Billy Walters Saat Sedang Bekerja |
Dalam prakteknya spekulasi dan judi ini bisa dibedakan berdasarkan konsep fisik dan psikologis, tapi saya baru akan menjelaskan nanti. Saya cukup tertarik dengan statement yang mengatakan jika seorang penjudi terjun ke dunia saham, maka peluangnya untuk berhasil menjadi trader sukses akan lebih besar ketimbang yang bukan penjudi. Baiklah, saya bukan penjudi. Saya pun tidak tahu apakah memang seseorang dengan bakat judi akan lebih sukses di dunia saham ketimbang yang tak berbakat. Tapi saya mengetahui seorang penjudi yang mungkin bisa menjawab ini. Namanya Billy Walters. Dia adalah seorang penjudi dunia olahraga. Hampir segala jenis olahraga dijudikannya.
Billy Walters |
Dengan kemampuan analisisnya yang luar biasa, sang reporter pun tergelitik untuk menanyakan tentang karirnya di Wall Street. Dan memang Billy menghasilkan uang tidak hanya dari judi olahraga, tapi ia punya bisnis lain juga seperti beberapa dealer mobil, kursus golf, dan saham. Dealer mobil dan kursus golf lah bisnis utamanya, tapi untuk soal saham Billy mengakui ia tak begitu sukses. Sebegitu kecewanya ia di saham sampai-sampai ia menyebutkan bahwa Vegas lebih jujur ketimbang Wall Street. Mungkin karena itu namanya kurang begitu dikenal di kalangan Wall Street. Kalaupun ada yang mengenalnya, semata-mata karena ia adalah seorang penjudi kelas kakap yang sukses, bukan trader Wall Street yang sukses.
Billy mengatakan,
"I bought a lot of Enron stock once and I got swindled. I bought a lot of WorldCom stock, got swindled, bought a lot of Tyco stock, got swindled. You would only wish Wall Street would report things as accurately and frequently as the NFL does."
Terkecoh beberapa kali membuatnya frustrasi. Betapa tidak, seorang penjudi kawakan harus bertekuk lutut di hadapan raksasa Wall Street. Apa hebatnya Wall Street itu? Hanya berisikan trader-trader amatiran yang tak tahu caranya berjudi. Hal yang nyaris sama pernah dirasakan oleh Jesse Livermore di awal masa tradingnya sampai ia berhasil memahami tentang dunia saham dan menjadi legenda trader dunia. Lain waktu akan saya bahas soal ini.
Billy beralasan bahwa Wall Street terlalu sedikit memberikan info sehingga dirinya selalu terkecoh dalam memilih saham. Ia membandingkannya dengan NFL (National Football League) Las Vegas yang selalu mengupdate informasi setiap detiknya. Konsep berfikir ini tentunya bertolak belakang dengan trader yang sebenarnya. Bagi yang memahami dunia saham tentunya tahu bahwa problem terbesar yang kerap kali dihadapi adalah terlalu banyak informasi, sehingga tidak tahu mana yang bisa dipercaya dan mana yang tidak. Belum lagi informasi yang satu berbeda dengan informasi yang lain. Tak cukup sampai di situ, informasi-informasi yang masuk ternyata sangat banyak, tapi sayangnya banyak yang datang terlambat. (Baca juga : Berharap Pada Informasi Yang Selalu Datang Terlambat.)
Pada bagian 2 nanti saya akan ceritakan apa bedanya spekulasi dengan judi, dan alasan bursa saham itu bukanlah kasino seperti yang dipikirkan kebanyakan orang. Jika kamu ngotot buat berjudi melawan pasar, percayalah kamu justru yang akan hancur berkeping-keping. Bagaimana nasib si Billy Walters? Tanggal 19 Mei 2016 lalu FBI menahannya atas tuduhan insider trading terhadap saham Dean Food yang berhasil membuatnya meraup keuntungan US$40 juta. (Baca di sini.) Hmm insider trading... sefrustrasi itukah Billy terhadap dunia saham?
(Bersambung)
Referensi :
1. http://www.usasportsbooksites.com/articles/billy-walters-bio.html
2. https://www.youtube.com/watch?v=d6FAUQ6SFKM
3. http://www.puntersshow.com.au/news/latest-news/sports-betting-s-kentucky-hillbilly-billy-walters
Post a Comment