Likuiditas ini adalah tingkat aliran uang sebuah investasi. Tanpa ini, investasi tidak bisa memompakan apapun ke bisnis manapun. Sebuah bisnis yang bagus mesti mendapatkan aliran uang yang cukup. Mungkin mindset yang tertanam di benak kita kebanyakan mengira bahwa bisnis yang bagus tentu akan menarik uang yang lebih banyak, dan uang yang banyak itu akan membuat bisnis tambah maju. Seolah-olah tidak ada peranan investasi di sana. Ketika konsep investasi tidak dilibatkan dalam sebuah bisnis, maka sebenarnya keberadaan bisnis itu sendiri dipertanyakan. Bahkan sebuah bisnis gerobak sate pun butuh investasi di situ. Tanpa investasi, maka bisnis itu tidak ada. Maka tiap bisnis itu pasti dan pasti akan selalu diawali oleh investasi. Itu konsep dasarnya.
Janin yang baru berkembang di dalam rahim seorang ibu, awalnya merupakan segumpal darah yang menjadi segumpal daging. Disebut segumpal karena memang ukurannya lebih kurang segenggam tangan kita. Saat itu darah sudah mengalir, tapi jantung belum berdetak. Ketika jantung mulai berdetak dan memompakan darah, maka secara fisik itulah bukti hidupnya si jabang bayi, tapi awal terbentuknya kehidupan itu sudah dimulai sejak darah muncul.
Tanpa sadar, manusia mengadopsi konsep yang persis sama untuk investasi. Diawali dengan adanya uang. Kita tidak tahu persisnya kapan uang ini pertama kali muncul. Banyak variasi cerita soal uang ini. Uang membuat likuiditas barang menjadi tinggi. Jauh lebih tinggi ketimbang barter (barang ditukar dengan barang). Dengan uang, tolok ukur nilai sebuah barang menjadi lebih mudah. Uang berhasil membuat standarisasi baru dan sangat mudah diterima oleh masyarakat luas. Denyut nadi kehidupan sosial manusia mulai terlihat, sehingga uang-uang tersebut tampak mengalir ke satu tempat yang kita sebut sebagai Bank. Sejatinya bank itu digunakan untuk tempat penyimpanan uang yang aman, namun sebenarnya tidak cuma itu. Bank itu menjadi jantung investasi buat bisnis-bisnis yang akan dikembangkan nantinya. Sebagai jantung, investasi harus bisa memastikan dirinya tidak akan kekurangan uang. Jika uang berkurang, maka bisnis-bisnis akan terancam gagal bahkan bangkrut.
Bank ini berkembang demikian pesat seiring berkembangnya bisnis dan ekonomi sebuah daerah, sehingga bermunculan bank-bank baru dengan konsep yang sama. Bank-bank ini kemudian diawasi oleh 1 bank central di masing-masing negara. Jadi memang terdapat hierarki di dalam investasi.
Nah, hadirnya bursa saham membentuk sebuah hierarki baru tanpa mengubah konsep investasi. Bursa saham itu bukan bank. Sebagaimana namanya, bursa saham itu adalah pasar tempat bertemu antara penjual saham dengan pembeli saham. Saham itu sendiri seperti sumsum yang menghasilkan darah nantinya. Itu yang dicari. Jangan sampai niat hati mau mencari sumsum, yang didapat cuma tulang kosong tanpa isi. Sebagai pelaku pasar modal, baik trader maupun investor, tidak pernah menggantungkan hidupnya kepada perbankan. Kenapa? Karena memang sebenarnya trader dan investor itu berlaku seperti bank juga, punya uang seperti bank, dan punya tujuan seperti bank, tapi bedanya ia memompakan uang ke pasar modal dimana pasar modal itu berfungsi sebagai jantung raksasa. Mereka menggunakan bank sebagai media transfer saja. Uangnya sendiri ada di pasar saham, bukan di bank. Bank itu walaupun punya stok uang yang banyak, fungsinya mirip PMI (Palang Merah Indonesia). Maka dalam hal investasi, baik bank, investor, trader, asuransi, reksadana, merupakan arteri-arteri penting yang mengaliri uang ke jantung raksasa di bursa saham. Sehingga kita bisa mengambil tolok ukur, apapun yang bisa mengancam kelanjutan likuiditas, maka itu berarti ancaman buat kelanjutan investasi. Hal-hal seperti krisis subprime mortgage, penghentian stimulus, perang, inflasi, kenaikan suku bunga, politik yang memanas, defisit anggaran yang membuat rupiah terpuruk, dan sebagainya, semuanya itu berhubungan dengan likuiditas ini. Ketika itu menjadi ancaman, maka minat investasi menjadi jeblok, yang pada gilirannya jantung raksasa bursa saham akan berkontraksi, investor panik dan menjual saham secara masif, dan harga saham pun ambruk. Ketika krisis melanda, maka yang paling pertama harus diselamatkan itu adalah bank. Itulah sebabnya fungsi bank itu mirip PMI-nya bursa saham. Tanpa itu, bursa saham bisa kolaps dengan mudah.
Investasikanlah waktumu lebih dulu, sebelum menginvestasikan uangmu. Maksudnya, belajar dan timbalah ilmu lebih dulu, karena sebaik-baiknya investasi itu adalah ilmu.
Post a Comment