Powered by Blogger.
===================================================================
Assalamualaikum Sobat Saham Ceria,
Salam sejahtera bagi kita semua,

Untuk meningkatkan kemampuan menulis sobat, silahkan tulis artikel mengenai pasar atau saham, cara kamu memahaminya, suka duka, awal mula, cita-cita, harapan, kesalahan hingga cara memperbaikinya, bedah buku / tulisan trader lain, mitos, dan sebagainya. Ada banyak sekali hal yang bisa kamu tuliskan.

Lebih disukai yang berisikan pengalaman ataupun paparan yang sarat dengan logika dan argumen yang kuat, sehingga sobat lain bisa belajar dari pengalamanmu itu.

Kirimkan tulisan kamu ke sahamceria1@gmail.com dengan format :

Nama penulis : boleh nama pena ataupun nama asli
Email :
Link Blog : (kalau ada)
Judul :
Uraian :
Referensi : (kalau ada)

Panjang tulisan antara 4000-5000 karakter. Tulisan yang menarik akan saya posting di blog ini. Dulu saya memulai untuk memahami pasar ini lewat menulis. Siapa tahu kamu pun juga begitu.

Semoga sukses dan salam trader!
===================================================================

Spekulasi vs Judi, Dunia Yang Berbeda - Bagian 3

Posted by Saham Ceria

Pasar Tradisional
Spekulasi Psikologis dan Fisik
Baik spekulasi psikologis dan fisik itu didahului dari mengumpulkan data-data atau informasi yang valid dan terpercaya. Bisa dikatakan bahwa yang mampu melakukan spekulasi itu adalah orang yang ahli di bidang tersebut. (Baca juga : Serital Sun Tzu : Menyusun Rencana Strategi dan Target.)

Kata "spekulasi" berasal dari bahasa Latin speculatus, yang merupakan bentuk kalimat lampau dari speculari , yang artinya "melihat kedepan" , mengamati, dan menelaah. Kata speculari itu sendiri merupakan turunan dari kata specula, yang berasal dari specere yang artinya "untuk melihat", yang merupakan serdadu Roma yang bertugas mengawasi perkampungan serdadu yang disebut castrum. Dalam kata ini ditemukan persamaan etimologik dari kalimat kontemporer yang menunjukkan pada suatu aktivitas "memandang dari jauh" di angkasa dan juga di dalam waktu. Maka tujuan utama spekulasi adalah untuk mengambil keuntungan dari situasi dan kondisi yang sedang dan akan terjadi.

Satu-satunya perbedaan spekulasi psikologis dan fisik adalah aksinya. Spekulasi psikologis tidak membutuhkan aksi nyata. Segala informasi semata-mata untuk konsumsi dirinya sendiri tanpa ada keuntungan materi apapun dari itu. Contoh : seorang dokter yang melakukan USG (Ultra Sonografi) terhadap ibu hamil berhasil mengetahui jenis kelamin bayi dalam kandungan. Terlepas apakah ia memberitahukannya kepada sang ibu tersebut atau tidak, tidak memberikan tambahan materi apapun buat si dokter. Dan jika hasil analisanya terbukti benar, maka kepuasan yang paling utama dirasakannya adalah kepuasan secara psikologis, bukan materi. Kalaupun hasil analisanya salah, maka tak memberikan kerugian apapun buat dirinya.

Spekulasi fisik punya 5 ciri yaitu :
  1. Butuh barang / jasa dan pasar. Untuk melakukan spekulasi, harus ada pasarnya. Tanpa pasar, kegiatan spekulasi tidak bisa dilakukan. Dan untuk melakukan spekulasi, harus ada objeknya. Objek yang menjadi spekulasi itu adalah barang (materi) dan jasa (immateri). Contoh : seorang menawarkan jasa mengangkat barang karena berspekulasi bahwa akan ada orang yang bersedia membayar buat menyewa tenaganya.
  2.  
  3. Dilakukan dengan cara berjual beli (berdagang), bukan dengan taruhan. Untuk bisa berspekulasi, kamu harus berani mengambil keputusan membeli sebuah barang / jasa agar kamu bisa mengambil manfaat dari barang / jasa yang kamu beli itu. Kalau ternyata barang / jasa tersebut kurang memberikan manfaat, kamu mungkin bisa menukarnya dengan barang / jasa yang lain tanpa membebankan kerugian pada pihak penjual.
  4.  
  5. Konsep nilai berlaku secara universal. Semakin berharga barang tersebut, maka semakin tinggi nilainya. Semakin langka, semakin mahal harganya. Jika kamu menyimpan koin emas, maka nilai dari koin itu akan berlaku universal di belahan bumi manapun. Jika kamu seorang dokter, maka kemungkinan penghasilanmu akan lebih baik ketimbang seorang tukang becak.
  6.  
  7. Dilakukan untuk mengambil keuntungan dari pasar tanpa membuat kerugian kepada yang lain (positive expected value). Ini berbeda dengan judi yang bersifat negative expected value. Cara terbaik untuk melakukan itu adalah dengan cara memprediksi dengan baik dan mengambil posisi lebih dulu ketimbang pasar.
  8.  
  9. Berlaku konsep waktu seperti short term, mid term, dan long term. Mengingat objek spekulasi sering kali pada barang-barang berharga ataupun yang diprediksikan akan bernilai tinggi ke depannya, maka elemen waktu menjadi bagian dari spekulasi, suatu hal yang mustahil dilakukan di perjudian.

