Mestinya memang BBM RON 88 tidak semahal itu. Untuk jelasnya, saya tampilkan pada illustrasi tabel di bawah ini.
Illustrasi Perhitungan HPP Pertamax dan Premium |
Saya menghitung HPP pertamax dan premium pada 2 tabel yang berbeda karena nilai ICP-nya berbeda. Hari ini tanggal 01 Januari 2015 harga premium resmi turun dari Rp8500 menjadi Rp7600, yaitu pada ICP $60 dengan kurs IDR-USD Rp12.200-12.300, yang nantinya bisa menjawab kenapa harga premium sekarang lebih rendah padahal sudah tidak ada subsidi. Sekarang perhatikanlah. Sebelumnya saya menghitung bahwa HPP Premium adalah Rp10.136 per liternya. Hitungan ini menggunakan ICP bulan Oktober 2015 yaitu $83.72. Ini bukan ICP buat Premium, melainkan Pertamax. Untuk Premium, nilainya dikurangi 14% dari ICP Pertamax, sehingga nilainya menjadi $83.72 - (14% x $83.72) = $72.
Dengan demikian HPP Premium sebenarnya adalah :
{[$72 + (50% x $72) / 159] x Rp12.200} + Rp500 = Rp8787,-.
Dengan cara yang sama, kita bisa menghitung HPP pertamax dan premium untuk tahun 2015.
- Kurs IDR-USD menurut R-APBN 2015 : Rp12.200
- ICP pertamax : $70. ICP premium : $60.2
- Biaya produksi pertamax 75% untuk 2 tahun pertama, selanjutnya turun menjadi 30%. Sedangkan biaya produksi premium 50% untuk 2 tahun pertama, selanjutnya turun 15%. (Penurunan biaya ini terjadi karena memasukkan asumsi bahwa dalam 2 tahun ke depan kilang pertamina sudah akan beroperasi penuh, sehingga beban biaya bisa ditekan.)
- Hasil perhitungan bisa dilihat di tabel di atas pada baris yang di-blok biru.
Outlook ekonomi 2015
Munculnya produk Shale oil menyaingi Crude oil membuat harga minyak jatuh. Diperkirakan hingga tahun 2020 nanti harga minyak tidak akan lebih tinggi dari $70. Kemungkinan akan berada pada rentang $50-60 dalam kurun waktu 5 tahun ini, dan menjadi $80 hingga tahun 2030. Penurunan harga minyak ini membuat beban impor Indonesia menurun tajam. Dari illustrasi tabel di atas terlihat bahwa pada akhir tahun 2015 nanti, ada peluang harga pertamax < Rp8000 dan premium < Rp6000. Dan akan terus turun pada tahun-tahun selanjutnya seiring dengan penguatan rupiah.
Apakah optimis rupiah menguat? Saya optimis. Bagaimana dengan kenaikan suku bunga The FED? Bukankah itu membuat USD menguat? Di forum diskusi trader dan investor, saya sempat menuliskan bahwa kenaikan suku bunga the FED ini mestinya ditanggapi secara positif dan bukan negatif. Tapi tentu saja saya akan dibilang gila, karena dari pengalaman sebelumnya memperlihatkan bahwa tiap kali suku bunga The FED naik, maka itu diartikan sebagai petanda awal munculnya krisis dan kejatuhan indeks saham. Tapi saya tidak melihat itu. Banyak yang mengira bahwa stimulus yang diberikan oleh The FED beberapa tahun terakhir melalui program Quantitative Easing membuat supplai USD di pasar membludak, dan dengan menaikkan suku bunga diprediksikan USD akan pulang kampung. Padahal tidak. Yang sebenarnya stimulus yang diberikan the FED itu bukan mencetak uang riil, melainkan uang digital. Uang beredar di masyarakat relatif tetap, tapi uang untuk menyehatkan perbankan tetap terjaga, sehingga inflasi relatif tetap, roda ekonomi tetap aman dan berjalan seperti tidak ada kejadian apa-apa.
