TRADER
Idealisme trader adalah bahwa pergerakan harga bisa diprediksi baik buat hari ini maupun besok. Kemampuan memprediksi merupakan salah satu kunci utama keberhasilan trader, selain disiplin. Seorang trader tidak harus buta sama sekali terhadap analisa fundamental. Hanya saja dalam mengambil keputusan, grafik akan selalu menjadi pertimbangan utama ketimbang fundamental. Bisa dibilang senjata utamanya adalah analisa teknikal, dan senjata cadangannya adalah analisa fundamental.
Kita mengenal 3 macam trader yaitu Momentum Trader, Position Trader, dan Swing Trader. Apapun pilihannya punya kelebihan dan kekurangan masing-masing. Semuanya menjanjikan profit yang tinggi, tapi juga resiko yang tak sedikit. Nah, masing-masing pilihan ini masih ada tingkatannya juga.
Momentum Trader
Level 1 : Analisa keramaian.
Pada level ini ia memilih saham yang terlihat sangat aktif ditransaksikan. Biasanya ia akan menganalisa volume, frekuensi, hingga sekuritas mana saja yang terlibat dalam transaksi tersebut.
Level 2 : Analisa berita dan sentimen.
Trader pada level ini bisa menganalisa berita dan sentimen, lalu menjadikannya sebagai dasar pengambilan keputusan. Saham yang diincar tak harus ramai ditransaksikan. Bahkan ia bisa trading di saham-saham yang tak likuid hanya dengan bermodalkan analisanya itu. Biasanya sangat menguasai indikator-indikator makro ekonomi, baik dalam negeri, maupun luar negeri, termasuk isu-isu yang ada di dalam dan di luar negeri.
Level 3 : Analisa aksi korporasi, karakter manajemen, s/d insider.
Biasanya ia sudah kenal betul dengan gaya manajemen perusahaan, dampak dari sebuah aksi korporasi, bahkan ia tak ragu dalam memburu informasi dari orang-orang dalam, sehingga sering dikesankan sebagai insider. Jika ia mendengar selentingan isu/rumor, ia bisa mengenali dengan baik apakah isu itu benar atau tidak.
Position Trader
Level 1 : Buy on breakout
Position trader selalu diumpamakan sebagai penggila breakout. Setiap melihat breakout harga, entah itu diagonal ataupun horizontal, persis seperti melihat kue tart yang enak rasanya. Tidak tahu apakah kue itu benar enak atau tidak. Maka satu-satunya cara adalah mencobanya langsung setiap model breakout harga agar bisa 'mencicipi' rasanya.
Level 2 : Buy on breakout with better signal
Paham bahwa kegagalan model trading ini sering diakibatkan pemilihan sinyal yang buruk, maka position trader akan memperbaiki analisanya sehingga sinyal yang dibangkitkan akan semakin baik dan terpercaya tentunya.
Level 3 : Buy on breakout with better signal plus fundamental analysis.
Menganggap bahwa keberhasilan tak cukup hanya dari akurasi sinyal, maka analisa fundamental diharapkan menjadi solusi agar pengambilan keputusan semakin bagus dan tak ragu-ragu lagi. Dalam banyak kasus, position trader lebih condong pada saham-saham yang uptrend, sehingga analisa fundamental menjadi salah satu analisa penting yang harus dipelajari.
Swing Trader
Level 1 : Berdasarkan FA, sedikit TA
Swing Trader itu sejatinya lahir dari analisa fundamental. Trading yang dilakukannya semata-mata mengeksekusi saham berfundamental baik dengan gaya swing. Ini didasarkan pada pemahaman bahwa sebaik apapun fundamental saham, pergerakan sahamnya akan selalu zigzag. Nah, zigzag itu lah yang dimanfaatkan sebagai arena swing trading. Di level ini ia akan mengandalkan FA ketimbang TA.
Level 2 : Berdasarkan FA dan TA
Pada level ini baik FA maupun TA sama bobotnya. Tapi yang namanya trader, cepat atau lambat ia akan lebih condong ke TA. FA hanya sebagai batu pengaman pertama saja. Selanjutnya benar-benar sangat tergantung pada kepiawaiannya menganalisa grafik harga.
Level 3 : Berdasarkan FA dan TA dengan sophisticated prediction
Sejatinya swing trading itu sangat sulit diterapkan, namun jika berhasil, maka ia akan menjadi legenda bursa. Pada level ini ia bisa memprediksikan pasar hingga saham dengan baik sekali, kendatipun ia tak membaca berita atau isu apapun.
Hybrid Trader
Dalam tahap yang lebih lanjut, trader beranggapan bahwa tak ada sistem yang berdiri sendiri secara tunggal. Maka semestinya semua model trading itu akan melebur jadi satu sistem dan orang yang melakukan itu disebut Hybrid Trader. Ia bisa mengkombinasikan momentum trading, position trading, dan swing trading ke dalam sistemnya sehingga kalau berhasil maka sistemnya menjadi sangat ampuh digunakan dalam medan apapun. Tapi kalau gagal, maka ia seolah balik menjadi trader amatiran kembali. Kudu hati-hati sekali menerapkan hal ini, karena tingkat kegagalannya sangat besar. Dalam prakteknya pun mungkin yang terjadi tidak seideal itu karena akan selalu ada sistem yang lebih menonjol ketimbang sistem lainnya, entah itu momentum, position, atau swing. Tidak bisa sama rata di masing-masing sistem. Bahkan tak jarang kombinasinya hanya 2, seperti position + swing, atau position + momentum, dan sebagainya. Yang jelas ciri khas hybrid ini adalah gaya tradingnya merupakan kombinasi dari 2 atau lebih gaya trading.
(Bersambung)
Post a Comment