Powered by Blogger.
===================================================================
Assalamualaikum Sobat Saham Ceria,
Salam sejahtera bagi kita semua,

Untuk meningkatkan kemampuan menulis sobat, silahkan tulis artikel mengenai pasar atau saham, cara kamu memahaminya, suka duka, awal mula, cita-cita, harapan, kesalahan hingga cara memperbaikinya, bedah buku / tulisan trader lain, mitos, dan sebagainya. Ada banyak sekali hal yang bisa kamu tuliskan.

Lebih disukai yang berisikan pengalaman ataupun paparan yang sarat dengan logika dan argumen yang kuat, sehingga sobat lain bisa belajar dari pengalamanmu itu.

Kirimkan tulisan kamu ke sahamceria1@gmail.com dengan format :

Nama penulis : boleh nama pena ataupun nama asli
Email :
Link Blog : (kalau ada)
Judul :
Uraian :
Referensi : (kalau ada)

Panjang tulisan antara 4000-5000 karakter. Tulisan yang menarik akan saya posting di blog ini. Dulu saya memulai untuk memahami pasar ini lewat menulis. Siapa tahu kamu pun juga begitu.

Semoga sukses dan salam trader!
===================================================================

10 Langkah-Langkah Analisa Teknikal dari John Murphy

Posted by Saham Ceria

10 Langkah-Langkah Analisa Teknikal dari John Murphy
John Murphy adalah seorang praktisi analisa teknikal yang bergabung dengan Stockcharts.com sebagai kepala analisa teknikal di sana. Sebelumnya, John merupakan analis buat CNBC-TV selama 7 tahun dalam sebuah acara yang populer, Tech Talk, dan telah menerbitkan 3 buku best seller dengan judul Technical Analysis of the Financial Markets, Trading with Intermarket Analysis dan The Visual Investor.

Technical analysis is a skill that improves with experience and study. Always be a student and keep learning.
- John Murphy

John Murphy merangkumkan 10 langkah dalam menganalisa teknikal. Saya akan menjabarkannya kembali dengan kata-kata sendiri, karena dalam beberapa hal penerapannya sedikit berbeda. Contoh : John menggunakan MACD, sedangkan saya lebih terbiasa menggunakan Stochastic dan saya tidak bakalan memaksakan diri saya menggunakan MACD hanya karena mengikuti anjuran John.