Maka spekulasi fisik biasanya dilakukan dalam 2 konteks utama yaitu :
  1. Berdagang baik itu barang maupun jasa. Setiap aksi jual beli yang memenuhi keseluruhan syarat jual beli (ada barang, ada penjual, ada pembeli, dan ada akad), maka termasuk ke dalam spekulasi fisik, tak peduli barang tersebut mau digunakan sendiri atau dijual kembali. Maka dalam setiap aksi spekulasi membutuhkan pengalaman dan keterampilan yang lebih. Semakin baik keterampilannya, maka semakin bagus hasilnya nanti. Hal itu hanya bisa dicapai dengan latihan berkali-kali.
  2.  
  3. Mengambil keputusan penting untuk masa depannya. Contoh seorang lulusan SMA memutuskan untuk melanjutkan kuliah di Fakultas Kedokteran karena menurutnya ia akan lebih mudah mencari uang nantinya. Aksi tersebut tergolong spekulasi fisik karena ia mengambil keputusan penting yang harus dijalaninya sendiri terlepas apakah prediksinya benar atau tidak nantinya.
Kita ambil contoh, membeli baju. Ini merupakan spekulasi fisik. Penilaiannya adalah model, kebutuhan, dan harga. Jika nantinya baju tersebut hanya tersimpan rapi di dalam lemari, maka ia tetap punya nilai. Pilihannya bisa menjual baju tersebut ke orang lain, atau memberikannya secara cuma-cuma. Konsep nilai ini berlaku secara unversal. Ini berbeda jika seseorang menyimpan koin poker di kantongnya, dimana koin itu hanya akan terlihat berharga buat penjudi poker juga. Contoh lain, membeli kue di pinggir jalan. Penilaiannya adalah kebutuhan, rasa, bahan pembuatan, kebersihan, kesehatan, dan harga. Pembeli biasanya lebih suka mencicipi sedikit sebelum membeli banyak. Jika sedikit sudah terasa enak, maka ia berspekulasi bahwa yang lain pun pasti akan terasa enak. Untuk membuktikan prediksinya itu, ia harus membeli kue tersebut dan mencobanya satu per satu.

Satu-satunya persamaan antara spekulasi dan judi adalah sama-sama memprediksi dan menebak. Selebihnya antara keduanya merupakan dunia yang berbeda. Perbedaan yang mencolok terletak pada objek dan pelakunya. Segala bentuk investasi bodong, skema ponzi, arisan berantai, merupakan contoh-contoh perjudian modern. Hati-hati buat para trader yang mentradingkan sesuatu barang yang wujudnya tidak ada karena itu termasuk judi. Berbeda dengan saham yang bentuk fisiknya memang ada, walaupun berubah dari lembaran kertas menjadi scriptless, tapi tetap ada nilainya (namanya pun surat berharga) dan bisa disimpan puluhan tahun lamanya.

Billy Walters mungkin berspekulasi dalam aksinya, tapi ia berspekulasi pada objek judi, sehingga kegiatan keseluruhannya adalah judi fisik. Setiap judi membutuhkan spekulasi, dan yang sebenarnya hampir di segala hal membutuhkan spekulasi, tapi setiap spekulasi belum tentu berjudi karena sangat tergantung objek dan pelakunya. Ketika saya membeli kue dan baju, saya tidak sedang berjudi, melainkan berspekulasi. Tapi ketika saya membeli koin poker, maka sudah jelas aksi saya itu berjudi. Selanjutnya saya akan paparkan kenapa bursa saham itu bukanlah kasino seperti yang disangkakan kebanyakan orang dan kenapa kita tidak seharusnya berjudi di sana.

(Bersambung)

Related Post



Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...