Tabel FNBS disusun bukan dalam rangka memberikan rekomendasi. Tidak ada rekomendasi di situ. Saya juga bukan tipe trader yang suka ikut-ikutan, apalagi ikut-ikutan asing. Saya hanya mencatat aktivitas asing pada 101 macam saham dan dibandingkan dengan 5 hari average volume oleh asing itu sendiri. Bisa dikatakan kalau volume beli yang terbentuk sangat besar, yang terjadi justru harga bukannya naik, malah bisa berbalik arah turun. Begitu juga sebaliknya jika volume jual oleh asing sangat besar, bisa terjadi justru harga rebound. Jadi perlakuan volume FNBS ini hampir mirip dengan volume di saham itu sendiri. Karena berkelakuan seperti volume teknikal, maka kita jangan terlalu berpatokan pada ada tidaknya asing di situ, tapi perlakukan ia seperti volume teknikal yang biasa digunakan di grafik-grafik saham. Bagaimana kalau tidak ada asing sama sekali di sebuah saham? Ya sudah, pake volume teknikal di grafik saja. Sederhana, toh.
Saya senang berburu di saham-saham blue chips. Karena itu saya menggunakan FNBS itu untuk melihat secara cepat mana-mana saham yang mencatatkan akumulasi oleh asing, padahal harga belum naik, atau mana-mana saham yang sudah dibuang oleh asing terlalu banyak, padahal fundamentalnya bagus. Psikologi terbalik? Ah ya, di bursa saham 1 + 1 tidak selalu hasilnya 2. Kita lakukan saja apa yang harus dilakukan, dan jangan terlalu kaku. Kalau gagal, kita cari jalan lain. Hehee.. Ayoo, semangaatt!
Asing atau Aseng?
Ini istilah buat menyindir trader asing dan lokal yang suka bertukar-tukar baju. Ya karena uang beredar didominasi oleh asing, rasanya wajar kalau psikologi trader akan cepat terpengaruh melihat aksi-aksi pamer guyuran atau borongan oleh asing. Belum lagi pas ngintip antrian jual, ternyata isinya F melulu. Hadeuh..
BEI tetap mencatat semua transaksi oleh kode F. Jadi sekalipun yang melakukan transaksi adalah asing jadi-jadian alias aseng, tetap dicatat sebagai F. Tapi sepanjang yang saya amati, asing atau aseng ini tidak menjadi soal lagi. Terserahlah mau pake kode apa. Kalau perlu pake kode M alias Mahadewa sekalian, biar kelihatan nambah sakti. Di sini kita tidak sedang menilai "who", tapi "what for". Ini berguna untuk memprediksi apa result-nya nanti. Kalau memang investor asing berminat pada sebuah saham dan membelinya untuk keperluan investasi jangka menengah s/d panjang, maka harus ada alasan yang cukup bagus untuk itu, yang biasanya memang sarat dengan nuansa analisa fundamental. Ini untuk mengantisipasi manipulasi asing pada saham-saham tidak jelas padahal katanya investor jangka panjang dan sudah melakukan riset.
Asing atau aseng? Sudahlah, tidak penting lagi. Kerjakan saja pe-ermu.
Post a Comment