Banyaknya waktu yang dihabiskan mengarungi lautan bursa saham ini ternyata tidak serta merta menjadikan seseorang itu paham tentang bursa. Ada yang sudah berpengalaman 5-10 tahun, tapi tak juga mendapat hasil yang memuaskan. Ada yang baru menjalani 3-5 tahun, eh profitnya sudah kayak trader profesional saja. Ya memang pasar saham itu tidak bisa diibaratkan sebuah jenjang pendidikan formil, dimana belajar 4-5 tahun bisa diwisuda sebagai sarjana, diakui keilmuannya oleh berbagai pihak, dan sebagainya. Pasar saham itu juga tidak seperti bisnis riil lain, yang bisa dikerjakan sambil lalu dengan iming-iming "Ah.. nanti kan lama-lama ngerti juga." Sewaktu saya meninggalkan pekerjaan saya dan memutuskan untuk totalitas di dunia saham, seorang teman saya menyindir, "Ngapain harus berhenti kerja? Dibikin sambilan aja kan bisa." Maksudnya, saya tidak usah berhenti kerja, tapi investasi saham dilakukan sebagai pekerjaan sampingan saja. Bukannya tidak mau mengikuti nasehatnya, tapi saya menyadari sepenuhnya mempelajari pasar saham ini membutuhkan energi ekstra dan pemikiran ekstra. Banyak sekali hal-hal di dunia saham ini yang sangat menyita waktu untuk mempelajarinya. Semakin saya mencoba mendalami saham, maka semakin saya lupa pekerjaan saya. Apa yang terjadi? Saya menjadi seorang yang tak profesional di bidang pekerjaan, sekaligus seorang pembelajar saham yang masih setengah-setengah. Itu sebabnya saya memutuskan untuk keluar dari pekerjaan agar bisa fokus ke saham. Tapi memang banyak hal yang tak semulus perkiraan semula.
Sulit mempelajari saham membuat delusi di otak trader. Kita akan cenderung menyalahkan pasar. Kita menyalahkan orang lain sebagai biang kerok kerugian yang kita alami. Kita menyalahkan asing. Kita menyalahkan broker. Dan seterusnya. Walaupun kita sadari bahwa kesalahan itu datang dari diri sendiri, rasanya belum puas kalau belum menyalahkan orang lain. Itu delusi namanya. Lamanya waktu yang dihabiskan untuk mempelajari saham, bukan 1-2 tahun, melainkan bisa lebih dari 5 tahun, hanya untuk menyaksikan posisi yang makin lama makin terpuruk, tentunya membuat frustrasi siapapun di bisnis ini. Saya pikir orang yang mentalnya paling stabil sekalipun bisa sinting di dunia saham ini. Kenapa begitu? Ya itu tadi, karena frustrasi. Jangan dulu mengira bahwa mungkin mereka orang-orang yang malas belajar, atau orang-orang yang tak begitu pintar. FYI, banyak di antara mereka yang sudah menyandang predikat master, trainer, dan sebagainya, sampai-sampai saya sulit membedakan antara trader pemula dengan trader profesional karena catatan prestasinya sama saja. Malah beginner luck justru lebih baik. Jadi tidak salah saya katakan, jika pengalaman malah menjadi ampas, maka trader profesional pun akan terlihat seperti trader pemula.
artikel yang sangat bagus tuan
thanks nice info
Post a Comment