Kenapa ini menjadi penting buat investor?
Sebagai bagian dari pelaku pasar modal, saya percaya bukan hanya saya saja yang peduli dengan masalah migas ini. Semenjak terpuruknya rupiah dimulai sejak akhir tahun 2011 lalu, hingga ini hari rupiah masih juga belum berhasil bangkit. Defisit neraca perdagangan akibat beban impor yang lebih besar ketimbang ekspor menjadi penyebab utama rontoknya mata uang garuda terhadap dollar. Apa yang diimpor rupanya? Entahlah. Paling besar ya BBM. Tidak mungkin bawang yang paling besar. Atau tomat. Di bawah ini grafik rupiah terhadap dollar dalam 5 tahun ini.
Kekuatan mata uang sebuah negara menempati urutan pertama sebagai wibawa sebuah bangsa. Kita bisa saja berkoar-koar tidak butuh bantuan asing, tidak butuh hutang, tapi ketika mata uang 'berbicara', semua menjadi lain. Setiap 1% pelemahan rupiah itu menyebabkan kenaikan inflasi sebesar 0.05%. Maka pelemahan rupiah atas dollar dari Rp9000 ke Rp11700, berarti sudah terdepresiasi 30% atau setara dengan 1,5% inflasi. Itu teorinya. Dalam prakteknya ternyata bisa mencapai 4%.
Untuk inflasi di atas 8%, saya tandai dengan zona merah. Pelaku pasar modal biasanya memberikan batasan toleransi inflasi sebesar 10%. Kalau inflasi menembus angka tersebut, lebih baik investor angkat kaki dari bursa saham, seperti yang pernah terjadi di tahun 1998 dan 2008. Investor biasanya menilai iklim investasi dari 3 hal pokok : pertama, inflasi. Kedua, kestabilan mata uang. Ketiga, kondisi sosial politik. Semakin tinggi tingkat resiko investasi, maka semakin kecil minat investor yang mau menanamkan modalnya di sana. Saya tidak akan membicarakan betapa pentingnya menjaga iklim investasi ini, karena jika ekonomi dan bisnis diibaratkan tubuh manusia, maka investasi itu adalah jantungnya. Jangan sampai iklim investasi itu rusak. Itu saja kata kuncinya, karena akibatnya akan sangat fatal.
Pelemahan rupiah berdampak langsung pada pasar modal. Ini seperti mematahkan kaki kanan dan berharap kaki kiri masih bisa berjalan. Pelemahan rupiah terus menerus memaksa BI Indonesia untuk menaikkan suku bunga acuan. Tahun 2013 lalu, BI telah 5x menaikkan suku bunga hingga bertengger di 7,5% sampai dengan hari ini. Tujuannya untuk memancing masuk hot money agar rupiah terjaga. Tapi akibat kenaikan suku bunga ini, maka inflasi pun merangkak naik. Bisa saja BI melakukan intervensi terhadap rupiah dengan menggunakan cadangan devisa, tapi akan sangat menggerusnya. Sudahlah devisa tak seberapa, dipake buat intervensi rupiah pula. Jika ternyata langkah ini gagal akibat ekonomi yang tetap saja memburuk, maka itu sama saja buang-buang duit.
Itu sebabnya hal-hal yang merusak kestabilan ekonomi seperti korupsi, inflasi yang tidak wajar, pelemahan rupiah, sangat dibenci oleh investor. Untuk berinvestasi dengan nyaman, kita butuh situasi yang lebih kondusif. Iklim investasi yang baik itu bukan sesuatu yang bisa direkayasa. Kita bicara soal data, bukan pernyataan mengigau yang tak jelas. Katakankah pemerintah mengklaim jumlah masyarakat miskin sudah banyak berkurang, tapi dengan inflasi seperti ini sudah jadi isyarat jumlah masyarakat miskin masih tidak berkurang, atau malah tambah banyak. Inflasi harus turun agar harga menjadi terjangkau, yang pada gilirannya masyarakat miskin pun akan terbantu. Kita tidak bisa berharap pohon tumbuh tanpa akarnya, kan?
Referensi :
- http://www.bloombergindonesia.tv/videos/watch/13622/indonesia-sulit-produksi-minyak-mp4
- http://migasreview.com/2025-kebutuhan-minyak-bbm-indonesia-2-juta-bph.html
- http://www.petrominer.co.id/berita-menyimak-produksi-dan-konsumsi-minyak-indonesia-sampai-tahun-2020.html
- http://www.lensaindonesia.com/2013/06/24/galak-minta-kpk-usut-dugaan-mark-up-impor-bbm.html
- http://www.cmegroup.com/trading/energy/crude-oil/light-sweet-crude.html
- http://www.valuewalk.com/2013/09/russian-government-oil/
- http://www.forbes.com/sites/louiswoodhill/2014/03/24/lets-hit-russia-where-it-hurts/
- http://www.forbes.com/sites/louiswoodhill/2014/03/24/lets-hit-russia-where-it-hurts/2/
- http://www.eia.gov/dnav/pet/hist/LeafHandler.ashx?n=PET&s=RBRTE&f=M
- http://kabarnet.in/2013/04/22/mafia-minyak-dan-kebohongan-subsidi-bbm/
- http://yudisamara.org/category/mafia-migas/
- http://katadata.co.id/infografik/2014/07/02/cadangan-gas-indonesia-terbesar-ke-14-dunia
- http://www.ft.com/cms/s/0/a6bf3edc-5b04-11dc-8c32-0000779fd2ac.html#axzz3CCaBO1QS
- http://www.news.az/articles/politics/82097
- http://www.ceicdata.com/en/blog/indonesia%E2%80%99s-fuel-imports-worsen-trade-deficit
- http://kangamir.blogspot.com/2013/04/fakta-dan-data-ekspor-impor-minyak.html
- http://prokum.esdm.go.id/Publikasi/Statistik/Statistik%20Minyak%20Bumi.pdf
- http://ekonomi.kompasiana.com/bisnis/2012/11/13/siapakah-konsumen-bbm-terbanyak-di-indonesia-507230.html
Post a Comment