Powered by Blogger.
===================================================================
Assalamualaikum Sobat Saham Ceria,
Salam sejahtera bagi kita semua,

Untuk meningkatkan kemampuan menulis sobat, silahkan tulis artikel mengenai pasar atau saham, cara kamu memahaminya, suka duka, awal mula, cita-cita, harapan, kesalahan hingga cara memperbaikinya, bedah buku / tulisan trader lain, mitos, dan sebagainya. Ada banyak sekali hal yang bisa kamu tuliskan.

Lebih disukai yang berisikan pengalaman ataupun paparan yang sarat dengan logika dan argumen yang kuat, sehingga sobat lain bisa belajar dari pengalamanmu itu.

Kirimkan tulisan kamu ke sahamceria1@gmail.com dengan format :

Nama penulis : boleh nama pena ataupun nama asli
Email :
Link Blog : (kalau ada)
Judul :
Uraian :
Referensi : (kalau ada)

Panjang tulisan antara 4000-5000 karakter. Tulisan yang menarik akan saya posting di blog ini. Dulu saya memulai untuk memahami pasar ini lewat menulis. Siapa tahu kamu pun juga begitu.

Semoga sukses dan salam trader!
===================================================================

Bagaimana Mengawali Investasi Saham? - Bagian 3 (Selesai)

Posted by Saham Ceria

Bagaimana Mengawali Investasi Saham? - Bagian 3
Dimana belajar saham yang bagus? Dimana tempat workshop yang bagus? Pelatihan apa yang harus saya ikuti? Apakah harus belajar ke luar negeri?

Untuk yang satu ini, saya tak bisa banyak berkomentar, karena saya sendiri tak pernah ikut workshop manapun. Namun kebetulan saya dulu pernah ikut rekomendasi berbayar 1 bulan saja, dimana di dalamnya terdapat webinar gratis secara online yang diadakan tiap minggu buat nasabahnya. Kebetulan yang menyenangkan, bukan? Dan materinya cukup bagus... sangat bagus malah, namun dalam penerapannya saya harus memodifikasinya sedikit agar cocok dengan yang saya inginkan.

Tapi saya yakin tak satupun workshop saham yang berani menjanjikan profit pasti dari metodenya itu, tak peduli sebagus apapun metode tersebut, tak peduli apakah itu workshop dalam negeri atau luar negeri. Karena satu-satunya yang pasti di dunia saham itu hanyalah ketidakpastian itu sendiri. Workshop membantu kita untuk memperluas wawasan fundamental atau teknikal dengan lebih cepat. Workshop menginspirasi kita untuk memahami logika dalam membaca grafik, yang nantinya menjadi modal buat kita untuk memodifikasinya agar sesuai dengan yang kita inginkan. Ketimbang capek membuat sistem trading yang baru, mendingan coba pelajari yang sudah ada, lalu modifikasi. Silahkan ikuti workshop saham yang disuka.

Kalau saham yang dibeli sudah naik, bagusnya dipegang lama atau cepat dijual? Kalau saham yang dibeli turun, terus bagaimana? Apa yang harus dilakukan?

Nah, ini sudah berkaitan dengan sistem trading. Lain sistemnya, lain pula jawabannya. Baca pertanyaan selanjutnya di bawah.

Sistem trading yang bagus tuh yang bagaimana ya?

Sistem trading yang bagus adalah sistem trading yang bisa memberikan profit konsisten kepada penggunanya. Ingatlah itu. Sekeren apapun sebuah sistem, tapi kalau tidak memberikan profit konsisten, berarti sistem tersebut masih butuh perbaikan.

Gol pertama dari sebuah sistem trading adalah untuk menghasilkan profit. Gol selanjutnya adalah konsisten. Tapi biasanya pertanyaan-pertanyaan seperti "sistem trading yang bagus tuh yang bagaimana ya?" diarahkan untuk mendapat jawaban yang pasti. Misalnya sistem trading breakout, atau bargain hunter (beli saham berfundamental bagus yang masih murah). Baiklah. Ada banyak sekali model sistem trading, tapi untuk mengetahui bagus atau tidak, kamu harus mencobanya sendiri.

Haruskah bergabung dengan komunitas investor (investor club)?

