap kali sistemnya gagal, maka ia bersemangat untuk memperbaikinya. Keinginan agar bisa memprediksikan saham mana yang akan naik atau turun besok memang tidak salah, tapi saya pikir itu keinginan yang terlalu berlebihan. Sistem trading yang baik itu bukan yang bisa memprediksi seperti itu. Sistem yang baik adalah sistem yang konsisten menghasilkan profit buat penggunanya, walaupun hanya 1 saham. Semakin banyak unsur prediksi yang terkandung dalam sebuah analisis, maka semakin tidak akurat hasilnya nanti. Sebagai gantinya, kamu kudu harus lebih fokus pada aksi harga. (Baca juga : Memprediksi saham, Mewujudkan Mimpi Yang Sempurna). - Revisi sistem karena mau membuat sistem yang benar-benar mirip dengan para profesional. Profesional saham akan selalu lahir setiap tahunnya, namun ada yang dipublikasikan dan ada yang tidak. Disebut profesional karena biasanya ia telah memiliki 3 hal berikut, yaitu : sering memberikan ulasan-ulasan yang bermutu, punya indikator khusus yang dibangunnya sendiri, dan sering memberikan rekomendasi yang tepat. Dengan performanya yang bagus itu, wajar kalau banyak trader yang mencoba untuk meniru sistem yang digunakannya tanpa mau belajar langsung pada si empunya sistem. Saya katakan jangan lakukan itu.
Kalau memang mau mempelajari sistemnya, sebaiknya bergurulah langsung padanya. Tapi kalau mencoba untuk membuat sistem yang seolah-olah mirip dengan mereka, maka percayalah akhirnya kamu akan bingung sendiri nanti. Kenapa begitu? Karena biasanya yang namanya sistem trading itu bersifat kompleks. Kalau kamu kebetulan mengetahui rumus indikatornya, itu hanya sebagian dari sistemnya. Untuk menggunakannya, sistem tersebut harus komplit. Pencipta sistem tersebut tentunya sudah tahu apa saja kendala-kendala yang dihadapi dari sistemnya itu dan bagaimana cara mengantisipasinya. There is no such thing as a free lunch, my friend. Yang sebenarnya, kamu bisa membangun sendiri sistem trading yang tak harus sama dengan para profesional dan tetap bisa meraup keuntungan darinya. Be yourself, bro. Just be yourself.
Tujuan saya menuliskan 7 macam item ini adalah agar para trader tidak lagi menambah beban berat di pundaknya. Problem trader itu dari dulu hanya ada 2 : terlalu suka menambah beban dirinya dan kurang percaya diri. Pada saat ia memutuskan untuk bisa seperti para profesional, maka di saat yang sama tak ada orang yang bersedia mengajarkan dengan bayaran yang murah, apalagi gratis. Jika berhadapan dengan uang, manusia punya sifat yang sama : pelit dan tamak. Di penghujung artikel ini, saya titipkan 3 nasehat untuk para trader :
- Di saat susah, ringankanlah bebanmu. Agar sukses di bisnis saham ini dibutuhkan usaha yang tak sedikit. Kalau kamu menjalaninya dengan beban berat di pundakmu, maka kecil kemungkinan kamu akan berhasil di sini. Ringankanlah bebanmu itu, agar kamu bisa berfikir dengan jernih nantinya.
- Di saat ragu, jadilah diri sendiri. Satu-satunya manusia yang mengetahui persis apa yang diinginkannya adalah dirinya sendiri. Kamu harus tahu apa kelebihan dan kekuranganmu, lalu kamu ciptakan sistem yang sesuai dengan kondisimu itu. Tak perlu membuat sistem yang sempurna untuk setiap orang. Buatlah sistem yang sempurna untuk dirimu sendiri. Tak perlu harus sama dengan yang lain. Kalaupun memang ada yang sama, anggap sebagai kebetulan semata-mata. Nanti banyak hal-hal yang bisa kamu pelajari di situ.
- Di saat bingung, tenangkan hati dan fikiranmu. Kamu tahu apa yang saya lakukan saat mentok menyusun sistem? Saya bersih-bersih kamar, ruangan, atau apalah, atau kerja kasar (kerja kuli), dan sebagainya buat menenangkan fikiran. Kalau masih mentok juga, saya duduk diam saja sambil bertawajuh. Saya bukan tipikal orang yang cari kesenangan kalau sedang mentok. Justru dengan bersenang-senang, fikiran saya akan tambah mentok. Kadang sampai berhari-hari saya biarkan pe-er saya itu tak selesai. Namanya pun mentok. Sudah kehabisan ide. Pasti ada sesuatu yang salah, tapi apa ya? Kalau pun sudah tahu, bagaimana cara mengatasinya? Begitu seterusnya yang saya lakukan tanpa bosan dan tanpa menyerah. Perbanyak bersyukur dan bersabar. Sukses tidak dibangun dalam 1 hari, bro.
Post a Comment