Saya harus banyak mengoreksi hitungan wave sebelumnya. Banyak kekeliruan yang saya lakukan, terutama sekali mengabaikan saat IHSG sudah jelas down breakout dari garis uptrendnya. Kesulitan utama pada memprediksi hitungan wave adalah bahwa tidak selalu wave mayor akan terpecah menjadi beberapa wave minor. Tak jarang hari ini wave mayor berdiri sendiri, tapi lain hari ia akan terpecah menjadi beberapa wave minor, sehingga hitungan wave-nya cenderung tak terprediksi. Ini akan menjadi masukan penting buat saya. Dengan menghitung ulang, maka didapatkan posisi saat ini sedang berada di Intermediate Wave (3) of Primary Wave ((5)) of Cycle Wave C. Secara teknikal, ini sudah masuk di area bottom dan saya mengharapkan level overshoot di area support 4224-4251.
Walaupun hitungan IHSG keliru, trading plan saya tetap tak berubah. Ya tentu saja, karena saya tidak menggunakan posisi IHSG sebagai sinyal. Sinyal di saham sering kali tak sama dengan IHSG. Tapi begitupun, saya akan tetap berusaha meningkatkan kualitas review ini. Dengan semakin memahami kelemahan-kelemahan hitungan wave yang saya gunakan, saya mungkin bisa mengkombinasikannya dengan metode lain sebagai alat bantu model analisa ini.
Dalam beberapa kali postingan review, saya selalu optimis akan pergerakan IHSG karena melihat bahwa neraca perdagangan RI yang surplus terus menerus. Adalah hal yang tak terduga melihat koreksi tajam di IHSG hanya dengan menggunakan sentimen penguatan dollar semata-mata tanpa ada beban fundamental yang berarti di negara ini. Apakah posisi hutang Indonesia mengkhawatirkan? Tidak, sama sekali tidak. Apakah ekonomi Indonesia memburuk? Trade balance meningkat tajam, bagaimana mungkin itu disebut ekonomi memburuk? Lagipula biang kerok masalah ini bukan dari Indonesia, tapi dari penguatan dollar yang tak jelas juntrungannya. Hal yang persis sama terjadi di negara-negara lain. Ya hanya dengan dollar dan inilah reaksi pasar... reaksi negatif yang teramat sangat. Saya jadi teringat kasus yang menghancurkan Bank Of England gara-gara mega spekulator menghancurkan Poundsterling, padahal fundamental negara itu cukup aman. Inilah dunia kapitalis, dunianya para pemodal-pemodal besar. Apakah mereka tengah melakukan hal yang sama terhadap Rupiah? Wallahu a'lam.
Aksi jual bersih masih mewarnai pasar dan kita harapkan akan ada aksi puncak yang menandai area bottom IHSG nanti. OJK sudah mengeluarkan aturan buyback untuk emiten-emiten tanpa harus menggelar RUPS. Ini akan jadi katalis nantinya, tapi mungkin kita jangan mengharapkan rebound spontan dari aksi buyback itu. Ketatkanlah rencana tradingmu. Sebagai tambahan, sudah beberapa minggu ini posisi saya masih full cash dan saya masih sabar menunggu untuk mengambil posisi beli nanti. Bersabarlan sedikit lagi. Mudah-mudahan bottomnya bisa terlihat dalam minggu ini.
Disclaimer on.
Post a Comment