Sebagai trader atau investor, kita bukanlah dalam posisi yang dapat mengendalikan pasar. Kita hanya dapat mengendalikan apa yang kita kerjakan. Kita dapat mendeteksi adanya potensi meraih kemenangan, atau mewujudkan kemenangan, namun kita tidak bisa memproduksi kemenangan itu karena segala sesuatu tergantung pada keputusan pasar, yang mana kita tak punya andil apa-apa di situ selain daripada disiplin terhadap pekerjaan kita sendiri. Sebagai contoh, ketika pelaku pasar memantau hasil keputusan The Fed yang katanya akan menaikkan rate awal September 2015 lalu, dollar naik dengan perkasa, dan saham pun terdevaluasi sebagai antisipasi investor terhadap rugi kurs dan beban kewajiban emiten yang membengkak akibat berhutang dalam dollar. Antisipasi ini melahirkan dua ekspektasi yaitu pertama, jika rate benar-benar dinaikkan, maka dollar akan semakin perkasa, dan kedua, jika rate batal dinaikkan, maka dollar akan turun. Yang terjadi kemudian adalah rate batal dinaikkan dan dollar tetap naik dengan perkasa. Ini yang saya sebut bahwa kita bukanlah dalam posisi yang bisa mengendalikan pasar.
Karena demikian halnya, maka langkah pertama yang harus dilakukan adalah menempatkan posisi diri di luar kemungkinan untuk kalah. Kamu harus punya pertahanan yang cukup kuat, bukan karena takut akan serangan musuh, melainkan semata-mata untuk meyakinkan dirimu bahwa kamu tidak mudah dijatuhkan dalam kondisi yang bagaimanapun. Langkah kedua, menunggu kesempatan untuk mengalahkan musuh. Kamu harus jeli melihat kesempatan, benar-benar jeli. Butuh pengalaman dan analisa yang matang untuk melakukan itu. Cepat atau lambat kamu pasti akan mengetahuinya juga. Kebanyakan dari kita hanya sibuk membahas aksi bandar, tetek bengek kelakuan big player lain, tanpa tahu pembahasan itu akan mengarah kemana nantinya. Membahas hal-hal semacam itu terus menerus tidak akan menyelesaikan apa-apa selain membuat kamu menjadi semakin takut dan takut. Padahal, petarung yang baik itu bukan karena ia dapat memastikan mengalahkan lawan, melainkan karena ia dapat melindungi dirinya sendiri dari kekalahan, tanpa ia tahu apakah bisa mengalahkan lawan nantinya atau tidak. Apakah kamu masih berfikir mau mengalahkan bandar untuk bisa menjadi sukses dan berhasil di pasar saham ini? Fikirkanlah kembali.
Berbeda dengan konsep takut dan tamak (fear and greedy) yang mengedepankan sisi psikologis tanpa solusi yang jelas, konsep pertahanan ala Sun Tzu ini justru memberikan titik terang yang kuat akan makna peperangan agar kita menjadi lebih awas dan tidak gegabah dalam mengambil keputusan. Bahkan seorang petarung paling mahir sekalipun pasti akan mengalami rasa takut dan tamak. Tak ada yang perlu diherankan dari hal itu. Apakah kamu mengira para investor handal itu tak pernah melakukan kesalahan dalam kemahiran mereka? Apakah kamu fikir para trader profesional itu luput dari kerugian tatkala pasar justru bergerak melawannya? Maka jelas tidak akan ada habisnya kalau hanya membahas perihal takut dan tamak sebagai sumber kelemahan, padahal yang sebenarnya pertahanan yang buruklah menjadi biang kerok masalah yang sebenarnya. Itu yang nantinya menjadi perbedaan yang paling mencolok antara seorang amatiran dengan profesional.
"Tegak bertahan mengindikasikan (sedang dalam kondisi) belum cukup kuat; menyerang mengindikasikan (sudah punya) kekuatan yang besar. " |
Ini bisa dimaknai sbb : jika kamu tidak punya cukup kekuatan untuk menyerang, maka pilihan terbaik yang kamu punya hanyalah bertahan (defensif). Dan saya yakin banyak dari kita, termasuk saya, tidak akan pernah punya cukup kekuatan untuk menyerang. Jadi hampir seluruh waktu yang ada digunakan kebanyakan untuk mengambil posisi bertahan sambil tetap menyimak kemunculan momentum agar kita bisa ikut arus untuk meraih keuntungan lebih besar. Persis seperti perenang yang memantau detik-detik cairnya es di sungai agar ia bisa nyemplung dan berenang sepuas hati di dalamnya. Sabar, ya itu sudah tidak bisa ditawar-tawar lagi. Buang jauh-jauh sifat emosionalmu, sifat takabur, sifat sombong, plus nekad yang berlebih-lebihan, sifat haus akan pujian, karena sifat-sifat seperti itu hanya akan membuatmu tidak sabaran dan pertahananmu menjadi lemah. Terkadang ketidaksabaranmu memang membuahkan hasil yang manis, tapi tak jarang justru yang berbuah hasil yang pahit bak empedu. Mungkin sekali kamu punya cara analisa yang bagus, tapi ketidaksabaranmu menghancurkan semua.
Prioritaskan selalu pertahanan ini. Kamu tidak akan pernah bisa memastikan apakah kamu akan menang di pertarungan ini, tapi kamu bisa pastikan dirimu akan kalah karena punya pertahanan yang buruk.
Post a Comment