Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, harga produksi shale oil itu lebih mahal ketimbang conventional oil. Alhasil dibutuhkan harga minyak mentah di kisaran $80 agar perusahaan-perusahaan shale oil bisa bertahan hidup. Jika tidak, maka pemerintah Amerika yang harus turun tangan buat mensubsidi perusahaan-perusahaan tersebut. Murahnya harga minyak membuat masyarakat senang, tapi tak begitu dengan pemerintah Amerika. Murahnya harga minyak membuat subsidi membengkak. Ya perusahaan-perusahaan tersebut harus disubsidi agar tetap aktif memproduksi minyak. Jika produksi menurun, maka Amerika harus impor dari luar. Jika kran impor minyak dibuka lebih lebar, maka perusahaan-perusahaan minyak dalam negeri terancam bangkrut. Ya sangat sulit shale oil menyaingi conventional oil dalam hal memangkas ongkos produksi. Tak perlu menjadi jenius untuk mengambil keputusan meletakkan uang di perusahaan minyak Saudi Arabia ketimbang di Amerika. Ya margin profit yang tinggi, itu yang selalu jadi incaran investor dan itu pula yang tak bisa diberikan oleh perusahaan-perusahaan shale oil Amerika.
Dalam beberapa tahun terakhir ini pemerintaha Amerika sangat fokus pada menurunkan jumlah pengangguran. Untuk negara maju seperti Amerika, tingginya angka pengangguran menjadi ancaman yang mengerikan. Kenapa? Karena tingginya angka pengangguran akan menyebabkan masalah besar di likuiditas dan ini benar-benar ancaman yang mengerikan di dunia perbankan yang bisa mengarah pada krisis. Dan tak ada yang bisa memprediksi akan seberapa parah krisis tersebut. Kamu tentu bisa membayangkan betapa ganasnya jika para beruang sudah tak terbendung dan lepas di pasar. Didukung dengan kekuatan dana yang besar, mereka bisa terus menekan indeks saham sampai ke level yang benar-benar tak masuk akal, melenyapkan mimpi trilliunan dollar, memiskinkan para kapitalis hanya dalam hitungan hari.
Dari bls.gov terlihat bahwa dalam kurun waktu 5 tahun terakhir angka pengangguran di Amerika menurun cukup signifikan.
Nah, sekarang bandingkan dengan tabel US GDP Annual Growth Rate di bawah ini :
Dari gambar di atas terlihat bahwa dalam 2 dekade terakhir, pertumbuhannya menurun. Di tahun 50-60an, rata-rata pertumbuhannya di atas 4%. Di tahun 70-80an turun menjadi 3%. Dan di 10 tahun terakhir, rata-rata pertumbuhan sudah di bawah 2% dan sejak kuartal II tahun 2000 rata-rata pertumbuhan ekonomi Amerika tidak pernah mencapai 5%. Apa maksud tulisan ini? Dengan tingkat pertumbuhan ekonomi dalam 5 tahun terakhir ini hanya 2-3% saja tapi bisa menurunkan angka pengangguran secara signifikan, maka yang terbayang dalam benak investor adalah lapangan pekerjaan dibuka lebar tapi gaji rendah. Jadi untuk menjaga daya beli masyarakat, maka dollar diperkuat dan harga minyak turun sebelum akhirnya muncul problem lain. Dollar menguat tidak serta merta membuat masyarakat doyan belanja, tapi justru sebaliknya.
Harga BBM dalam negeri yang murah tak serta merta membuat mereka mengkonsumsi lebih banyak BBM setiap harinya. Mereka menyimpan uangnya dan ini membuat rantai setan yang memusingkan kepala buat lembaga sekaliber The Fed sekalipun. Celakanya ini sudah berlangsung sejak 2012 silam hingga sekarang, sehingga The Fed berusaha meyakinkan masyarakat untuk membelanjakan uangnya. Langkah The Fed ini dikritik oleh banyak pihak dan menyebutnya sebagai strategi Uang Mudah / Uang Murah (Easy Money / Cheap Money). Tujuannya sudah jelas yaitu untuk meningkatkan jumlah supplai uang di masyarakat tanpa mencetak uang baru - seperti yang pernah dilakukan pada era-era sebelumnya. Seolah-olah The Fed ingin membebankan kesalahannya terdahulu kepada masyarakat dan berharap masyarakat mau mengerti, bekerja sama mengatasi problem keuangan di negeri adidaya itu. Ini tak masuk akal. Sebagai negara kapitalis, Amerika dikenal memiliki kesenjangan ekonomi yang lebar antara si kaya dan si miskin. Saking lebarnya kesenjangan ini hingga memunculkan kecemburuan sosial kronis dan ini terbukti saat masyarakat Amerika menggelar demonstrasi di depan Wall Street, yang diyakini sebagai sarang kapitalis. Nah, sekarang The Fed seolah-olah mengemis uang kepada masyarakat, sesuatu yang agak musykil untuk dipenuhi. Juga di lain sisi, penghasilan masyarakat tak naik. Bagaimana caranya meyakinkan mereka untuk membelanjakan uangnya sedangkan penghasilan pun tak naik? Hanya waktu yang bisa menjawabnya.
Sobat trader, cerita masih berlanjut dan saya masih mencoba menyusun puzzle di artikel berikutnya.
(Bersambung)
Post a Comment