Secara teknikal IHSG sudah di bottom, tapi kelihatannya kita harus bersabar karena kondisi masih belum nyaman untuk mengambil posisi hold jangka panjang dan masih didominasi oleh trading jangka pendek. Ini mengabaikan kondisi dimana harga saham saat ini sebenarnya sudah cukup murah, hanya saja masih dibayang-bayangi oleh pertumbuhan laba yang minus akibat terkena dampak perlambatan ekonomi. Dengan kata lain, ada banyak pelaku pasar yang tahu bahwa harga saham sudah murah, tapi tak banyak pelaku pasar yang bisa memprediksi bagaimana kondisi ekonomi ke depannya. Begitupun saya yakin investasi jangka panjang tidak akan pernah jadi ide buruk selama dilakukan dengan cara yang benar dan aman. Tentang berapa lama akan memegang saham tersebut, itu persoalan lain.
IHSG sedang berjalan di Primary Wave 3 of Cycle Wave I. Besar kemungkinan Primary Wave 3 ini akan terpecah menjadi beberapa wave kecil dengan target resisten terdekat di 4339-4439. Jika level ini berhasil ditembus, maka target lanjutannya akan ke 4504-4545. Dengan kondisi dollar masih di atas Rp14200, kita agak sulit berharap IHSG akan bisa naik ke atas 4500. Realistis saja, IHSG bisa bergerak mendatar (flat) pun sudah bagus karena mencerminkan sikap pelaku pasar yang berani defensif. Jika tidak, maka koreksi akan menjadi pilihannya ketimbang rally.
Ada terlihat slight breakout (lihat gambar di atas). Istilah slight breakout ini biasa saya gunakan untuk mendeskripsikan sebuah breakout oleh candle kecil. Tak peduli seberapa tinggi rendahnya volume, yang namanya breakout tetap saja breakout dan ini harus mendapatkan perhatian khusus. Breakout itu mengindikasikan perlawanan. Maka jangan dianggap enteng sebuah breakout di IHSG. Saya pernah mengabaikannya dan saya menyesali itu.
Dari grafik FNBS terlihat asing membukukan volume jual cukup besar 2 hari yang lalu. Maka total volume jual oleh asing dalam seminggu ini sudah hampir 1 milyar lembar. Grafik di atas praktis tak memberikan banyak informasi selain aktivitas jual beli oleh asing. Karena itu saya tambahkan sebuah grafik baru yang saya beri nama Volume Index. Tujuannya untuk mengukur aktivitas bull-bear oleh asing ini berdasarkan volume yang terbentuk dalam 1 bulan terakhir.
Volume index ini berosilasi pada range -1 s/d +1. Nilai di bawah -0,7 sudah bisa dianggap oversold dan di atas +0,7 sudah bisa dianggap overbought. Tapi menyikapinya tidak sama dengan menyikapi harga. Vol index oversold bisa diartikan kondisi IHSG masih bearish dimana tekanan jual sudah sangat tinggi, sehingga ada kemungkinan mulai jenuh dan rebound bisa terjadi sewaktu-waktu. Kalau pun terjadi rally dalam kondisi bearish, sudah pasti sifatnya temporer. Investasi jangka panjang akan lebih aman saat volume index sudah bergerak pada area positif karena mencerminkan situasi pasar yang sudah kondusif. Sebagai tambahan, awal tahun 2014 saat indeks sedang di bottom, volume index justru sudah bergerak ke area positif yang menjadi sinyal bagus buat investasi jangka panjang, paling tidak jangka menengah. Bagaimana dengan sekarang? Saya masih belum melihat tanda yang demikian. Bersabarlah.
Disclaimer on.
Post a Comment