Idealnya sih iya. Tujuannya yang paling utama adalah mempercepat proses belajar saham ini. Di komunitas investor, para anggotanya akan lebih rajin berdiskusi dan bertukar fikiran. Tentu banyak ide-ide yang bisa didapat dari sana. Hanya saja janganlah komunitas seperti ini dijadikan sekedar ajang buat eksis, pamer, dan sok pintar. Dikit-dikit bikin acara gathering di mall, restoran, cafe, dan sebagainya. Padahal yang namanya komunitas itu mestinya punya tempat ngumpul yang resmi. Kalau hobinya gathering di tempat-tempat seperti itu, itu namanya mau pamer. Orang-orang ikut bergabung itu buat belajar. Maka tempat yang cocok buat belajar itu ya di rumah. Ini kok malah di mall, cafe, dan sebagainya. Mungkin tujuannya buat memotivasi orang lain untuk ikut berinvestasi saham juga. Tapi ingatlah, kita tidak usah repot untuk melakukan itu. Profesi pasar modal ini bukanlah profesi yang harus dimotivasi seperti itu. Ini adalah tempat dimana uang berputar dengan sangat cepat dan dengan jumlah yang sangat besar. Dengan total rata-rata transaksri Rp4 trilliun per hari, saya pikir pasar saham akan selalu menjadi pusat bisnis terbesar di Indonesia. Bahkan transaksi bisnis properti pun tak mungkin setinggi ini saban harinya. Itu baru di Indonesia.

Perbandingan Kapitalisasi Pasar Saham Dunia
Perbandingan Kapitalisasi Pasar Saham Dunia

Oh ya, saya sendiri belum cukup beruntung untuk bergabung dengan komunitas manapun karena kebetulan di tempat saya tak ada komunitas seperti itu. Atau mungkin saya yang belum menemukannya. Hmm..

Apa saja kunci-kunci bermain saham? Apa saja kunci keberhasilan di pasar saham?

Kunci keberhasilan di pasar saham itu ada 2, yaitu pertama, memiliki prediksi yang bagus. Prediksi ini terdiri dari 2 elemen : Right stock dan Right time. Kedua, disiplin. Disiplin ini juga punya 2 elemen : sistem dan manajemen uang. Dari sini berkembang menjadi kunci-kunci yang lain. Contoh salah satu kunci : Jangan average down. Kunci ini sebenarnya dimaksudkan agar kamu selektif betul dalam memilih saham. Kalau saham yang kamu beli ternyata naik, otomatis kamu tidak perlu average down. Kalau sudah average down, berarti pemilihan timing-nya salah. Saya sendiri juga jarang sekali average down. Tapi bukan berarti saya tak pernah average down. Saya melakukan average down jika terpenuhi 3 syarat yaitu :
  1. Saham undervalued dengan kinerja yang membaik tapi belum diantisipasi pasar. Maka kalau setelah dibeli harganya malah turun, saya beli terus. Teknisnya tentu terlalu panjang buat ditulis sekarang. Untuk poin nomor 1 ini, saya abaikan saham komoditas karena saham komoditas sukar divaluasi dan sangat tergantung dengan harga komoditas di pasar, dimana pengaruh spekulator lebih kerasa di situ.
  2. Kondisi makro ekonomi membaik, seperti inflasi, suku bunga, posisi nilai tukar rupiah, dan sebagainya. Capital inflow harus cukup besar.
  3. Secara teknikal, IHSG sudah menyelesaikan corrective wave-nya dan bersiap-siap memasuki impulsive wave.

Jika 3 syarat di atas tak terpenuhi, maka saya lakukan cutloss. Ada yang mengatakan jangan ragu untuk cutloss, tapi yang lain malah mengatakan never lose your money alias jangan pernah cutloss. Mana yang mau diikuti? Terserah, karena kedua-duanya benar, namun cara pandangnya berbeda. Maka kita kembalikan pada 2 kata kunci di atas. Yang bilang jangan ragu cutloss berarti menekankan pemilihan waktunya harus tepat. Kalau ternyata tidak tepat, ya jangan ragu buat cutloss. Sedangkan yang bilang jangan pernah cutloss berarti menekankan pemilihan sahamnya harus tepat. Kalau saham yang dibeli sudah tepat, kendatipun harga turun, justru menjadi kesempatan untuk menambah porsi saham tersebut. Bagaimana jika saham yang dibeli tidak tepat? Kalau memang saham tersebut tidak tepat, lantas kenapa dibeli? Maka di sini dituntut kedisiplinan karena konsekuensi membeli saham yang salah adalah menerima hasil yang salah pula.

