Pergerakan IHSG sebelum liburan ini cenderung tak terprediksi karena tidak banyak terkoreksi seperti perkiraan saya sebelumnya. Harga belum banyak bermain di flat area. Pasar banyak merespon sentimen positif seputar penguatan Rupiah sehingga dalam grafik terlihat munculnya overoptimistic candle. Secara teknikal biasanya kenaikan dengan volume besar dan stochastic overbought akan diikuti oleh periode koreksi yang cenderung flat. Lalu, bagaimana jika trend yang flat itu tak terjadi? Berarti bull power sangat besar sehingga harga sulit bergerak turun dan cenderung bergerak naik terus. Ya mungkin saja itu bisa terjadi, tapi saya lebih optimis IHSG akan bergerak flat ketimbang naik. Saya lebih memilih flat sebagai perkiraan yang optimis karena ternyata di luar sana banyak yang lebih pesimis dan memprediksikan IHSG akan ambruk dan dollar akan menyentuh Rp14.000 s/d Rp15.000. Saya tidak tahu cara mereka menganalisa, tapi yang saya lihat di grafik bahkan untuk koreksi flat pun susah, apalagi ambruk.
Tidak banyak petunjuk yang bisa dibaca hari ini. Mengingat gerakan IHSG banyak dipengaruhi oleh kurs Rupiah terhadap Dollar, maka saya tampilkan saja grafik Rupiah terhadap Dollar ini.
Dari pola mayor, grafik IDR-USD ini membentuk terminal wave dan saat ini sudah menyelesaikan puncak wave V mayor. Target puncak wave V ini sebenarnya bukan di 12844, melainkan 12513. Sebelumnya saya pernah menuliskan puncaknya di 12490 (setelah dihitung ulang, ternyata tepatnya di 12513-12550), sehingga jika harga melampaui ini maka bisa disebut sebagai overshoot. Pertanyaannya, rupiah bisa menguat sampai ke berapa? Secara Elliot Wave banyak skenario yang bisa terjadi, tapi saya pribadi tidak akan repot-repot buat menjawab itu. Buat apa? Asalkan rupiah bisa menguat saja, itu sudah bagus. Mungkin buat yang trading di forex, analisa ini penting. Baiklah, saya tidak menganalisa buat forex, melainkan IHSG. Harap maklum. Ini sebagai jawaban saya bahwa memang forex BUKAN kasta yang lebih tinggi ketimbang saham, justru sebaliknya.
Selanjutnya dari grafik FNBS IHSG di atas terlihat IHSG bergerak naik tapi asing masih mencatatkan jual bersih. Sekilas membentuk grafik bertangga mulai dari tanggal 16 s/d 24 Desember 2014, tapi sebenarnya tidak seperti itu. Bottom pada tanggal 16 Desember 2014 ditandai dengan total jual bersih yang sangat besar. Ada pun jual bersih selanjutnya bukanlah kelanjutan dari tanggal 16 Desember 2014, karena tidak diikuti oleh penurunan harga lebih rendah dari bottom. Jadi jika cukup cermat, yang dinanti pasar ini adalah sebuah divergensi. Apabila nanti muncul aksi jual bersih yang sama besarnya dengan tanggal 16 Desember 2014 kemarin, tapi harga tidak turun lebih rendah dari bottom tersebut, maka itu dimungkinkan sebagai tanda akumulasi saham. Dan seperti biasa, tulisan ini mengandung disclaimer on. :)
Post a Comment