Dalam prakteknya ke 10 langkah ini tidak harus berurutan. Tapi memang pada akhirnya 10 langkah ini juga yang muncul. Ini dia 10 macam langkah dari analisa teknikal :
  1. Map the Trends
  2. Bagaimana cara memetakan trend? Untuk memetakan sesuatu, kita harus melihat lebih dulu dari skup yang lebih luas. Gunakan Moving Average jangka panjang. Biasanya MA < 20 hari dikategorikan MA jangka pendek; >100 hari dikategorikan MA jangka panjang. John tidak menyebutkan itu secara khusus. Ini cuma hasil pemikiran saya saja. Lalu lihat grafik harian, mingguan s/d bulanan dan bandingkan satu sama lain. Demikian cara memetakan trend.
  3. Spot the Trend and Go With It
  4. Setelah memplot 3 MA (jangka pendek, menengah, dan jangka panjang), maka akan muncul beragam kondisi. Bisa saja jangka pendek uptrend, tapi jangka menengah masih downtrend. Dan sebaliknya. Tentukan trend mana yang akan kamu ikuti.
  5. Find the Low and High of It
  6. Maksudnya hitung support dan resistennya. Terserah mau menggunakan fibonacci, peak - trough, fractal, chart pattern, dan sebagainya. John tampaknya menekankan pada peak - trough, tapi saya tidak mau terlalu kaku seperti itu. Ada banyak cara menghitung support resisten dan bukan cuma peak - trough saja.
  7. Know How Far to Backtrack
  8. Nah, ini yang seru. John memberikan perhatian khusus pada fibonacci retracement 38% (38.2%), 50%, dan 62% (61.8%). Know How Far to Backtrack terlalu sombong menurut saya, karena tidak ada yang benar-benar tahu seberapa dalam harga akan terkoreksi turun. Semua hanya sebatas prediksi garis-garis khayal. Tapi kalau mau ditelusuri lebih jauh, maka ada hubungan antara chart pattern dan fibonacci. Dengan melihat chart pattern, kita mungkin bisa mengetahui seberapa jauh retrace akan terjadi. Walaupun tidak selalu berhasil, tapi bisa dicoba ketimbang hanya mengandalkan fibonacci sendirian. Saya punya pengalaman buruk menangkap pisau jatuh karena mengandalkan analisa fibonacci retracement. Jadi jangan pernah menggunakan fibonacci ini sendirian. Harus dikombinasi dengan teknikal yang lain.
  9. Draw the Line
  10. Jangan lupa untuk menggambar garis. Garis-garis ini bisa berupa pola yang dikenal, tapi bisa juga tidak, atau bahkan belum pernah melihat pola semacam itu sama sekali. Banyak sekali yang bisa diceritakan lewat garis ini. Ia bisa digunakan sebagai garis trend statis (tidak dinamis seperti MA). Bisa juga untuk sinyal. Bisa untuk target harga. Menggambar garis itu merupakan pekerjaan yang mengasyikkan, tapi sekaligus melelahkan, karena gambar-gambar yang indah bukan berarti akurat. Coba bayangkan kamu sedang melihat map sebuah kota. Lalu coba tandai sekolahmu. Dari lokasi yang ditandai, coba prediksikan apa saja rintangan yang akan dilalui sebelum sampai ke rumah dan prediksikan apa yang kira-kira bisa terjadi pada setiap rintangan itu. Hal yang lebih kurang sama terjadi saat menggambar garis-garis di grafik saham.
  11. Follow That Average
  12. John menyebutkan bahwa saat harga naik menembus MA jangka pendek, maka itu akan menjadi sinyal positif, dan sebaliknya. Saya tidak sependapat dengan hal ini. Follow that average bukan berarti harus mengikuti sinyal MA. Apalagi kalau mengikuti sinyal golden cross, wah ga bakalan deh. (Saya sudah tidak ingat, kapan terakhir kali saya pakai golden cross sebagai sinyal beli.) Untuk poin ini penjelasannya rada panjang. Saya tuliskan jawabannya dalam artikel lain yang berjudul "Kenapa Harus Yang Uptrend?" Demikian saya memaknai follow that average.
  13. Learn the Turns
  14. John merekomendasikan stochastic. Maksudnya untuk mengetahui adanya potensi pembalikan arah. Ini juga saya tolak karena tidak bisa saya terapkan. Oscillator memang tehnik yang bagus buat mengetahui apakah sebuah trend sudah overbought atau oversold, tapi tak ada cara yang benar-benar jitu untuk mengetahui apakah harga akan segera berbalik arah atau tidak. Saya setuju tentang poin ini, tapi saya tidak setuju dengan caranya. Dan saya pikir ini adalah metode yang sangat sukar untuk dijelaskan panjang lebar. Dalam banyak kondisi, saya mengetahui pembalikan arah sebuah saham itu karena 'terlihat' oleh saya. Fenomena 'terlihat' ini bisa diartikan kebetulan, hoki, atau memang ada firasat sebelumnya hasil menilai corat-coret TA. Jadi ini lebih kepada penilaian subjektif ketimbang objektif. Silahkan kembangkan beragam indikator buat memprediksi pembalikan arah. Tanpa memasukkan nilai subjektivitas ke dalamnya, maka hasilnya akan mengecewakan.
  15. Know the Warning Signs
  16. Di sini John menggunakan MACD untuk mengetahui sinyal peringatan. Hmmm.. lagi-lagi indikator. Setelah stochastic, sekarang MACD. Sinyal peringatan ini sebenarnya kelanjutan dari pembalikan arah di atas dengan menggunakan MACD cross dan histogram. Ini sangat bertentangan dengan yang saya praktekkan. Buat saya, kalau sudah pake Stochastic, tidak usah lagi pake RSI, MACD, dan oscillator lain. Begitu juga sebaliknya. Cukup satu macam saja. Kalau MACD, ya MACD saja. Kalau Stochastic, ya Stochastic saja. Kalau Stochastic dikombinasikan dengan MACD dan histogram, maka nanti akan ada 50 macam kemungkinan yang bisa terjadi. Dan ini akan menyulitkan kita. Lagi-lagi menurut saya warning sign ini bersifat subjektif juga. Belum tentu sinyal peringatan itu terlihat di grafik. Bisa saja dari analisa lain yang kemudian difaktorkan ke dalam analisa teknikal sehingga menghasilkan sinyal peringatan.
  17. Trend or Not a Trend?
  18. Trend itu ada 3 macam yaitu : naik, turun, dan sideways. Nah, sideways itu disebut Not a trend. Tujuan John adalah untuk menandai kondisi dimana indikator bisa lebih akurat diterapkan.
  19. Know the Confirming Signs
  20. Secara garis besar, konfirmasi sinyal akan muncul dari volume. Volume besar maksudnya? Ups! Nanti dulu. Saya tak melihat bahwa volume ini lebih mudah dibaca ketimbang candlestick atau bar. Kalau sebuah revolver berisi 8 butir peluru dan ditembakkan 6x, kita pasti bisa tebak bahwa sisa peluru tinggal 2 butir. Tapi kalau sebuah senapan mesin ditembakkan dan kita disuruh tebak berapa sisa peluru, maka ini sebuah kemustahilan. Inilah yang terjadi saat seseorang melihat volume. Ia mungkin melihat volume besar, tapi ia tak pernah tahu apakah di dalam senapan mesin tersebut masih berisi peluru atau tidak. Lagi-lagi poin John di sini benar, tapi sayangnya masih lebih mudah diucapkan ketimbang dipraktekkan dan ini menjadi pe-er kita bersama.

Pasar saham itu bersifat dinamis. Ada beragam cara yang bisa kita lakukan untuk memahami dinamika di dalamnya. Mencoba dan mencoba lagi, itu memang melelahkan dan butuh waktu. Tapi di situlah tantangannya. Jadikan setiap pengalaman itu sebagai pelajaran berharga. Jangan lelah hanya karena belum berhasil. Jangan marah hanya karena belum bisa. Bersabarlah, karena siapa tahu kamu akan menemukannya sebentar lagi.

Related Post



Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...