Ada juga yang memberikan kunci keberhasilan di pasar saham itu adalah psikologis. Apakah ia menyangkut right stock? Atau ia menyangkut right time? Psikologis memang penting, tapi sebenarnya psikologis ini terlibat dalam segala bentuk aspek trading. Tak ada profesi yang tak melibatkan unsur psikologis di dalamnya, sehingga jika hanya mengedepankan sisi psikologis saja, maka belum tentu bisa jadi solusi trading yang macet. Dalam banyak keadaan, kita harus mengakui bahwa ada problem sebelum psikologis itu sendiri, yaitu sistem. Sistem yang buruk akan membuat psikologi trading menjadi buruk. Sistem yang baik akan membuat psikologi trading menjadi baik. Kita harus mengetahui alasan yang tepat saat hendak mengambil posisi. Jika alasan tersebut tidak ditemukan, maka kita tidak cukup berani untuk mengambil posisi. Dengan kata lain, trader menjadi takut bukan karena psikologisnya yang penakut, tapi karena ia tak menemukan alasan yang tepat untuk berani. Begitu juga sebaliknya, trader menjadi berani dan yakin, karena ia tak menemukan alasan yang kuat untuk merasa takut. Perluaslah wawasan, perbaiki sistemmu, maka tetek bengek psikologis ini tak akan menjadi soal lagi nanti.

Apakah saham harus dipantau setiap hari, setiap jam, setiap menit?

Ini tergantung timeframe masing-masing orang. Yang punya timeframe jangka panjang, bisa memantau sebulan sekali, atau 3 bulan sekali. Sedangkan yang punya timeframe jangka pendek, harus memantau setiap hari. Itu jawaban mudahnya, plus jawaban klisenya. Yang sebenarnya itu tergantung kemampuan analisismu.

Bayangkan dulu dirimu mau menganalisa kekuatan sebuah jembatan yang akan dilalui truk berbobot 100 ton. Kalau kamu bisa memprediksi jembatan tersebut akan tahan sampai 3-6 bulan ke depan, berarti kamu tak perlu mengecek jembatan itu setiap hari. Cukup 3 bulan sekali atau 6 bulan sekali. Tapi kalau kamu hanya bisa memprediksi untuk 3 hari atau seminggu saja, berarti kamu perlu mengecek jembatan itu lebih sering. Pertanyaannya, apakah ada trader yang bisa memprediksi kekuatan sebuah jembatan dalam jangka waktu 3-6 bulan? Secara fundamental bisa, tapi secara teknikal tidak. Apakah lantas ini menjadi sebuah kelebihan bagi penganut fundamental atas penganut teknikal? Tidak, karena momentum terbaik selalu lebih dulu terlihat di teknikal ketimbang fundamental. Karena itu, mereka yang memantau pergerakan market dari menit ke menit setiap harinya tentunya akan berpeluang memilih momentum yang lebih presisi ketimbang yang hanya memantau mingguan atau bulanan.

Saya sendiri terbiasa memantau setiap hari, khususnya pada saat kondisi pasar sedang galau. Berbeda dari persepsi trader kebanyakan, saya memantau lebih intens pada saat saya hendak mengambil posisi beli, dan justru lebih santai pada saat saya hendak mengambil posisi jual. Ketepatan dalam memilih waktu beli akan menentukan apakah trading kamu akan berhasil atau malah gagal total. Itulah sebabnnya jika kamu memilih saham yang tepat pada waktu yang tepat, 80% trading kamu sudah dinyatakan berhasil. Selebihnya tinggal memilih waktu yang tepat untuk menjual. Yang saya lakukan ini kemungkinan akan bertolak belakang dengan pendapat kebanyakan. Banyak yang berfikir bahwa pada saat posisi hold, trader justru akan lebih intens memantau saham, karena khawatir profitnya dimakan codot. Kalau masih ada perasaan-perasaan seperti itu di pikiranmu, segeralah perbaiki sistem trading, terutama sekali dalam memilih momentum beli. Momentum beli itu persis seperti memilih papan selancar. Jika kamu sudah naik ke atas papan itu, maka logikanya akan segera berselancar. Tapi kalau tak kunjung berselancar, ada dua kemungkinan yaitu mungkin yang kamu pilih itu bukan papan selancar atau mungkin kamu masih di atas pasir. Dengan kata lain, kalau kamu sudah memilih papan selancar dan sudah berada di atas air, kamu dipastikan akan segera berselancar. Soal berapa lama kamu bertahan di atas papan selancar, itu persoalan lain.

Untuk bisa melakukan trading jangka panjang tanpa harus memantau saham setiap hari, tampaknya harus punya kemampuan tersendiri. Tak semudah membalikkan telapak tangan, karena ada beberapa poin penting yang harus dilengkapi sebelum melakukan itu. Nanti akan saya bahas pada postingan lain. Buat sementara, ini dulu yang bisa saya bagi. Masih ada pertanyaan lain? Silahkan tulis di kolom komentar. Insya Allah saya akan bantu jawab sebisa mungkin.

Semoga bermanfaat.

Related Post



Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...