Setelah berjibaku di area bottom trend IHSG, akhirnya IHSG benar-benar menunjukkan taringnya kemaren. Potensi rebound IHSG cukup besar mengingat adanya capital inflow sejak tanggal 06 Oktober 2014 lalu, tapi pasar memilih untuk rebound kemaren, memanfaatkan momentum pertemuan Jokowi dengan Prabowo. Artinya pasar masih bersikap ragu-ragu, walaupun sebenarnya mereka sudah siaga untuk memborong lebih banyak saham. Dalam banyak kondisi, sinyal momentum hanya berlaku satu hari dan sangat masif. Untuk menyimpulkan apakah IHSG masih kuat rally esok harinya, kita harus lakukan pendekatan lain.
IHSG terkoreksi dengan pola 1-2-3-4-5.* Sejatinya saat ini IHSG baru mau masuk sub wave 1 dari minor (5) dari mayor V. Ada 2 target gap yang saya tandai dengan warna merah. Salah satu di antaranya akan jadi resisten kuat. Kita belum bisa menilai apakah IHSG akan mampu naik lebih tinggi dari gap, karena kita harus menunggu seberapa jauh titik koreksi pasca rally nanti. Itu akan jadi penentu. Tapi kalau ditanyakan pendapat pribadi, pola seperti ini akan menghasilkan minor wave 5 pendek dengan target 5344. Saya optimis panah biru akan lebih mudah direalisasikan ketimbang panah merah.
*Catatan : Sangat sulit menentukan pola koreksi apa yang akan muncul di IHSG. Ada 2 macam pola koreksi yang umum ditemukan yaitu : a-b-c, 1-2-3-4-5, dan kombinasi keduanya. Jadi jangan coba-coba memprediksikan rebound IHSG berdasarkan hitungan pola koreksinya semata-mata.
Dari grafik FNBS IHSG terlihat bahwa F Net Sell mencapai puncaknya pada tanggal 14 Oktober 2014 lalu, dimana sebenarnya IHSG sudah turun terbatas. Nah, ingatlah selalu fenomena ini karena ini seperti rekaman usang yang diulang-ulang setiap tahunnya, tapi akan terasa baru karena selalu dimunculkan. Fenomena itu adalah bahwa dalam kondisi bottom market, jangan terlalu berharap asing akan melakukan aksi beli besar-besaran lalu rebound. Yang terjadi justru asing akan melakukan aksi jual lebih besar lagi, hanya untuk menilai apakah memang harga sudah sulit turun lebih dalam. Yang terlihat di grafik adalah volume jual bersih oleh asing tambah membengkak, tapi IHSG tidak turun lebih parah dari bulan lalu. Ini mestinya akan menjadi sinyal positif kuat buat ke depannya.
Bagaimana dengan dollar? Masih seperti hitungan saya sebelumnya. Targetnya di antara Rp12130-12493. Saat ini dollar bertengger di Rp12222. Dan tampaknya ruang gerak untuk menguat semakin terbatas. Pasar akan bullish jika dollar stagnan. Hanya saja karena pengaruh dollar sangat kuat terhadap indeks saham, pasar akan bergerak sangat volatil dan target rally akan jadi pendek dan singkat. Berhati-hatilah. Saat ini saya lebih fokus ke trading jarak pendek ketimbang memegang saham lama-lama. Nanti akan terlihat tanda-tandanya dimana 'air sudah mulai tenang dan bibit ikan sudah bisa ditabur'.
Post a Comment