Setidaknya kegunaan MA ini ada 4, yaitu :
- Menandai trend harga. Uptrend dan downtrend sangat mudah dikenali hanya dengan melihat MA, tanpa harus repot-repot menggambar garis. Untuk periodenya, bisa diatur sesuai selera. MA jangka pendek untuk trend jangka pendek, dan MA jangka panjang untuk trend jangka panjang.
- Sebagai indikator sentimen harga. Misalnya, harga berhasil tutup di atas garis MA 20, artinya harga berhasil naik lebih tinggi dari pergerakan rata-rata harga dalam 20 hari terakhir, dan itu memberikan sentimen positif. Sebaliknya, jika tutup di bawah MA, maka itu menjadi sentimen negatif.
- Sebagai support dan resisten yang dinamis. Disebut dinamis karena letaknya berubah-ubah mengikuti pergerakan harga yang terbentuk, tidak statis seperti garis trend, puncak, dan lembah.
- Menandai sinyal beli dan jual. Jika MA jangka pendek menyilang ke atas MA jangka panjang, maka akan menghasilkan sinyal beli. Jika MA jangka pendek menyilang ke bawah MA jangka panjang, maka akan menghasilkan sinyal jual.
Perhatikan gambar di bawah ini.
ASII dengan MA 20 |
ASII dengan MA 5x20 |
Sebagaimana indikator-indkator teknikal lain, MA tidak menjamin akurasi prediksinya. Dalam banyak kondisi, tidak banyak informasi yang diberikan oleh MA, kecuali sentimen dan trend. Untuk menandai support/resisten dan sinyal beli/sinyal jual, harus dengan penilaian pribadi yang sangat subjektif. Jangan sesekali mengandalkan hasil penyilangan MA sebagai sinyal, karena sangat mungkin sudah terlambat. Sebagai pengguna setia indikator MA, saya akan coba berikan beberapa saran untuk mengoptimalkan penggunaan MA.
- Gunakan MA pada kemampuan terbaiknya, yaitu mendeteksi trend. Ketimbang menggambar garis trend, MA justru bisa dengan mudah menandai trend naik, turun, dan flat, dalam waktu kurang dari semenit. Ini akan mempersingkat waktu analisis.
- Memplot MA pada volume tak banyak berguna. Kamu bisa menganalisa volume saham tanpa bantuan MA sama sekali.
- Jangan menggunakan Single MA, tapi gunakanlah Double, atau bahkan Triple. Tapi jangan gunakan MA semata-mata hanya untuk melihat crossing, karena kamu akan kecewa nanti. Akan lebih baik menilainya dari sudut pandang trend, dimana jika MA jangka pendek berada di atas MA jangka panjang, berarti masih uptrend. Dan sebaliknya. Untuk sinyal, kamu harus bisa menemukan cara lain yang lebih baik ketimbang melihat crossing MA. Karena inilah saya selalu mengabaikan sinyal dead cross, karena biasanya sinyal tersebut sudah terlambat. Banyak kasus yang memperlihatkan dead cross muncul justru saat harga sudah di bottom.
- Jangan terlalu banyak memplot MA. Terlalu banyak memplot MA memang akan membuat grafik terlihat lebih indah dan sedap dipandang mata, tapi tak menjamin kualitas trading menjadi lebih baik. Selain membingungkan, terlalu banyak MA akan menyulitkan interpretasi grafik.
- Pemilihan periode yang cocok itu berdasarkan hasil mencoba-coba. Tidak ada aturan khusus soal itu. Beberapa analis ada yang berhasil menemukan MA dengan periode yang sudah dioptimasi dan tentu hasilnya berbeda-beda pada masing-masing saham. Walaupun periodenya berbeda-beda, pembentukan sinyal crossing-nya hampir tak banyak berbeda. Satu-satunya perbedaan adalah semakin baik hasil optimasinya, maka semakin akurat pilihan support dan resistennya. Bagaimana jika tidak tahu cara mengoptimasinya? Tidak masalah. Saya termasuk orang yang tidak tahu cara mengoptimasi MA. Untuk pemilihan S/R, saya menggunakan metode lain.
- Cek volatilitas harga. Normalnya volatilitas ini berbanding lurus dengan volume saham. Semakin besar volumenya, semakin volatil harganya. Juga lihat candlenya. Jika candlenya banyak membentuk ekor panjang, maka itu saham yang volatil. Untuk saham-saham dengan tingkat volatilitas tinggi, gunakan periode MA yang lebih panjang. Jika kamu menemukan saham-saham berfundamental bagus tapi tidak likuid, maka kamu mungkin akan membutuhkan bantuan MA untuk menandai kapan waktu terbaik untuk membeli saham tersebut.
- Periode jangka pendek dan jangka panjang merupakan penilaian pribadi. Misalnya kamu memilih MA 5, 20, 60, maka 5 menjadi jangka pendek, 20 jadi jangka menengah, dan 60 menjadi jangka panjang. Trader lain mungkin akan lebih suka memilih 20, 50, 100, dan 200. Trader lain mungkin lebih suka memilih angka-angka ganjil seperti 13, 37, 79, dan sebagainya. Sah-sah saja. Ingatlah, di analisa teknikal tidak dikenal kata 'harus', karena semua bersifat relatif. Bukan hal yang aneh jika cara analisa yang keliru memberikan hasil yang benar dan cara analisa yang benar malah memberikan hasil yang keliru. 1+1 tidak selalu menghasilkan 2. Ini benar-benar tergantung caramu menjiwai indikator yang kamu gunakan itu.
Post a Comment