Saya pernah melakoni day trading di saham. Namanya juga berharap profit instan dalam selang waktu 5.5 jam, maka grafik yang saya gunakan adalah Amibroker dengan realtime datafeed. Jadi saya bisa melihat pergerakan saham per tick s/d per jam. Day trading adalah trading yang dilakukan untuk mendapatkan profit harian. Namanya juga harian, maka sedapat mungkin saham yang dibeli tidak dikekep sampai besok. Kalau bisa beli pagi, sore sudah jual. Saham-saham bervolatilitas tinggi sangat disukai.
Niat awal day trading ini adalah untuk mengurangi resiko terseret arus pasar esoknya. Jadi misalkan hari ini sudah jualan, maka apabila besok pasar saham ambruk, kita bisa senyum-senyum karena selalu sedia cash saban harinya. Itu salah satu kelebihannya.
Kesulitan yang saya jumpai di model day trading ini adalah :
- Saat memilih saham. Kalau ada 2-3 saham memberikan sinyal beli pada hari yang sama, apakah mau dibeli semua atau pilih salah satu saja?
- Itu baru soal memilih saham. Belum lagi mengantisipasi kalau ternyata sinyal belinya salah. :(
- Mengeset target. Lupakan trailing stop. Lupakan fibonacci. Lupakan support resiten. Berapa target yang ingin dicapai? 3%? 10%? Saat melakukan day trading, maka yang selalu dilakukan adalah beli saat tekanan beli muncul dan jual saat tekanan jual muncul. Tapi lagi-lagi ini penilaian subjektif dan akhir-akhir ini sudah sangat sulit melakukan itu karena proporsi lot dan tick yang semakin langsing.
- Lupakan trading sambil bersantai ria. Karena yang harus kamu lakukan adalah menunggui dan memantau pergerakan saham tersebut dari pagi sampai sore.
Post a Comment