Jebakan teknikal
Dibandingkan fundamental, jebakan teknikal ini jauh lebih banyak. Alasan utamanya adalah karena analisa teknikal menggunakan hanya 5 macam data yaitu Open, High, Low, Close, dan Volume. Dan sudah menjadi hukum alam, semakin sedikit data yang digunakan, maka semakin banyak model analisa yang dihasilkan. Kelima data ini sukses melahirkan ratusan macam pola candlestik, ratusan macam pola grafik, puluhan model breakout mulai dari yang sukses s/d yang gagal, ratusan (atau bahkan ribuan) buah indikator teknikal termasuk kelebihan dan kekurangannya, puluhan macam pilihan target support dan resisten, dan sebagainya. Dan di antara banyak macam pilihan tersebut, kamu harus bisa memilih 1 model analisa yang paling cocok untukmu. Mungkin kamu baru akan menemukannya setelah 2.... hmm bukan, tapi 5... oh bukan juga... minimal 7 tahun di dunia saham. Sayangnya lamanya waktu yang dihabiskan bukan jaminan bahwa kamu akan benar-benar menemukannya. Ada banyak trader di luar sana yang sudah puluhan tahun di bursa saham tapi tak kunjung menemukan model analisa teknikal yang cocok. Jadi tak usahlah disebutkan apa saja jebakan teknikal ini, karena ada banyak sekali. Bahkan bisa dibilang dalam setiap data itu ada jebakannya masing-masing. Ada trader yang hanya fokus ke Close, ada juga yang ikut melibatkan harga tertinggi dan terendah. Ada juga yang selalu memperhatikan lokasi gap. Ada juga yang selalu menandai setiap puncak dan lembah harga dalam sebuah trend. Saya bisa katakan dalam setiap metode analisa teknikal, terdapat minimal 10 macam jebakan. Maksimalnya saya tidak tahu, mungkin 25, 30, atau lebih, ya bisa saja, tergantung akurasi dari analisanya. Semakin akurat analisanya, semakin sedikit jebakannya.Sebagaimana analisa fundamental, analisa teknikalpun punya tujuan. Tujuan utamanya adalah menemukan sinyal dan target. Yang mana lebih dulu, sinyal atau target? Yang mana saja bisa. Bisa sinyal dulu, baru target. Bisa juga target dulu, baru sinyal. Untuk menemukan 2 berlian ini dibutuhkan usaha yang tak sedikit. Lain orang, lain karakternya. Lain karakter, lain pula sistem yang dibangunnya. Lain sistem, lain pula sinyal dan targetnya. Tak salah jika ada yang mengatakan bahwa teknikal itu lebih kepada gambaran diri sendiri ketimbang sistem. Ini tentu berbeda dengan analisa fundamental yang mana lebih dikhususkan untuk mencari nilai sebenarnya dari perusahaan. Jika analisa teknikal itu lebih subjektif, maka analisa fundamental itu lebih objektif. Mana yang lebih bagus? Sama bagusnya asalkan tahu cara memakainya. Di tangan yang tepat, maka analisa teknikal itu bisa menjadi objektif. Dan di tangan yang salah, maka analisa fundamental itu bisa menjadi subjektif. Mudah-mudahan kamu paham apa yang saya maksudkan ini.
Harus tahu analisa fundamental
Jika ada yang bertanya ke saya bagaimana menghasilkan profit konsisten dari saham, maka saya akan menjawab "Harus tahu analisa fundamental". Buat saya, analisa fundamental menjadi salah satu syarat mutlak dalam menghasilkan profit konsisten, tak peduli bagaimana caramu mengeksekusinya nanti, apakah menggunakan teknikal atau tidak, apakah mau dipake swing atau tidak, apakah mau pegang saham selamanya atau tidak, terserah. Alasan saya menekankan pentingnya analisa fundamental ini karena di saham ini ada banyak sekali jebakan. Yang jelas-jelas sudah paham analisa fundamental pun masih bisa terjebak, apalagi yang belum paham. Jangan lagi tambah resiko investasi ini dengan ketidaktahuanmu di analisa fundamental. Pelajarilah ini karena kamu akan sangat membutuhkannya nanti.Advanced TA adalah sebuah opsi
Analisa teknikal disebut advanced kalau memenuhi 2 syarat yaitu bisa memprediksi sinyal dengan baik, dan bisa memprediksi target dengan baik. Ada trader yang bisa memprediksi sinyal dengan baik, tapi targetnya tidak. Ada yang bisa memprediksi target dengan baik, tapi sinyalnya tidak. Idealnya harus ada keduanya. Jadi alih-alih menyebutkan metode ini itu, sebaiknya kita harus lebih fokus ke hitungan sinyal dan target ini. Mau pake metode apa saja terserah. Tidak harus metode yang sudah ada, silahkan bikin metode sendiri, kalau memang ada keahlian untuk itu. Sulitnya rumus bukan menjadi soal. Yang penting logika dari sebuah rumusan itu masuk akal atau tidak. Itu masih memilih metode. Belum lagi menyiapkan antisipasi kalau-kalau metode tersebut gagal.Saya pikir tak ada yang lebih membutuhkan TA selain spesialis / market maker. Ini merupakan opsi, dan bukan keharusan, tapi setidaknya bisa menjadi masukan buat kita. Banyak dari kita yang sering kali tak memungkinkan untuk menunggu terlalu lama demi mendulang profit, seperti yang biasa diamalkan oleh para fundamentalis, sehingga memilih untuk mempelajari TA juga dengan tujuan bisa meraih profit lebih cepat dan lebih sering. Jika memang jalan ini yang kamu tempuh, maka kamu harus sadari bahwa ini mainannya sang spesialis. Mau tidak mau kamu harus belajar keras.. oh tidak... tapi belajar dengan sangat keras.
Disebut Advanced TA karena analisa ini sangat ketat dalam aturan perhitungan support dan resisten, memprediksi trend, hingga penentuan sinyal. Trend bisa dibuat. OHLC candle bisa diciptakan dalam hitungan detik. Volume transaksi bisa dibuat setinggi mungkin ataupun serendah mungkin. Volatilitas hanya menjadi lelucon buat mengolok-olok para scalper yang akan terus kebingungan mengejar-ngejar uang yang berlarian di pasar saham saban harinya. Namun bagi spesialis, S/R itu adalah senjatanya buat mengaduk-aduk pasar tanpa khawatir sedikit pun orang-orang akan mengetahui rahasianya itu, trend predictor itu akan menjadi pilihan sahamnya, dan penentuan sinyal akan menjadi dasar pengambilan keputusannya. Probabilitasnya 1 di antara 1.000.000 trader mengetahui jurus spesialis tersebut, dan itu sudah cukup untuk mengamankkan posisinya sebagai seorang spesialis alias market maker alias bandar. Kamu tentunya mengerti kenapa orang-orang seperti itu dijuluki Spesialis, bukan? Apakah memang ada orang seperti ini? Kamu dan saya tak punya pilihan lain selain meyakini bahwa orang-orang gila semacam ini memang ada di bursa saham.
(Bersambung)
Post a Comment