Pengukuran
Sebagaimana perang yang sesungguhnya, bursa saham pun sarat dengan berbagai pengukuran. Ini dilakukan untuk mendapatkan gambaran riil tentang situasi dan kondisi pasar. Secara teknikal, kamu bisa menilai trend pasar lebih dahulu untuk mengukur situasi medan, mengukur target support / resisten untuk memperkirakan berapa potensi risk dan rewardnya, menilai volume untuk mengukur kekuatan pasar, dan sebagainya.
Secara fundamental, mungkin kamu akan lebih tertarik buat meneliti kondisi keuangan per emiten untuk mengukur kemampulabaan masa depannya. Kemudian membandingkannya dengan kondisi pasar yang tengah terjadi, laju inflasi, suku bunga dan sebagainya, untuk mendapatkan perkiraan berapa valuasi yang pantas dibayarkan pada hari ini.
Dan sudah semestinya pengukuran ini hendaknya bersifat objektif dengan memasukkan sedikit saja unsur subjektif. Subjektivitas tetap diperlukan dalam memutuskan perkara yang meragukan. Spekulasi itu sudah pasti, namun dengan didukung data-data yang valid, maka diharapkan resiko kegagalan spekulasi bisa diantisipasi.
Perkiraan Jumlah
Memperkirakan jumlah pasukan itu berkaitan erat dengan pengukuran di atas. Jika dalam kondisi medan yang sulit, berbukit-bukit, bebatuan dan banyak pohon, jumlah pasukannya mungkin tak sebanyak seperti kondisi lapangan terbuka. Begitu juga memperkirakan jumlah pasukan yang sedang bersiaga penuh di benteng tentunya lebih sulit ketimbang mempekirakan jumlah pasukan yang sedang bersiaga di pos-pos kecil.
Untuk aturan yang kedua ini, kita harus mengakui bahwa sangat sulit untuk memperkirakan jumlah pasukan di bursa saham, karena yang dihadapi adalah pasukan yang sedang bersiaga penuh di benteng dengan kekuatan yang tak terbatas. Saat kondisi bearish datang, tekanan jual terus terjadi saban hari seperti tak mengenal kata capek dan bosan. Guyuran bertubi-tubi terus diluncurkan ke bursa saham. Begitu pula dengan kondisi bullish dimana tekanan beli bisa datang bertubi-tubi.
Kalkulasi
Karena hampir tidak mungkin kita memperkirakan berapa jumlah pasukan yang bersiaga di benteng bursa saham, maka sebenarnya di atas kertas ini menjadi pertarungan yang mustahil buat dimenangkan. Tapi Sun Tzu tentunya tak mengatakan bahwa jika jumlah pasukan sulit diukur, lantas kekalahan menjadi sebuah keniscayaan. Itulah saatnya menerapkan aturan yang ketiga berikut ini.
Pengukuran dan perkiraan jumlah yang dilakukan sebelumnya tidak hanya buat menilai kondisi medan, tapi juga jarak dan sasaran. Jika sebuah saham A naik dengan volume yang relatif sedikit, sedangkan kamu tahu bahwa posisi resistennya masih jauh, maka kesimpulan pertama yang harus dipertimbangkan adalah bahwa pasukan yang diturunkan masih sedikit. Tapi analis biasanya akan latah mengatakan bahwa harga naik tanpa didukung oleh volume yang biasanya berakhir pada kesimpulan negatif. Apakah validitas harga naik itu harus dengan volume yang besar? Apakah salah harga naik dengan volume yang sedikit? Ada kalanya harga naik dengan volume sedikit itu mengindikasikan banteng yang lemah, tapi ada kalanya justru menyiratkan banteng masih menyimpan banyak sekali pasukan buat diterjunkan besok. Maka berhati-hatilah dalam mengambil kesimpulan. Jika kamu bisa dengan baik memperkirakan itu semua, maka kamu mungkin bisa memperkirakan seberapa besar jumlah pasukan yang akan diturunkan untuk mencapai sasaran tersebut.
Keseimbangan Kesempatan-Kesempatan
Aturan keempat ini merupakan penilaian terhadap aturan ketiga di atas. Ini sebenarnya bertujuan untuk mengukur tingkat keberhasilan masing-masing kalkulasi. Contoh : dalam kondisi bearish, berapa persen keberhasilan menggunakan candlestick sebagai sinyal reversal dibandingkan dengan fibonacci retracement? Atau, berapa persen kegagalan dalam aplikasi Stochastic sebagai sinyal beli dibandingkan dengan MACD? Dalam membangun sistem, kamu dituntut untuk berlaku adil. Tidak ada sistem yang tak punya kelemahan. Begitu juga, tidak ada sistem yang tak punya kelebihan. Maka kamu kudu mencatat porsi kelebihan dan kekurangan masing-masing cara, agar kamu bisa mantap menggunakannya nanti di bursa.
Kemenangan
Kemenangan itu bisa diraih dengan cara tidak membuat kesalahan dan menempatkan diri pada tempat yang menang. Kalau ini memaksamu untuk membuat algoritma trading sendiri, maka lakukanlah. Dengan mengetahui kelebihan dan kekurangan masing-masing cara, selanjutnya kamu bisa menyusun sebuah sistem sesuai dengan kemampuan terbaik masing-masing indikator. (Baca juga Moving Average). Ini berlaku tak hanya buat teknikal, tapi juga fundamental.
Ada satu hal yang perlu dicatat dalam proses kemenangan ini. Saya menyadari, dan mungkin kita semua menyadari, bahwa kita selalu berharap-harap cemas akan bisa meraih kemenangan di bursa, padahal kita sering sekali kalah dan masih tetap kalah saat berhadapan dengan situasi medan yang kerap kali berubah-ubah itu. Tapi tak ada pilihan lain selain mencoba dan mencoba lagi, walaupun kita tahu akan kalah lagi nanti. Sobat, mungkin bursa bisa memperkirakan berapa jumlah pasukan yang kamu miliki. Namun ia tak mungkin memperkirakan berapa jumlah pasukan yang akan kamu turunkan di tiap peperangan. Tempatkanlah posisimu pada tempat yang sulit dikalahkan. Lakukanlah seperti perang gerilya, dimana kamu hanya menurunkan sedikit pasukan untuk melihat apakah pasukanmu itu bisa berhasil menembus jantung pertahanan target. Jika itu berhasil dilakukan, maka kamu akan melihat bahwa bursa saham itu persis seperti sebuah pohon mangga raksasa yang buahnya ranum dan dijaga oleh ratusan ribu pasukan elang buat menghalau ribuan kelelawar yang datang mendekat yang mencoba menerobos masuk demi menyicipi buahnya.
Post a Comment