Jika sekarang The FED menaikkan suku bunga, itu sudah pasti bukan dalam rangka menyerap likuiditas berlebihan akibat stimulus dulu, melainkan karena sekarang ini ia berusaha untuk menarik minat investor untuk menanam modal di sana. Dengan kata lain, US ingin mengatakan pada dunia bahwa ia sudah pulih dan ekonominya akan akan tumbuh. Maka saya berkeyakinan, The FED akan mati-matian menjaga agar kurs USD terhadap rata-rata mata uang negara lain relatif stabil. Penguatan USD tidak hanya merugikan negara lain, tapi juga negara US sendiri. Karena apa? Karena jika USD menguat, maka produk-produk luar seperti China, Jepang, Thailand, Indonesia, dan sebagainya akan terlihat lebih murah, sehingga tanpa harus dikomando masyarakat US tentu akan lebih senang membeli produk-produk luar tersebut ketimbang produk dalam negeri US sendiri. Ini tentu tidak menguntungkan buat industri dalam negeri US yang sedang berusaha bangkit dari 'sakit panjang'nya.
Saat ini iklim investasinya menjadi sama seperti Indonesia. Malah dalam banyak hal iklim investasi Indonesia bahkan jauh lebih menguntungkan ketimbang US, karena masih banyak sekali peluang investasi yang belum digarap di sini, plus didukung dengan 240 juta jiwa sebagai pangsa pasar yang luar biasa besar dan belum banyak terjamah, sehingga besar kemungkinan investor akan lebih tertarik buat menanam modal di sini. Dan jumlah investasi tersebut akan sangat besar... benar-benar besar. Silahkan hitung potensi investasi yang bisa digarap di Indonesia mulai dari tanah, air, hingga udara... itupun kalau kamu bisa. Saya yakin, tak ada yang benar-benar mampu memberikan perkiraan angkanya. Big bull. Itu yang saya lihat di sini. Dan semoga itu menjadi titik awal menunjukkan wajah ekonomi Indonesia dalam wujud aslinya. Ini tentunya sebagai outlook jangka panjang.
Untuk jangka pendek, Pemerintah menargetkan pertumbuhan ekonomi 5,8% untuk tahun 2015, naik +0.8% dari target tahun lalu yang 5%. Dengan posisi ekonomi yang kebetulan dalam kondisi strategis seperti sekarang ini, saya berkeyakinan target tersebut bisa terlampaui, bahkan sangat mungkin mendekati angka 7%. Prediksi rupiah akan menguat pada kisaran Rp11200-11300. Target inflasi < 4% dengan suku bunga < 6,25%. Terlalu optimis? Ya kalau begitu, biarlah ini cuma jadi corat-coret logika saya saja.
Saya mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya buat Kementrian ESDM dan Tim Reformasi Tata Kelola Migas sekarang ini sehingga masyarakat bisa mengetahui hitungan harga BBM dengan benar. Walaupun baru bekerja kurang dari 3 bulan, tapi sumbangsihnya sungguh luar biasa buat masyarakat Indonesia. Dan informasi tersebut banyak sekali gunanya buat investor agar nantinya menjadi dasar dalam pengambilan keputusan yang penting. Insya Allah.
Catatan :
Sebagaimana tulisan lain, penggunaan asumsi tentunya tak bisa dihindari. Namun diusahakan agar nilainya bisa seobjektif mungkin agar bisa memberikan gambaran yang paling mendekati dengan nilai riil-nya.
Referensi : - https://www.selasar.com/ekonomi/cara-sederhana-hitung-harga-pokok-produksi-bbm
- http://www.tempo.co/read/news/2014/11/18/090622652/Meski-Harganya-Naik-BBM-Masih-Disubsidi-Rp-1500
- http://ekonomi.metrotvnews.com/read/2014/12/24/336417/ini-dia-asumsi-yang-akan-dipakai-dalam-apbn-p-2015
- http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2014/12/30/111029526/Premium.Dihapus.Pertamina.Butuh.Waktu.Dua.Tahun.Naikkan.Produksi.Pertamax.
- http://economy.okezone.com/read/2014/12/31/19/1086162/Premium-Rp7.600-Mengacu-Harga-Minyak-USD60Barel?mod=
- http://www.123helpme.com/strong-or-weak-dollar-is-better-view.asp?id=167500
Post a Comment