Kolaps bukan menjadi kata yang tepat buat dollar nanti. Ya dollar mungkin bisa melemah, tapi bukan kolaps. Jadi sejenak kita bisa membuang jauh-jauh sebentar pemikiran bahwa dollar akan kolaps walaupun banyak analis yang mengatakan demikian. Begitupun predksi-prediksi itu memiliki kesamaan yaitu sama-sama memprediksi bahwa dollar akan melemah.
Masih ingat krisis subprime mortgage yang merontokkan bursa saham seluruh dunia tahun 2008 silam? Sebenarnya itu krisis yang cukup mengerikan, karena prosedur penyelamatannya membutuhkan usaha yang tak mudah, melibatkan stimulus yang jumlahnya sangat besar. Sebelum bubble tersebut pecah, memang sudah banyak yang memprediksi akan munculnya krisis, baik dinilai dari sisi fundamental maupun teknikal, tapi ada berapa banyak analis yang bisa memprediksikan bahwa pemerintah Amerika akan memutuskan untuk memberikan bailout, mencetak uang, dan sebagainya? Saya pikir tidak banyak, dan Daniel R. Amerman adalah salah satunya. Kenapa ini menjadi penting? Karena mereka yang bisa memprediksikan krisis plus prosedur penyelamatannya sangat mungkin punya sumber informasi, pengalaman, dan kemampuan mengolah data yang cermat yang patut untuk disimak.
Ia menuliskan, "Nilai US dollar bisa naik. Harga BBM bisa turun di bawah $2 per galon, bahkan mungkin $1.75, dan mengisi hingga full tank bisa dilakukan dengan harga di bawah $30. Harga baju, sepatu, dan shopping-trip di Wal-Mart bisa turun signifikan, memberikan banyak bantuan yang diperlukan untuk pensiunan pendapatan tetap. Di tengah krisis ekonomi global, mungkin ada "Indian Summer" (periode yang penuh kebahagiaan dan kesuksesan) di Amerika Serikat dengan kembali ke minyak murah dan impor yang berlimpah dengan harga yang jauh di bawah level saat ini. Standar hidup bisa naik sebentar - bagi orang-orang beruntung yang masih memiliki pekerjaan dan / atau pendapatan yang stabil."
Terlihat sekali bagaimana Daniel memberikan pesan kuat di setiap penghujung kalimatnya. Ya ini merupakan gambaran situasi Amerika saat ini. Turunnya harga BBM merupakan berkah bagi mereka yang beruntung masih memiliki pekerjaan, dan lebih beruntung lagi kalau punya pendapatan yang stabil. Namun, bagi mereka yang terseberuntung itu, turunnya harga BBM tak memberikan kesan apapun, selain daripada ongkos transportasi yang lebih murah. Selebihnya ia harus berhemat.
Selanjutnya ia menuliskan, "Tapi "Indian Summer" ini tidak akan mengubah gambaran yang lebih besar. Kalau Euro kolaps, ya kalau, maka akhir tujuan kemungkinan besar adalah bencana bagi ekonomi di Amerika, tingkat pengangguran di Amerika, dan nilai dollar Amerika. Buat ekonomi Amerika yang sudah terguncang ini, kejatuhan Euro dan keterkaitan yang kuat terhadap ekonomi Eropa bisa membawa ke situasi yang jelek dan membuatnya menjadi sangat-sangat parah. Beban kehancuran ini akan ditanggung bersama-sama oleh berjuta-juta pengangguran baru, sebagaimana juga oleh para pensiunan dan investor, dan masih banyak lagi yang akan menanggung rasa sakit tersebut."
"Ada 2 sumber utama kehancuran lapangan pekerjaan. Problem utama yang pertama yaitu kolapsnya konsumsi masyarakat Eropa berarti hanya akan ada sedikit ekspor dari Amerika ke Eropa. Turunnya angka konsumsi memiliki efek kehancuran terhadap perusahaan-perusahaan Amerika dan para pekerja Amerika yang mengandalkan orang-orang Eropa membeli produk-produk mereka. Begitu krisis ini meluas ke seluruh Eropa, maka akan semakin menekan angka konsumsi masyarakat, mengarahkan pada semakin sedikitnya ekspor dari Amerika dan semakin sedikit lapangan pekerjaan di industri ekspor tersebut."
"Problem utama yang kedua adalah krisis Eropa akan menciptakan angka pengangguran baru. Ada puluhan juta pekerja Eropa yang terlatih yang bersedia digaji murah, lebih murah ketimbang pekerja Amerika. Mereka siap untuk mengambil alih pasar lapangan pekerja dari orang-orang Amerika. Ini akan membuat mata uang Eropa sedikit lebih berharga ketimbang dollar."
Dengan demikian, kendatipun dollar digunakan di Eropa untuk menggantikan euro, membuatnya menjadi menguat atas mata euro, maka nantinya itu justru akan lebih menguntungkan buat Eropa ketimbang Amerika. Untuk mengantisipasi daya beli yang melemah karena penghasilan yang menurun, Eropa bisa mengambil langkah menurunkan harga jual agar tetap bisa dijangkau oleh masyarakat, menurunkan angka inflasi, dan yang terpenting menjaga angka produktivitas tetap tinggi, serta tersedianya lapangan pekerjaan yang cukup.
Daniel telah menulis soal ini pada artikelnya yang berjudul "US Employment May Be Hammered By Euro Plunge" yang diterbitkan pada musim semi tahun 2010 silam. Ini adalah kata kunci yang diberikannya :
"Harga penuh dari krisis Eropa mungkin akan terbayarkan di pekerjaan orang-orang Amerika, dengan 4 kategori kehilangan pekerjaan yang membahayakan perekonomian Amerika dan mengancam standard hidup jutaan orang. Jika kamu bekerja di Amerika, Inggris, Kanada, atau Australia (maupun di negara-negara lainnya), tidak usah repot mengasihani orang-orang Eropa, karena bisa jadi nantinya berakhir dengan orang Eropa lah yang mengambil pekerjaanmu."
Saya tidak menemukan apa 4 kategori kehilangan pekerjaan yang dimaksudkan itu. Tapi mungkin situs ini bisa menjelaskan sedikit tentang hal itu. Kamu tahu ini mengarah kemana? Ya potensi kenaikan angka pengangguran di Amerika, sesuatu yang akan selalu menjadi ancaman mengerikan buat negara adidaya tersebut. Dan bila ini terjadi sesuai prediksinya, maka dollar akan terdevaluasi dan harga minyak akan melonjak tiba-tiba ke $80 per barrel.
(Bersambung)
Post a Comment